NovelToon NovelToon
PEMBALASAN ISTRI GENDUT

PEMBALASAN ISTRI GENDUT

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Cerai / Pelakor / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Dae_Hwa

BADANMU ITU KAYAK GAPURA DESA!

Itulah kalimat yang sering di dengar Berryl, seorang wanita karir bertubuh gemuk yang selalu berpenampilan sederhana dan nerd.

Ia selalu tak beruntung dalam kehidupan sosialnya. Wanita itu acap kali mengalami pembullyan dan pengkhianatan.

Dihina, direndahkan dalam lingkungan kerja, bahkan difitnah oleh orang yang ia percaya. Parahnya, keluarga sang suami ikut memperlakukan nya dengan semena-mena.

Pada akhirnya, Berryl berusaha bangkit, ia bertekad akan membalas semua perlakuan buruk yang ia dapat.

Akankah Berryl berhasil membalas mereka semua?

Hallo Readers, saya ingin menginfokan bahwa novel PEMBALASAN ISTRI GENDUT merupakan novel yang pernah saya rilis di akun saya yang lain dengan nama pena Zindvl. Novel ini sudah saya hapus di akun lama dan saya rilis kembali di akun baru saya dengan nama pena Dae_Hwa yang memiliki makna mutiara yang berkilau. Saya harap di akun baru ini, saya dapat berkilau bak mutiara yang indah ✨
Mohon dukungannya 👊🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PIG 7

🦀 Tetap di baca sampai selesai ya, meskipun sudah baca di akun sebelumnya.🦀

......................

Secepat kilat aku membuka amplop putih yang di berikan Pak Handoko. Mataku membulat melihat isinya.

"Skorsing tiga hari, Pak?" tanyaku heran.

Pak Handoko mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kok bisa, Pak?" tanyaku yang masih tak percaya.

"Memangnya saya harus bagaimana, Berryl?" Pak Handoko menggaruk ujung pelipisnya.

"Saya tidak dipecat, pak?" tanyaku memastikan.

"Mana berani saya memecat kamu, Berryl." Pak Handoko kelepasan bicara.

"Ah, maksud saya," suara Pak Handoko tercekat.

Dengan sebuah smirk di bibirku, "Pantas saja saya merasa semuanya seperti telah di persiapkan untuk saya, Pak. Semuanya terlalu mulus untuk saya." Aku menarik pelan nafasku, "Penampilan super cupu dan menghadapi persaingan ketat, lalu saya bisa menerobos itu semua? Lucu kan pak? Apa saya lolos menjadi manager keuangan, karena bantuan papa saya juga?"

"Kamu menjadi manager keuangan ... murni karena kerja keras kamu, Berryl. Orang tuamu hanya menitip dirimu saja di perusahaan ini. Selebihnya, itu karena kinerja mu yang sangat berkualitas." Pak Handoko menjelaskan dengan serius.

"Dengan berat badan saya yang luar binasa seperti ini, di tambah lagi saya membuat masalah. Kalau bukan karena nama papa saya, sudah pasti saya di depak dari perusahaan ini kan pak?" sarkas ku.

"Peduli apa dengan berat badan kamu, Berryl? Memangnya pekerjaan manager keuangan bisa di kerjakan hanya dengan syarat berat badan ideal? Saya tidak mencari model, saya mencari orang yang bisa memanfaatkan otaknya dengan baik." jelas Pak Handoko.

"Tapi sepertinya, berat badan ideal sangat penting untuk para karyawan bapak. Buktinya, pembullyan sangat marak di perusahaan ini." Aku mulai terkekeh.

"Tunjukan pada saya siapa orangnya. Akan saya pecat semuanya hari ini juga," tantang Pak Handoko.

"Saya tidak sejahat itu, Pak Handoko," lirihku.

Pak Handoko menyandarkan tubuh nya di kursi, berkali-kali beliau menghela nafas panjang. Tampaknya berbicara denganku membuat energinya terkuras banyak.

"Tiga hari ini, kamu istirahat saja dulu," saran Pak Handoko.

Aku menggelengkan kepalaku pelan, tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di otakku.

"Saya tidak mau istirahat selama tiga hari pak. Tapi sebagai gantinya, saya membutuhkan bantuan dari Pak Handoko." Aku mengulas senyuman tipis.

"Apa itu?" tanya Pak Handoko penasaran.

Pak Handoko mendengarkan dengan baik tentang ide ku, beliau mengangguk-anggukan kepalanya. Sesekali pria paruh baya itu mengulas senyum tipis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku dan Renata mem-packing semua barang pribadi di ruangan kerja ku. Begitu semuanya beres, lekas aku dan Renata mengangkat dan membawa semuanya ke lift. Saking banyaknya barang pribadiku, sampai-sampai timbunan kardus itu menutupi wajah kami. Untung saja lift dalam kondisi kosong, jadi kami bisa mengambil posisi paling belakang. Renata dengan bersusah payah akhirnya bisa menekan tombol lobby. Namun, belum sampai kami di lobby, pintu lift kembali terbuka. Beberapa karyawan mulai masuk ke dalam lift.

