Dua tahun menikah dengan suamiku sungguh sangat membuatku curiga.Bagaimana tidak selama dua tahun ini dia Hannya menyentuhku tiga kali,mertua ku yang sangat sombong mengatai ku wanita mandul hingga suatu saat aku mengetahui rahasia suamiku yang sangat membuatku tidak percaya dan nyaris pingsan.
apa rahasia suamiku,apa yang terjadi dengannya ikuti dalam kisah cerita ini ya jangan lupa dukung cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 ~ Aku kaya,aku tidak butuh mereka ~
Doni menghela napas berat,sungguh ironis hidup yang dia jalani,entah kehidupan seperti apa yang dia jalani sekarang ini,begitu berat rasanya menjalani pernikahan yang tidak seutuhnya.Bagaimana bisa hatinya harus ikhlas menjalani kehidupan seperti ini,dia bekerja keras untuk wanita yang tidak dia sukai dan juga anak yang bukan darah dagingnya.
" Mungkin aku tidak membutuhkan mereka,anak dan juga wanita,aku butuh uang dan harta aku bisa membayar orang untuk merawat diriku di masa tua." Ucapnya dengan nada berat.
" Doni..Doni hidup ini tidak selamanya tentang uang,di saat tua nanti mungkin kamu tidak butuh uang lagi tapi butuh ketenangan hidup,dan kamu hanya bisa mendapatkan itu dari anak istrimu,aku memang pria kotor,pria pendosa suatu saat aku akan bertaubat dan mencari jati diriku dan membentuk rumah tangga yang akan kujalani sampai di hari tua nanti." Ucap Abian terus menasehati Doni yang terlihat begitu menyombongkan kekayaan yang dia miliki.
" Alah....Sudahlah kamu juga sama busuknya dengan aku,dan bahkan kamu mencari uang dengan cara hina seperti ini,apa bedanya aku dan kamu sama-sama busuk kok." Jawab Doni dengan raut wajah masam sepertinya dia tidak suka mendengar nasehat Abian.
Abian terdiam,dia tidak mau melanjutkan obrolannya lagi,dia takut pria yang ada di depannya semakin emosi dan marah.
" Mau kemana, baru datang sudah mau pergi lagi?"
" Aku sudah tidak mood kamu sama saja dengan orang-orang diluar sana,aku butuh ketenangan,bukan nasehat murahan yang kau ucapkan,aku tidak butuh itu." Jawab Doni sembari meninggalkan Abian dia apartemennya.
" Dia kira dia siapa,dia hanya manusia yang menjual tubuhnya agar mendapatkan uang,dia tidak lebih baik daripada aku." Doni terus mengomel sampai akhirnya sampai di parkiran bawah tanah.
*****
Tamara keluar dari kamar setelah beristirahat sebentar,tubuhnya kembali ringan setelah minum vitamin yang dibelinya dari apotek,dia berharap dia tidak mengidam seperti wanita pada umunya karena dia tidak ingin menjadi wanita lemah yang ditindas mertua.
" Bagaimana hasilnya apa kamu sudah positif hamil?" Tanya Sarah saat bertemu Tamara di dapur.
" Sudah ma,aku sudah hamil." Jawab Tamara.Dia tidak terlalu berharap perhatian dari mertuanya karena dia sadar mertuanya bukan tipe manusia yang bisa menerima keadaan.
" Hmm baguslah,setidaknya anakku tidak sia-sia menghabiskan uang untuk menikahi wanita miskin sepertimu,aku cuma heran begitu banyak wanita yang mengejar anakku,kenapa dia malah menikahi wanita miskin dan orang kampung sepertimu,padahal yang aku lihat dia juga tidak mencintaimu sama sekali." Jawab mertuanya sinis.
" Kenapa mama tidak tanyakan langsung pada putra mama agar semuanya jelas,lagian dia kok yang mengajakku menikah,bukan aku yang mengajaknya,jadi aku juga tidak tau kenapa putra mama menikahi ku,seperti yang mama bilang dia juga tidak menyukai ku tapi dia malah bisa membuat ku hamil." Jawab Tamara dengan nada menekan membuat Sarah membesarkan matanya mendengar jawaban telak dari menantu yang tidak pernah dia sukai.
