Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.
Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.
Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.
Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 13, Kereta salju
Rumah hutan
"Apa sarapan sudah siap Nor?" Feras langsung berlari ke arah Nor tepat saat ia memasuki gerbang.
"Apa kau sudah lupa waktu? Ini sudah waktu nya makan siang loh." Ucap Nor yang terlihat berkeringat seperti baru saja latihan. "Makanan ada di meja." Nor kembali melanjutkan latihan nya.
"Ini gara gara Luke sangat pilih pilih jenis tunggangan." Feras langsung berlari ke arah dapur.
"Apa ada sesuatu yang terjadi Nor?" Kebiasaan Lisa adalah bertanya keadaan sesaat baru saja kembali, selain Luke Lisa juga merupakan orang yang sangat tajam terhadap perubahan di sekitar nya.
"Tidak ada apa apa.. aman kok hanya saja monster beruang itu terus mengamuk dari tadi itu cukup berisik dan aku takut pengikat nya lepas." Jawab Nor.
"Hmm... dia sudah kelelahan." Lisa melihat monster beruang cukup kelelahan berarti tadi sempat berjuang dengan sangat keras.
"Apa dia sebegitu pengen nya makan kristal mana?" Luke dengan santai nya melemparkan beberapa bongkahan kristal mana ke arah mulut monster beruang.
"Seperti nya kita akan menghabiskan tahun ini dengan menambang kristal mana\=_\=." Lisa memandangi Luke yang dengan santai nya melemparkan benda berharga ke mulut monster.
Terlihat Luke juga membagikan beberapa kristal mana kepada para kawanan Claw Wolf.
"Jadi bagaimana kau akan membuat apa lah nama nya itu?" Berjalan Lisa mendekati Luke untuk bertanya.
"Ya... lihat saja." Luke kemudian mengeluarkan beberapa batang kayu yang tersimpan dalam Storage nya lalu mulai mengubah nya menjadi sebuah kereta salju.
Lisa tentu kebingungan dan dengan tenang menunggu Luke mengontrol setiap batang kayu menjadi sebuah kereta, dari penglihatan Lisa memang Luke nampak membuat kereta dengan tempat duduk tapi apa apaan dengan papan melengkung di bawah nya? Di mana tempat roda nya?
"Apa kau sedang membuat roda?" Bertanya Lisa saat melihat Luke sedang menganyam beberapa tali dan kain.
"Haha kereta ini tidak memakai roda.. aku sedang membuat pelana untuk para Claw Wolf." Jawab Luke yang lumayan suka saat melihat ekspresi tanda tanya Lisa.
Meskipun membuat kereta salju cukup mudah bagi Luke tapi membuat tali dan pelana untuk Claw Wolf menarik kereta sangat lah sulit dengan tali seadanya yang tidak cukup banyak, namun meskipun begitu Luke tetap berusaha membuat pelana meskipun hasil nya tidak memuaskan.
Setelah selesai Luke segera memanggil para Claw Wolf untuk berkumpul dan memasang pelana ke pada enam Claw Wolf yang ada.
"Wouf!" Fire Wolf Van juga ikut mengibas ibaskan ekor nya sambil menjulurkan lidah seakan ingin di pasangi pelana juga.
"Tidak tidak.. Pelana nya akan terbakar jika menyentuh bulu api mu." Luke segera mengusir Van.
"Wouu..." Seakan kecewa Van sedikit menjauh.
"Nah selesai!" Luke langsung menaiki kereta salju dan siap meluncur tapi melihat Van yang terlihat agak sedih Luke pun memanggil nya. "Baiklah Van! Pimpin jalan."
"Wouf!" Van kembali bersemangat dan langsung memimpin kawanan nya untuk berlari keluar gerbang menuju salju yang tebal di hutan.
Wush!!...
"Woah!" Lisa sangat bersemangat melihat bagaimana Luke menaiki kereta salju dan meluncur kesana kemari tapi itu hanya dari sudut pandangan Lisa saja.
"Woi!!! Pelan pelan!" Luke cukup panik saat dia tidak bisa mengendalikan laju kereta nya.
Sebagai monster hutan, para Claw Wolf tentu memiliki adaptasi yang baik dengan berubahan daratan yang bersalju, mereka cukup lihai dalam berlari di atas tumpukan salju membawa kereta salju kesana kemari sebelum akhir nya Luke terlempar karena kereta tersandung sebuah bebatuan besar.
Bruk!
"Wouf!" Van panik dan segera menghampiri Luke sehingga menghentikan semua kawanan Claw Wolf.
"Sial! Apa aku cari kuda saja?" Luke merasa kesialan.
"Hmm?" Namun Lisa yang entah sejak kapan berada di samping Luke melihat nya dengan mata yang penuh antusias seakan menunggu Luke untuk mengajak nya.
