Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Andai Saja Viera Tahu
"Ibu?" Lagi, Viera menyebut nama ibunya karena Violet hanya diam saja.
"Agh, iya nak." Violet akhirnya bersuara dengan tersendat-sendak.
"Ibu kenapa diam. Apa ada yang salah, Bu?" Tanya Viera. Wajah cantik di balik kaca mata tebal wanita itu kini fokus menatap pada Violet.
"Ibu gak apa-apa. Ibu hanya kaget saja kamu bisa berfoto dengan pria itu." Dusta Violet.
Senyuman di wajah Viera terkembang. "Sama, Bu. Viera juga kaget dan tidak percaya kalau bisa berfoto dengan Bapak Raffi!" Balas Viera semangat.
Hati Violet seakan tertusuk ribuan jarum mendengar perkataan sang putri yang sangat bahagia bisa berfoto dengan Raffi. Padahal, Viera bisa saja berfoto dengan Raffi kapan pun ia mau jika hubungannya dan Raffi masih baik-baik saja.
Tidak tahu harus menjawab apa perkataan putrinya, Violet memilih mengusap kepala putrinya saja. Merasakan kehangatan yang Violet berikan lewat usapan tangannya, berhasil membuat senyuman di wajah Viera semakin terkembang.
"Oh ya, Bu. Selain bisa berfoto dengan Bapak Raffi, Viera juga dikasih hadiah tas bagus loh sama Bapak Raffi,l!" Beri tahu Viera saat mengingat bingkisan yang ia dapat dari Raffi.
"Oh ya?" Violet memasang wajah sumringah seakan ikut merasakan kebahagiaan putrinya.
Kepala Viera mengangguk membenarkannya. "Iya, Bu. Tasnya bisa Viera pakai buat ke sekolah. Jadi Ibu tidak perlu membelikan Viera tas baru lagi."
Hati Violet terasa tersentil mendengar perkataan sang putri karena mengingatkan dirinya jika sudah dua tahun Violet bersekolah di sekolah menengah atas, dia belum pernah mengganti tas putrinya dengan tas baru.
"Maafkan Ibu ya nak karena belum bisa belikan tas yang baru buat kamu." Lirih Violet merasa bersalah. Akibat ekonominya yang minim, dia sampai tidak bisa memberikan keperluan sekolah yang baik untuk Viera.
"Kenapa Ibu minta maaf? Ibu gak salah kok. Lagian tas Viera kan masih bagus sehingga Ibu belum membelikan tas yang baru." Balas Viera tak ingin membuat sang ibu merasa bersedih.
Violet tersenyum. Diusapnya kembali kepala putrinya itu dengan sayang. Bersyukur sekali dirinya memiliki anak seperti Viera. Selain baik hati, putrinya itu juga selalu mengerti dengan kondisi keuangannya dan tidak pernah menuntut macam-macam kepada dirinya.
Contoh besarnya saja, di saat teman-teman di sekolahnya datang ke sekolah menggunakan motor atau diantarkan oleh mobil mewah, Viera justru pergi menggunakan sepeda jadul yang ia beli dengan harga murah. Sekali pun Viera tidak pernah mempermasalahkannya atau merasa malu dengan fasilitas yang Violet berikan untuk dirinya.
Cukup lama berbincang setelah makan, Viera akhirnya berpamitan masuk ke dalam kamar untuk membuat tugas sekolahnya untuk esok hari.
Violet yang masih duduk di ruangan depan rumah nampak termenung membayangkan kebahagiaan di wajah Viera karena bisa berfoto dengan Raffi yang notabenenya adalah ayah kandung dari Viera.
"Viera, apa yang akan kamu rasakan nanti setelah mengetahui jika Bapak Raffi yang kamu kagumi itu ternyata adalah ayah kandung kamu, nak? Apa kamu akan bahagia, atau justru kamu akan marah kepada Ibu karena sudah menutupi jati diri ayah kamu kepada kamu?" Lirih Violet dalam hati.
Ada sedikit rasa kecemasan yang bersarang di hati Violet saat ini setelah Viera bertemu dengan ayah kandungnya. Violet berharap, hal buruk apa saja yang ia takutkan tidak pernah terjadi dan hidupnya bersama Viera bisa tetap tenang dan bahagia walau harus menjalani hidup dengan serba kekurangan.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