Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Ketegangan pun berlalu begitu saja, berharap memang bahwa ada kehidupan lain di perut Maudy adalah nyata.
Maudy menatap semua yang ada disana, dia menghela nafas kasar dan menganggukan kepala.
Ya,
Amanda dan Bunda sudah menyuruh nya memeriksa keadaannya pada Dokter keluarga.
Awalnya ia menolak, tetapi ia akhirnya setuju juga setelah melihat raut wajah semua nya yang berharap.
Dan,
Disini lah mereka, di kamar Maudy dan Leon yang khusus di buat oleh Ayah dan Bunda nya.
Mereka menunggu hasil dari pemeriksaan oleh Dokter keluarga.
Hingga,
"Bagaimana Dok?" tanya Leon antusias.
Dokter tersenyum tipis.
"Hasil pemeriksaan memang dinyatakan positif hamil, tapi tidak tau sudah berapa minggu"
"Coba ke Dokter kandungan dan di Usg agar lebih jelas lagi" jelas Dokter dengan santai.
Hah.
Hah.
Leon langsung memeluk Maudy, dia mengecup hampir seluruh wajah sang Istri dengan bahagia.
Amanda?
Dia yang paling terakhir tersadar akan ucapan Dokter.
"Arggghhhhh"
"Akhir nyaa gue punya adik, adik kecil uhhh" teriak Amanda dengan bahagia.
Amanda langsung saja menghampiri Maudy yang masih di pelukan Leon.
"Ayah, minggir dulu aku mau meluk Bunda ku sayang" ucap Amanda dengan kesal.
"Nanti saja, lihat saja Istri Ayah masih mau di peluk sama Ayah" celetuk Leon santai.
Ck,
Amanda berdecak kesal, dia lalu menatap Bunda dengan wajah memelas nya.
"Biarkan saja dulu Nak, sana kamu ikut saja membeli alat untuk memeriksa kandungan Bunda kamu" ucap Bunda dengan lembut.
Huh.
Amanda pun mengangguk, dia lalu menatap kesal pada sang Ayah.
"Ayo sayang" ajak Alwi lembut.
Amanda pun pergi bersama ketiga Pria yang sangat antusias itu,
Disana hanya ada Ayah, Bunda dan Leon yang menemani Maudy yang ternyata sudah terlelap di pelukan Leon.
"Kami keluar dulu ya, Nak" ucap Ayah lirih.
"Iya Ayah, Bunda" balas Leon lirih.
*
Amanda dan para Pria sudah sampai di toko khusus kebutuhan Rumah sakit.
Dia lalu mengajak ketiga Pria tersebut ke ruangan dimana disana ada Dokter khusus keluarga Davinci.
"Nona muda" sapa Dokter tersebut.
Amanda mengangguk saja, dia lalu menceritakan semua pada sang Dokter.
Dia lalu kembali duduk dan membiarkan para Pria serta Dokter yang ke ruangan dimana barang yang ia butuhkan.
Amanda memainkan ponsel nya dengan santai,
Ting.
"Ck, dia akan menjebakku kembali. Biarkan saja ahh" gumam Amanda kesal.
"Kau terlalu berani bermain-main Tuan Arthur, sekarang lawanmu bukan hanya kami. Tapi, Keluarga Alaska pun jadi lawanmu" gumam Amanda kembali.
Amanda menatap Alwi yang sudah kembali, dia merentangkan tangannya tanda ingin di peluk.
Alwi memeluk nya dengan lembut, ia tau bahwa kekasih nya sedang tidak baik-baik saja.
"Tenang saja sayang, semua nya akan baik-baik saja" lirih Alwi dengan lembut.
"Heemm, kalau sampai dia berani mengusik Bunda ku, akan aku musnahkan dia" lirih Amanda dengan geram.
Alwi menepuk pelan pundak sang kekasih, dia mengecup pucuk kepala nya dengan sayang.
-
Setelah selesai, mereka semua memutuskan untuk pulang saja.
Mood Amanda masih jelek, dia masih terlihat emosi dan menahan amarah.
Dia langsung saja masuk ke dalam kamar Maudy, dia akan tidur bersama sang Bunda.
Leon hanya diam saja, dia sudah tau bagaimana Amanda jika sudah emosi dan marah.
"Biarkan saja Bun, dia memang begitu dan obatnya hanya Maudy" ucap Leon pada Sang Ibu Mertua.
.
.
.
