Menantu Buruk Rupa Menjadi Mafia

Pagi telah tiba, Luna terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih terpenjam, dia menggeliatkan kedua tangannya sambil menguap.

Perlahan-lahan Luna membuka kedua matanya, dia terperanjat begitu menyadari dirinya sama sekali tidak mengenakan pakaian, tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut tebal saja.

"Aaaaaa!"

Wanita itu pun menjerit histeris begitu melihat ada noda darah di ranjang tempat dia tidur semalam.

Luna mulai mengingat sedikit demi sedikit adegan panas yang dia lakukan bersama Jonathan semalam, membuat wanita itu menutup mulutnya sendiri. Mengapa bisa keperawanan yang selama ini dia jaga harus direnggut oleh seorang pria asing dan menyebalkan seperti Jonathan. Padahal dia ingin memberikannya untuk seorang pria yang akan menjadi suaminya kelak, meskipun itu Arga.

"Bodoh banget kamu Luna. Mengapa bisa kamu... kamu..." Luna tidak sanggup meneruskan perkataannya. Dia merasa malu kepada dirinya sendiri, mengapa dia bisa menikmati dan mendes-ah ketika Jonathan mengga-gahinya. Bahkan dia yang telah menggoda Jonathan duluan.

Ceklek!

Luna dikejutkan dengan suara decitan pintu terbuka, dia melihat ada seorang wanita masuk ke dalam kamarnya dengan mengenakan pakaian khusus pelayan dan membawa makanan di dalam nampan.

"Siapa kamu?" tanya Luna kepada wanita itu. Dia menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Nama saya Via, pelayan di vila ini." Via bertugas untuk membersihkan vila dari pagi sampai sore hari di vila milik Jonathan yang ada di Singapura itu.

Kemudian Via menyimpan makanan dan minuman untuk Luna di atas nakas. "Saya disuruh Tuan Rafael untuk menyiapkan sarapan pagi untuk anda, Nona."

"Lalu kemana dia?" Luna rasanya ingin sekali menampar pria itu karena sudah lancang memanfaatkan dirinya yang sedang mabuk. Bukankah Jonathan sendiri yang bilang bahwa dia tidak akan pernah menyentuh tubuhnya? Tapi pria itu malah mengingkari janjinya.

"Tuan Rafeal sudah kembali ke Indonesia, Nona." jawab pelayan bernama Via itu.

Luna terperangah mendengar jawaban dari pelayan tersebut. Kemudian Luna mendengus kesal, Jonathan memang pria tidak berperasaan. Setelah merenggut kehormatannya, pria itu malah pergi begitu saja meninggalkan dirinya.

Luna pun mengepalkan tangannya, dia sangat marah sekali kepada pria yang sudah menculik dan menodainya itu.

Luna sangat menyesal seharusnya dia tidak perlu mengerjai wanita malam yang disewa oleh Jonathan dengan membuatkannya jus cabe, sehingga kini dia yang menjadi sasaran na-fsu bi-rahinya Jonathan.

"Setelah selesai sarapan dan membersihkan diri, Nona harus kembali ke Indonesia. Ada delapan orang bodyguard yang akan mengawal Nona."

Luna sangat menyadari dirinya tidak akan mungkin bisa melarikan diri dari anak buahnya Jonathan, mereka pasti akan menebaknya jika dia berani melarikan diri.

Namun, dia rasa tidak ada salahnya jika dia meminta bantuan kepada Via, siapa tahu pelayan itu mau membantunya untuk kabur.

"Apa kamu tahu perusahaan YBS?" tanya Luna kepada pelayan wanita tersebut.

Via menganggukkan kepalanya, "Ya, Nona. Saya tahu."

"Aku adalah pewaris perusahaan itu. Aku punya banyak uang. Karena itulah aku membutuhkan bantuan darimu. Aku akan membayar berapapun yang kamu mau asalkan kamu mau membantu aku untuk melarikan diri." Luna sangat berharap Via mau membantunya.

Namun, sayangnya Via tidak bisa membantu Luna untuk melarikan diri. "Maaf tidak bisa, Nona. Jika saya membantu Nona, mungkin besoknya saya tidak akan ada di dunia ini. Tuan Rafeal tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berkhianat kepadanya. Bahkan mungkin Nona juga akan ditembak mati."

Luna pun menghela nafas dengan berat. Mengapa sulit sekali untuk melarikan diri dari pria kejam dan cabul seperti Jonathan?

"Astaga! Mengapa aku harus berurusan dengan pria kejam dan pria cabul seperti Rafael Wilson?" keluh Luna dengan nada pelan.

"Cabul?" Nampaknya pelayan itu tidak menyetujui dengan apa yang dikatakan oleh Luna yang mengatakan bahwa Jonathan adalah pria cabul.

"Iya, dia adalah pria cabul. Pasti banyak wanita yang sudah dia tiduri." Luna mengatakannya dengan nada kesal. Mengingat semalam Jonathan membawa wanita malam ke vila, pasti Jonathan sering bercinta dengan banyak wanita. Luna tidak tahu dia wanita keberapa yang ditiduri oleh Jonathan.

"Maaf, Nona. Tuan Rafael selama ini tidak pernah bermain dengan wanita. Tuan Rafael adalah orang yang sangat setia kepada calon istrinya. Untuk pertama kalinya Tuan Rafael membawa wanita kesini, yaitu anda." Karena itulah Jonathan sudah membayar Via untuk menjaga rahasia bahwa malam ini Jonathan dan Luna menginap di vila.

Luna terperangah mendengarnya, ternyata selama ini Jonathan tidak pernah bermain dengan wanita lain, dia adalah seorang pria yang sangat setia kepada calon istrinya itu. Apakah itu artinya Luna bisa dikatakan pelakor?

Setelah Via pergi dari kamarnya, Luna masih terdiam di atas ranjang. Mungkin karena dia sangat merasa bersalah kepada calon istrinya Jonathan, karena dia semalam telah tidur dengan Jonathan.

"Ah bagaimana ini? Aku gak mau menjadi pelakor. Lagian aku melakukannya saat sedang dalam keadaan mabuk, dan gak akan pernah melakukannya lagi. Bahkan diantara kami tidak ada cinta." Luna tidak ingin dirinya dikatakan pelakor karena sudah tidur dengan calon suami orang. Di sepanjang hidupnya, dia tidak pernah bermimpi untuk mendapatkan gelar itu.

Luna bergidik ngeri membayangkan jika dia dilabrak oleh calon istrinya Jonathan, seperti berita-berita viral itu yang sering terlihat di sosial media. Jangan sampai Luna bernasib seperti itu.