"Jadi gosipnya bener ya? Bu Berryl di selingkuhi, makanya mabok-mabokan di club?" tanya pria di depanku pada teman di sampingnya.

"Kabarnya sih gitu, katanya sama si Mirna. Tapi wajar juga sih bu Berryl di selingkuhi," jawab remeh wanita di depan Renata.

"Kenapa?" tanya pria itu.

"Ya lihat aja lah, badannya kayak babi hutan gitu. Mana lah selera Pak Ibnu lihat begituan. Kalau istri gak bisa jaga badan, ya wajar aja dong suaminya berselingkuh. Apa gak bisa jaga makan ya?" sahut wanita itu bersemangat.

Sangat miris mendengarnya, membenarkan perselingkuhan hanya karena kekurangan dari pasangannya. Bukankah menikah itu untuk saling melengkapi? Sayang sekali, aku harus mendengar kalimat menyakitkan itu dari sesama wanita.

"Jika fisik yang jadi masalah utamanya, lalu bagaimana dengan si cantik Inara Ruslai? Atau si cantik Dahlia Polend? Bukankah tubuh mereka langsing dan wajah mereka luar biasa cantik dan glowing?" Aku meletakkan barang bawaanku di lantai lift.

Mata wanita itu nyaris melompat keluar, tampak sekali ia gugup melihat wajahku. Ekspresi wajahnya kini bak maling yang tertangkap basah sedang mencuri.

"Kamu itu juga perempuan. Kalau ada pria baik hati yang sudi menerima wanita yang mempunyai sifat buruk sepertimu, dan sudi menjadikan kamu seorang istri ... Apa kamu bisa menjamin berat badan idealmu saat ini akan bisa di pertahankan setelah menikah? Setelah mengandung? Setelah melahirkan? Hey bodoh, apa kau kira penyebab bertambahnya berat badan hanya karena tidak bisa menjaga makan? Tidak ku sangka perusahaan sebesar ini memperkerjakan seseorang dengan kualitas otak yang sangat rendah sepertimu!" Aku menatap tajam wanita ber nametag putri, dapat ku lihat kakinya sangat gemetar.

"Akan ku ingat wajahmu! Tunggu lah aku kembali," bisikku di telinga putri yang membuat tubuhnya lemas seketika.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari ini aku pulang lebih awal dengan tujuan beristirahat panjang. Aku memasuki rumah keluarga Mas Ibnu di ikuti Renata di belakangku. Entah kemana Ibu mertua dan Nela, siang ini rumah tak ada penghuninya. Baguslah, ini akan memuluskan rencana ku.

"Supir taksi masih nunggu di depan kan, Ren?" tanyaku memastikan.

"Masih, udah gue bilang suruh tunggu. Udah ayo buruan kemas barang-barang lo di rumah ini." Renata masih mengekor di belakangku.

Aku bergegas mengeluarkan dua koper dari ruang penyimpanan. Renata bergegas menyapu habis barang-barang pribadiku. Sementara aku masih memilih pakaian mana yang akan ku bawa pergi.

"Lo jangan milih-milih, babat aja semua nya. Termasuk pakaian dalam lo, lo mau di dukunin?" tanya Renata sewot.

"Amit-amit jabang bayi!" Aku menggeplak lengan Renata. Gadis cantik itu pun terkekeh, tangannya yang sangat cekatan mulai ikut membantuku mengemas semua pakaianku.

Begitu beres, aku meminta Renata pergi lebih dulu membawa seluruh barang ku ke rumahnya, karena masih ada sesuatu yang perlu aku cari di rumah ini. Sepeninggalan Renata, aku lekas mengobrak-abrik tempat penyimpanan surat-surat penting.

Wajahku auto sumringah saat melihat buku nikah milikku dan Mas Ibnu. Aku harus menyiapkan segala dokumen penting untuk mengurus perceraian dengannya suatu saat nanti.

Setelah mendapatkan yang aku mau, aku lekas meraih kunci mobil cadangan milikku dan bergegas hendak keluar. Namun saat aku baru tiba di ruang tamu, aku melihat ibu mertuaku dan Nela hendak memasuki rumah. Lekas saja aku memasuki kamarku, mengunci pintu dan bersembunyi di dalam sana.

"Loh, pintu rumah gak di kunci apa ya, Nel?" tanya Ibu Mertua yang dapat ku dengar dari sebalik pintu.

"Perasaan udah deh, Bu. Gak tau deh, mungkin lupa," jawab Nela.

"Puas banget ya ghibahin si menantu buntal itu," ujar ibu mertua yang bisa ku tebak dia pasti sedang duduk di kursi goyang favoritnya.