"Haih... aku akan pulang kalian bermain saja sesuka kalian!" Luke sudah berjalan pulang sambil melambaikan tangan.
"Yey!" Meskipun Lisa yang paling kakak di antara mereka namun dari segi umur dia masih tetap lah anak kecil berumur empat belas tahun.
Sebenarnya Lisa sama sekali tidak membutuhkan kereta salju karena dengan skill meringankan tubuh dan kecepatan Lisa dia dapat berlari di atas salju tebal dengan santai meskipun begitu Lisa tampak antusias menaiki kereta salju dan Luke hanya membiarkan nya.
"Yah.. hitung hitung Lisa melatih para Claw Wolf dalam mengendalikan kereta." Gumam Luke tersenyum karena tidak harus membuang waktu nya untuk melatih para monster untuk terbiasa menarik kereta.
Dan seperti itulah keseharian musim dingin mereka di hutan itu, terkadang mereka bersantai berburu bahkan sering melakukan eksploitasi dungeon dengan tim dua orang secara bergantian untuk tim satu lagi tinggal menjaga kabin.
Karena halaman sudah penuh dengan kristal mana dan Luke juga tidak ingin jika ruang penyimpanan nya di penuhi oleh kristal mana, mereka pun memilih tidak menambang kristal mana untuk sementara waktu, mereka hanya fokus eksploitasi dan pembasmian monster dungeon, setelah berulang kali melakukan nya mereka pun sadar bahwa monster dungeon akan reset dalam waktu satu minggu untuk setiap monster yang di kalahkan.
Mereka terus melakukan eksploitasi sambil melatih dan meningkatkan level mereka meskipun yang mereka hadapi hanya lah sekumpulan monster katak dengan berbagai jenis hingga lantai empat, itu membuat pendapatan exp mereka mulai berkurang karena terus terusan melawan monster yang sama.
...
Suatu hari di lantai lima Saltpetre Dungeon!
"Kamu yakin ini ruang Bos?" Bertanya Nor.
"Mau di pikir bagaimana pun ini pasti ruang bos lihat saja pintu yang sangat besar ini." Jawab Feras.
"Biasa nya dungeon memiliki ruang bos untuk setiap beberapa lantai aku rasa ini adalah ruang bos nya." Ucap Luke.
Saat ini mereka ber empat meluangkan waktu untuk melakukan raid dungeon bos bersama untuk mengantisipasi kekuatan bos monster, mereka juga telah melakukan arahan sederhana dari jenis dan kekuatan setiap monster katak yang mereka lawan sampai saat ini mulai dari monster memiliki lidah yang dapat menarik senjata bahkan tubuh mereka hingga monster katak yang dapat menyemburkan racun, karena selama ini mereka terus terusan melawan monster katak hingga lantai empat yah mereka berpikir bahwa monster bos nya pasti spesies katak juga.
"Siapa yang akan membuka nya?" Bertanya Lisa.
"Biar aku saja." Luke pun berjalan dan dengan mudah mendorong pintu besar yang seharus nya sangat besar.
Yang lain pun ikut siaga dengan masing masing senjata mereka dan mulai berjalan ke ruang bos yang sangat besar, saat masuk beberapa pencahayaan pun menyala dan memantul ke sebuah saluran air yang melewati ruang bos.
Luke sempat melirik ke arah pintu sebelum fokus ke arah depan yang di mana ada boss monster yang mulai menampakkan wujud nya. "Setidak nya pintu boss nya tidak menutup seperti di film film." Gumam Luke kecil sebelum kembali fokus.
[Frog - Monster Boss]
KrakkGok Gok Gok!
Tubuh besar itu mengeluarkan suara yang sangat besar hingga menggema kesegala ruangan.
"Menghindar!" Lisa yang memiliki penglihatan tajam dapat melihat bahwa kodok itu akan melancarkan serangan lidah.
Plak!
Beruntung mereka sudah sempat menghindar berkat aba aba dari Lisa, serangan lidah monster boss sangat lah cepat hingga sulit di lihat oleh mata.
"Fire Ball!" Luke memprovokasi saat yang lain memutar mencari celah untuk menyerang.
Bom! Burs...t
Meskipun berhasil mengenai tubuh monster boss tapi itu seakan tidak berguna dalam menembus kulit berlendir milik monster boss.
Krak! Bush!
Namun satu lompatan dari monster boss membawa nya dengan cepat ke arah tempat Luke, beruntung Luke memiliki agility yang cukup untuk menghindari nya.
"Skill! Wind Lancer!" Nor dengan bantuan angin melesat hingga berhasil menusuk punggung monster boss sebelum kembali menjauh.
Dung!