"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
25
(MASIH FLASHBACK ON)
Delano menyenderkan badannya pada senderan mobil. "Apa saya salah Ja?" tanya Delano memejamkan matanya.
"Hahh? maksudnya gimana Pak?" tanya Raja tidak paham. Pasalnya atasannya itu berbicara tidak jelas.
"Apa saya salah tidak menganggap anak saya sendiri dan malah menuduh wanita itu hamil anak orang lain yang jelas-jelas anak itu punya saya sendiri. Apa saya salah tidak percaya jika itu memang bukan anak saya Ja? wanita itu malam itu tidak mengeluarkan dara*h sama sekali, pastilah dia wanita murah*n sama seperti kebanyakan wanita." Raja melongo dengan ucapan atasannya. Bahkan menurut Raja ucapan atasannya itu tidak berfikir sama sekali, asal ceplos tampa mencari tahu terlebih dahulu.
"Emm, maaf ni ya Pak. Setahu saya saat pertama kali tidak semua wanita mengeluarkan darah saat berhubungan. Ada sebagian wanita selaput daranya robek saat pertama berhubungan, ada juga pas saat melahirkan bahkan ada yang waktu gadis selaput daranya sudah robek. Entah itu karena jatuh dan lain semacamnya. Jadi kita tidak bisa menuduh orang sembarangan. Lagian kalau itu sudah sering di pakai pasti adalah rasanya. Emm, semacam longgar gitu." jelas Raja dengan mengecilkan suaranya pada kalimat terakhirnya.
Meskipun tidak ada orang selain mereka di dalam mobil, tapi mengatakan itu cukup sensitif juga.
Pikiran Delano menerawang pada malam itu dimana dirinya memang begitu sulit menerobos gawang milik wanita yang di tiduri nya kala itu. Bahkan butuh waktu beberapa saat baginya agar bisa masuk.
"Terus sekarang apa yang harus saya lakukan Ja? bahkan saat wanita itu mengatakan hamil anak saya, saya juga bilang gugurkan saja karena waktu itu saya tidak percaya itu benih saya, Ja," Sorot penyesalan itu terpampang jelas di wajah Delano. Andai waktu bisa di putar, mungkin saja dirinya akan berusaha menerima wanita itu dan anak di kandungnya sampai dia sendiri bisa membuktikan anak itu benar anaknya atau tidak.
"Bagaimana jika Bapak temui saja wanita itu dan mengakui anak itu anak Bapak?" ucap Raja.
"Tapi ..., apakah wanita itu memaafkan kata-kata saya waktu itu Ja? atau sekarang dia sudah menggugurkan anak itu karena saya tidak mengakuinya? saya menyesal Ja, menyesal karena dengan bodohnya saya malah menolak anak saya sendiri saat dia masih di dalam kandungan ibunya," Air mata Delano tampa bisa dia cegah menetes dengan sendirinya. Jujur saja dirinya begitu menyesal karena menuduh anaknya bukan miliknya sendiri.
"Kita coba saja datang ke rumah wanita itu dulu Pak, mana tahu dia belum menggugurkan anaknya dan pada saat itu juga Bapak bisa membujuknya agar tetap mempertahankan anak itu." saran Raja.
"Baiklah Ja, kita sekarang ke rumah wanita itu." putus Delano akhirnya.
"Tapi apa Bapak tahu dimana rumah wanita itu?" tanya Raja pelan.
Delano menggeleng, karena dirinya memang tidak tahu dimana rumah wanita itu. "Kalau begitu kita pulang saja dulu Ja, biar anak buah saya yang nyari dimana rumah wanita itu dan besok kita datang ke sana." Raja lantas mengangguk saja. Toh dia hanya bawahan yang siap kapan saja bosnya itu butuhkan.
Sepanjang jalan kepala Delano terasa sakit memikirkan tentang anaknya yang berada di perut wanita asing yang bahkan dirinya tidak tahu sama sekali siapa wanita itu.
"Kamu langsung pulang saja Ja, besok pagi jemput saya ke sini dan kita langsung ke rumah wanita itu. Sebelum itu tolong kamu undur semua jadwal pertemuan saya menjadi minggu depan." pinta Delano.
"Baik Pak, kalau begitu saya pamit."
****
Akhirnya pagi ini Delano dan juga Raja sampai di kediaman Bella, wanita yang tengah mengandung anaknya itu. Tampak sepi bahkan seperti tidak ada penghuni sama sekali.
Semalam Delano berusaha mencari sosial media wanita itu tapi tidak ketemu satupun, adapun nama yang sama tapi bukan wanita itu. Ya, Delano sudah tahu jika wanita itu mananya Bella dari pencarian orang suruhannya.
TBC