pernikahan gadis miskin dengan orang yang kaya, ia bisa menikmati seluruh kekayaannya namun ia terkurung dalam sebuah rumah mewah dengan segala harta yang berlimpah namun hidupnya terkekang bagai di dalam sangkar emas dan harus terluka karna suaminya tak mencintainya, hingga kebahagian hadir setelah suaminya sadar akan cintanya namun semua harus terhalang saat flora mengetahui masa lalunya yang sebenarnya, siapakah yang akan flora pilih masa lalunya atau orang baru, semua masih menjadi misteri yang harus di rahasiakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuma lovely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pinggiran danau
Kini sampailah mereka di sebuah hotel, si wanita yang mengendarai mobil segera turun dari mobilnya dan membantu Elzio untuk turun juga
di saat Samapai di depan hotel, tanpa mendaftar terlebih dahulu, satpam di sana langsung membantu Elzio menuju kamar
ia lalu di rebahkan di sebuah ranjang, "terimakasih pak " ucap wanita dan sekarang mereka hingga berdua saja
di kamar yang luas itu, pintu pun sudah terkunci
Elzio yang mabuk terus merancau tak jelas , si wanita langsung membantu membuka kancing baju itu
membelai lembut wajah Elzio, " mari kita bersenang-senang,
setelah kancing baju itu terlepas semua, terlihat jelas bentuk roti sobek di balik kaos itu
si wanita dengan tangan nakalnya berusaha menggerayangi tubuh Elzio membuka seluruh pakaian yang melekat
di rasa tak ada penolakan, ia lalu membuka seluruh pakaiannya sendiri, aroma parfum khas wanita itu menyeruak di hidung Elzio saat dirinya di ciumi membuat Elzio yang setengah sadar membuka matanya.
" siapa kamu?" tanya Elzio membuka matanya
melihat tatapan tajam Elzio, wanita itu awalnya tidak takut namun setelah cukup lama Elzio tanpa aba-aba menendangnya hingga tersungkur, darah segar mengalir melalui hidung
wanita itu menangis menahan sakit hingga akhirnya ia pergi meninggalkan Elzio seorang diri
di rumah mami rose, bukannya iba mami rose malah menampar si wanita.
"Dasar bodoh, merayu laki-laki saja tak bisa, dia itu tambang emas kita, kalau kamu gagal seperti ini maka jangan berharap mendapatkan lebih" .
wanita itu meringis menahan sakit, belum saja lukanya sembuh ia sudah mendapat lagi tamparan
ada dendam yang mulai tumbuh yang tak bisa ia ungkapkan
di pagi hari Elzio membuka matanya, ia sadar jika dirinya sedang berada di kamar hotel, dengan cepat memakai pakaiannya lalu pergi meninggalkan hotel
kali ini ia memilih untuk pulang, sesampainya di rumah ia di sambut hangat oleh flora, meskipun flora tau Elzio mungkin tidak pulang namun ia tetap memasak untuk Elzio
" sudah pulang mas, ayo makan," ajak flora, memberi salam hormat untuk suaminya dengan mencium tangannya
Elzio memang membiarkan flora untuk menciumnya namun sikap acuhnya itu membuat flora merasa sakit
tanpa berkata Elzio pergi menuju kamar, ia langsung pergi ke kamar mandi dan saat keluar baju kantor telah di siapkan, semua yang ia lakukan atas dasar pemberitahuan dari Maria
hingga saat keluar Alvaro sedikit heran saat pakainya sudah siap
ia lalu segera bersiap dan memilih turun, meskipun di acuhkan flora tetap saja mengikuti suaminya, tekadnya kali ini sudah bulat
mereka pun makan di meja makan bersama namun tak ada percakapan, Maria hanya bisa memandangi pemandangan itu dan merasa kasihan pada flora
" aku siapkan bekal ya mas?" ucap flora menatap ke arah elzio yang sudah lebih dulu makan
" nggak perlu" sahut Elzio dan pergi tanpa pamit
flora hanya bisa memeluk Maria untuk mengurangi rasa sakitnya
setelah suaminya pergi kini flora di jemput oleh supir menuju kediaman utama, di sana ia di sambut hangat, suasana yang lebih ramai membuatnya tenang
dari lantai dua di kamar yang pernah ia tinggali, flora melihat Elgio yang duduk di pinggiran danau
dengan berlari kecil flora menuruni anak tangga, ia bersenandung kecil lalu dengan pelan mendekat ke arah Elgio
ia langsung menutup mata Elgio dari belakang " ayo tebak siapa aku?"
Elgio mencoba membuka tangan itu, " flora mau apa kamu?"
" ya mau nemenin kakak ipar aku,"
Elgio nampak menoleh ke arah flora, namun hanya sesaat
" udah sarapan kak, gimana kalau kita sarapan di sini saja, kayak orang piknik gitu"
" Elgio nampak diam"
tanpa menunggu jawaban Elgio flora lalu menugaskan pelayan untuk menyiapkan makan di pinggiran danau.
Elgio merasa ada desiran angin di hatinya merasakan perhatian flora.
" mulai sekarang kita teman, kakak harus semangat untuk sembuh"
Untuk pertama kalinya Elgio mengangguk hingga flora merasa sangat tenang