"Ibu menganggap dia menantu? Najis deh, Bu!" cicit Nela yang membuat panas telinga ku.

"Ih amit-amit, kesambet apaan ibumu ini! Cuih cuih....!" jawab ibu yang semakin membuat dadaku kian berdenyut nyeri.

"Lagian, udah gendut sok-sokan dugem. Berasa anak gaul dia? Gaya-gayaan dugem, dia mah dugong!" Nela tertawa terbahak-bahak.

"Tapi, Kanaya dapat videonya dari mana sih?" tanya perempuan paruh baya itu.

"Ada di Y*utube bu, Mbak Kanaya hanya mengirim link nya saja." jawab Nela.

"Ah, Y*utube, link, gak ngerti deh ibu sama yang begituan," cicit ibu mertua.

"Eh iya, Bu. Si dugong sudah pergi suntik Vit C belum ya?" tanya Nela.

"Suntik Vit C? Suntik gemuk kali, Ha... Ha...!" sahut ibu mertua.

Nela pun ikut tertawa dengan suara yang melengking. "Bisa-bisanya si gendut bodoh itu gak nyadar ya, Bu."

Degh!

Suasana hatiku mendadak kacau mendengar percakapan mereka. Jantungku berdebar tak karuan. Jadi selama ini mereka sudah tau perkara Vit C itu? Apa mereka saling bekerja sama? Mereka jahat sekali. Selama ini aku tinggal bersama orang yang mengerikan seperti mereka? Berryl betapa bodohnya kau!

Aku menghela nafas kasar, air mataku mulai menetes. Aku merasakan amarah yang teramat sangat. Mata ku mengedar ke segala sudut kamar. Senyumku mengembang saat melihat sebuah gunting di atas laci meja rias. Ku seka air mataku yang berlinang.

Jangan Berryl! Kau akan menyesal! jerit ku dalam hati.

Tak peduli dengan jeritan hati, tanganku lekas menyambar gunting yang mengkilat itu dan segera membuka pintu kamar. Aku tak peduli apa yang akan terjadi padaku setelah ini, aku benar-benar muak!

Dua manusia kejam yang tengah tertawa itu terperanjat melihat aku keluar dari kamar, mata mereka nyaris melompat keluar saat melihat benda tajam dalam genggaman ku.

"M-mbak Berryl kapan pulang?" tanya Nela gugup.

"Berryl, kamu ngapain bawa-bawa gunting begitu?" tanya ibu mertua dengan wajah pucat.

"Mau ngapain? Ibu masih bisa bertanya?" jawabku dengan rahang mengeras.

Ibu dan anak yang sejak tadi duduk, gegas beranjak berdiri. Semakin aku mendekat pada mereka, semakin pula mereka berjalan mundur.

Wajah mereka semakin memucat ketika menyadari tubuh mereka sudah menempel pada dinding.

Aku menyeringai lebar, ku percepat langkah kakiku dan mengayunkan gunting itu ke udara.

Jleb!

"Ibu ....!" Nela menjerit histeris ketika melihat d*rah segar mengucur dari leher ibunya.

*

*

*

Like dan Subscribe nya cintaaaaaaaa 🔥

1
Hermina Mambaya
beril mw menggugat maa ibnu
Hermina Mambaya
jgn menghina org lain
Hermina Mambaya
kira kira ciapa yg masuk di rmh beril
Hermina Mambaya
sdh bereaksi obat yg disuntikkan
Hermina Mambaya
beril sdh jual itu mblx
sherly
hahahhaha dah duit utangan eh kena tipu pulaaaa... rasakanlah
Dae_Hwa💎: mang enak 🤣
total 1 replies
sherly
otaknya perlu dicuci nih si Ibnu biar bersih pakai sabun colek aja yg murah
sherly
masih gendut aja ada fans beratnya apalg dah langsing...
sherly
laki modelan Ibnu maunya enaknya aja. tak ada syukurnya
Hermina Mambaya
itulah org blg pembalasan lbih kejam dri perbuatan
Hermina Mambaya
apa pak arga akan baik " sj
Hermina Mambaya
hamil anak ciapa
Hermina Mambaya
renata yg merekam mereka
Novida Eryani
Luar biasa
Dae_Hwa💎: Terimakasih untuk penilaian sempurna nya kakak 🥰
total 1 replies
sherly
hahahah kasian banget ngk dilakuin anaknya
Dae_Hwa💎: /Proud/
total 1 replies
sherly
beneran mentalnya terganggu nih org
sherly
kenapa aborsi kan tinggal minta Ibnu tanggung jawab atau selain dgn Ibnu kamu juga sama yg lain
sherly
Kanaya hobynya bohongin org...
Dae_Hwa💎: sudah nggak tertolong
total 1 replies
sherly
jadi penasaran sama Renata.. apa org suruhan ortu rhil
sherly
betul tu bully aja sekalian kasian Lo Kanaya ngarep banget sampai ngehaluuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!