" Kau...!!! Dasar menantu kurang ajar,aku akan menendang mu setelah keluar dari rumah ini setelah melahirkan anak itu." Dia mengomel sambil memaki Tamara,dia tidak bisa menahan rasa kesal setelah Tamara pergi begitu saja dari dapur dan mengabaikan setiap ucapannya.
" Kamu tetap bekerja di rumah ini sekalipun kamu sedang hamil." Teriak Sarah dan Tamara sama sekali tidak menggubris semua ucapan mertuanya.
****
Tamara naik ke lantai atas,dia menatap bunga-bunga yang sedang mekar di taman,sebenarnya dia sangat sedih dengan nasibnya yang malang,dia hamil tapi satu pun keluarga suaminya tidak ada yang peduli.
" Jangan salahkan aku mas Doni jika pada akhirnya aku hanya melihat uang mu,kamu yang memaksaku menjadi wanita seperti itu,dari awal menikah sedikit pun kamu tidak memberikan aku perhatian." Ucapnya dalam hati sembari menyeka matanya yang sudah mulai berembun.
Tiba-tiba saja dia merindukan kedua orang tuanya,dia sengaja tidak menghubungi orang tuanya setelah memberikan uang tiga puluh juta yang mereka minta.Dia tidak ingin orang tuanya terus menerus meminta uang padanya,tapi sebagai anak yang baik dia selalu memantau keluarganya dari tetangganya di kampung.
" Ibu aku kangen,ingin sekali aku menceritakan semua rasa sesak yang ada di dada ini,tapi aku yakin kalian pasti tidak akan peduli yang kalian pedulikan hanya uang..Uang dan uang terus,kalian pasti tidak akan peduli dengan rasa sakit yang aku alami saat ini." Ucapnya sembari mengusap matanya lagi.Pada saat itu dia melihat mobil suaminya masuk ke dalam halaman rumah,dia segera merapikan wajahnya yang berantakan setelah itu dia kembali ke dalam kamarnya.
Braaakkk....
Sebuah amplop coklat yang tebal melayang ke wajahnya,suaminya menatapnya dengan tatapan penuh kesombongan entah kenapa pria itu terlihat marah dan kesal.
" Itu uang untuk mu,kamu pakai untuk membeli kebutuhan mu dan juga kebutuhan calon bayimu,aku tidak ingin kamu membahas itu di hadapan ku, karena semua kebutuhannya sudah aku penuhi.Dan satu lagi mulai hari ini kamu tidur di kamar tamu,dan tolong jangan sering-sering muncul di hadapan ku." Ucapnya setelah melempar uang itu tepat ke wajah Tamara.
Tamara menelan ludahnya sendiri serta mengigit bibir bawahnya,pria itu tidak memberinya kesempatan bicara,tenggorokannya terasa kering ,dia ingin tau kenapa Doni mengatakan bayimu kepadanya,padahal itu bayi mereka tapi Doni sudah keburu masuk ke dalam kamar mandi.
" Bayimu?...Apa maksud ucapannya itu,bukan kah ini anak kami bersama apa dia benar-benar tidak menginginkan bayi ini?" Ucapnya dalam hati.
" Kenapa belum keluar,kamu tidak paham apa yang aku katakan tadi,kamu tidak mengerti,aku tidak ingin melihat mu lagi,keluar!!!." Doni menjerit,hingga membuat Tamara ketakutan lalu dia segera keluar sambil membawa amplop tebal berisi uang.
" Dasar laki-laki gila,entah apa yang merasuki hatinya hingga moodnya selalu berubah,semua manusia di rumah ini tidak ada yang normal." Ucapnya setelah keluar dari dalam kamar.
****
Doni memukul tembok beberapa kali,hingga tangannya luka dan berlumuran darah,entah kenapa sejak tau Tamara hamil moodnya begitu buruk,dia belum bisa menerima kenyataan harus membesarkan anak orang lain.
" Jika aku menceraikan dia aku takut aib besar ku akan terungkap,kalau aku bertahan aku tidak terima kalau aku harus mengeluarkan uang yang banyak untuk mereka,aku tidak terima." Ucapnya sembari mengepal tangannya yang berlumuran darah dengan kencang.
" Doni....Doni...Mama masuk bisa.?"
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️