Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 2
"Aahh...." Teriaknya.
Saat ini dia sedang terjatuh di trotoar. Karena seseorang sedang mengejarnya.
Mereka adalah teman-teman kakak laki-laki angkatnya.
Dia memegang lututnya yang berdarah. Terasa sakit, dia memandang sekeliling dan juga melihat tubuhnya sendiri.
"Ini.. Bukankah ini peristiwa lima tahun lalu?"
Dia tercengang.
Ini adalah hari di mana orang tua kandungnya menemukan dirinya. Dan membawanya ke mansion Wang.
Saat itu, lima tahun lalu. Dia di temukan setelah teman-teman kakak angkatnya menggagahinya.
Dalam keadaan berlumuran darah dan babak belur, dia di temukan di ruko kosong tidak jauh dari tempatnya saat ini terjatuh.
Walaupun orang tua kandungnya menerimanya. Tetapi, mereka memandangnya dengan jijik. Walaupun di bibirnya ada kata-kata menghibur, tetapi mereka sama sekali tidak pernah memeluknya.
Karena sewajarnya orang tua dan anak akan berpelukan di saat pertama kali bertemu. Setelah sekian lama tidak saling kenal.
Tapi mereka tidak pernah melakukan itu.
Saat ini, Daniella Wang sedang berusaha berdiri dari keterkejutannya. Dan berlari ke arah ruko yang terdekat.
"Hei, kemana kau hendak lari gadis cantik?" Tawa para pria bajingan itu.
Walaupun mereka teman kakak angkatnya. Tetapi karena kakaknya itu kalah taruhan, sehingga dia harus menyerahkan adiknya itu untuk membayar hutang-hutangnya.
"Jangan berlari lagi. Kami tidak akan bersikap kasar jika kau menurut. Ini demi kebaikan kakakmu juga." Ucap salah satu dari mereka.
Jumlah mereka ada tiga orang. Walaupun begitu, tubuhnya besar dan kuat membuat Daniella menjadi takut.
Tunggu..! Itu dulu. Tapi setelah kehidupannya yang lalu. Dia hidup di pulau terpencil, membuat dia semakin kuat dalam bertahan hidup.
Dia menetralkan nafasnya. 'Mengapa aku harus lari?' Pikirnya. Baru dia sadari, bahwa dia bisa menghancurkan orang-orang ini.
Tidak sia-sia dia belajar ilmu beladiri dengan keras. Bersama hewan-hewan liar di pulau itu. Dia menghela nafasnya, tiba-tiba dia rindu dengan teman-temannya itu.
Ya, menurutnya lebih baik berteman dengan para hewan itu. Dari pada manusia-manusia berhati hewan seperti orang-orang yang di depannya ini.
Apalagi dengan keluarganya. Kecuali kakek angkatnya. Ya, awalnya dia mengira bahwa orang tua angkatnya adalah orang tua kandungnya.
Sedangkan kakek angkatnya adalah tetangga dari orang tua angkatnya. Dia sering di marahi dan di usir. Dan hanya rumah kakek Fang yang menerimanya dan memberinya makan.
Kakek Fang hidup sebatang kara. Dia tinggal tidak jauh dari rumah orang tua angkatnya. Jika di rumah dia tidak di beri makan, maka dia akan pergi kerumah kakek Fang. Membantu orang tua itu menganyam keranjang, untuk di jual keliling oleh kakek Fang. Kakek itu akan senang hati membagi makanannya.
Sampai Daniella remaja, dia bekerja serabutan di luar sana. Dan hasil kerjanya biasanya di ambil oleh ibunya dan kakaknya.
Terkadang dia telat membayar uang sekolah. Gara-gara ibunya mengambil uang sekolah yang telah dia simpan.
Sebelum berangkat sekolah, dia harus menyiapkan serapan untuk keluarga itu. Dan kadang untuk berbelanja keperluan dapur juga memakai uang hasil kerjanya. Walaupun kadang dia tidak ikut makan di rumah itu.
"Apa mau kalian?" Dia mencoba untuk mengulur waktu sampai orang tua kandungnya datang.
"Kakakmu telah berjanji kepada kami. Hutang-hutangnya akan lunas dengan membayar dengan tubuhmu." Ucap mereka dengan senyum yang menjijikan.
Tatapan mesum mereka membuat Daniella ingin muntah. Dia mulai mempersiapkan kuda-kuda. Jika sewaktu-waktu mereka menerkamnya, dia sudah siap melawan.