Setelah bangun dari koma karena percobaan bunuh diri, aku terkejut karena statusku menjadi menikah. Ternyata sebuah rahasia yang disembunyikan suamiku bahwa dia seorang profesional pembunuh bayaran.
Aku tak menyangka lelaki yang ku ketahui sebagai Vice President adalah anggota elite organisasi hitam yang menjadi buronan negara.
Teror demi teror datang. Beberapa pihak punya rencana jahat untuk menyingkirkan ku demi harta dan cinta, termasuk ibu tiri dan adikku.
Aku bersedia menukar tubuhku pada lelaki yang menjadi suami kontrak itu untuk sebuah komitmen balas dendam kematian sang ibu.
Akankah kebenaran tentang masa lalu menghancurkan rumah tangga kami? Penuh ketegangan berbalut kisah romansa yang sensual, ikuti cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iris Prabowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hide And Seek
Glock 26
Langsung aku menelusuri internet mencari tahu tentang senjata api satu ini. Pistol semi otomatis yang diproduksi perusahaan senjata api di Austria. Ukurannya yang kecil dan ringan, mudah dibawa dan disembunyikan.
Untuk apa dia menyimpan benda seperti ini? Oh mungkin hanya untuk self defense. Aku berusaha positif thinking karena memang bukan hal aneh bagi orang-orang memiliki jabatan strategis memilki alat perlindungan diri. Kalau tidak salah juga papa punya koleksi senjata api.
Apa itu Specter? Sebuah organisasi atau komunitas atau gank atau apa?
Aku mengamati seksama foto identity card yang sudah kusimpan di galeri. Bagian assasin ini cukup menarikku untuk bertanda tanya. Ini sebuah jabatan atau posisi apa?
Sepertinya kebingungan ini masih harus kusimpan sendiri mengingat sudah hampir jam lima harus kembali ke rumah sakit.
Kira-kira apa ya yang bisa kubawa untuk orang sakit selain buah? Seketika aku ingat kalau kemarin Kin ingin makan sate tapi karena moodnya buruk jadi kami langsung kembali kantor setelah rapat. Terbayang ekspresi senangnya saat tahu kalau aku bawa sate, dia pasti makan lahap.
Tapi tahu apa yang kudapat?
"Siapa izinkan pasien makan sembarang dari luar? Sudah ada aturannya, pasien hanya makan makanan yang disajikan pihak internal. Kamu paham nggak ya?!"
You know what? Perempuan bernama Sofia itu menghardik aku. Dia tidak menggunakan pakaian dinas berarti saat ini hanya sebagai visitor. Cara bicaranya sangat berbeda dengan tadi pagi. Sate yang kutaruh di meja dibuang begitu saja ke tempat sampah.
"Are you out of mind?" Kin menggertak Sofia. Dia membungkuk mengambil bungkusan di tempat sampah. "You are so rude, i just wanna eat some food"
"I'm your doctor, aku lebih tahu mana yang baik untuk kamu, Moss. Kalau kamu mau makan sesuatu bisa aku carikan, yang lebih baik dan sehat. Kita juga nggak tahu asal makanan yang dia bawa"
"Enough, Sofia. I trust her. Something bothering you?"
Perempuan itu menghela nafas, rolling her eyes. Seharusnya Kin membiarkan perempuan itu memaki lagi karena aku sudah siap menyiramnya dengan es teh yang kupegang.
"Aku pulang dulu, kamu baik-baik ya. Kalau ada apa-apa kabari aku!"
Sebuah kecupan pipi dititipkan sebelum ia keluar ruangan. Wow! Berani sekali dia mencium pipi suami orang? Entah mengapa melihatnya membuatku muak dan ingin menjambak Kin.
"Got a girlfriend?" tanyaku. Bisa-bisanya aku sukarela masih menyuapi laki-laki yang sedang membuat buruk mood ini. "Cantik sih, dokter juga. Tapi kelakuannya kayak setan!"
"Kok ngamuk? Eh makasih ya, lo selalu tahu apa yang gue mau. Jadi gemes..." ucapnya menarik pipiku.
Aku mengacungkan tusuk sate mengancam agar tidak mendekat.
"She's just my ex, no big deal"
"Oh..."
"And how about you and him?"
"Biru? He's just my ex, no big deal" kataku membalikkan ucapannya.
Hohoho akhirnya dia penasaran juga dengan Biru, kupikir benar-benar tidak peduli sama sekali.
Kin menatap layar handphone dengan dahi berkerut. Tanpa diduga ia mencabut selang infus sendiri, mengganti baju, mengambil barang-barangnya lalu pergi keluar ruangan. He's totally insane! Dia bahkan tidak menjelaskan apapun hanya mengirim pesan singkat.
I've transferred the hospital bill including your nursing fee
Tujuh puluh juta masuk melalui mobile banking.
Is he trying to insult me?!
Jelas ini sebuah penghinaan. Dia pikir keringat, waktu, dan ketulusanku bisa dibayar?
***
Menikmati beberapa gelas Chardonnay tidak salah kan untuk perempuan metropolitan yang mulai penat dengan urusan kehidupan? Semenjak bangun dari koma aku merasa tidak ada hal baik terjadi. Karir dan cinta hilang di waktu yang sama.
Cinta ya? Perasaan dan penyesalan terbesarku sudah habis untuk lelaki iblis itu. Sebenarnya apa ya yang kupikirkan sampai nekat mencoba mengakhiri hidup? Berharap mati reinkarnasi di tubuh putri raja kah? But i am actually a princess in real life. I should have taken revange on him instead of thinking harming myself.
Aku punya tempat untuk menghilangkan penat. Sebuah bar yang berada di pusat kota, tanpa keramaian, hanya executive class yang biasa mengunjunginya. Sambil meneguk wine aku menyisipkan marlboro ice burst. I am not a smoker unless stress is killing me. Ini adalah sebatang pertamaku di kehidupan kedua.
Sebuah notifikasi pesan masuk.
I've got my eyes on you. Wine lover? You're definitely catching my attention.
Tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari nomor asing. Nuansa pesan yang cukup menakutkan dan mengganggu privasi. Mataku menoleh sekitar, mencari orang mencurigakan yang mengirim pesan ini. Tidak ada siapapun. Aneh, padahal aku memesan private room tapi mengapa orang tersebut tahu apa yang kulakukan?
Aku menelusuri sudut dinding, menemukan cctv menyorot padaku. Penerror itu mungkin ada dibalik cctv atau melakukan hack pada sistem sehingga bisa melihatku. This is freaking me out, aku menghabiskan wine di gelas lalu segera pergi keluar bar.
Udara malan yang dingin menyambut selepas aku keluar dari bar. Memakan waktu dua menit untukku sampai di mobil yang terparkir di basement gedung. Aku merasa ada yang tidak beres, sepertinya seseorang telah mengikuti.
Am i just being paranoid or someone really keeping eye on me?
Aku mempercepat langkah tapi makin cepat pula terdengar langkah kaki di belakang. Memberanikan diri menoleh ke belakang namun tidak ada siapapun.
Notifikasi pesan masuk lagi, aku menghentikan langkah kemudian membaca tampilan layar.
Want to play hide and seek? I'll find you!
"You following me ass hole? You gotta be kidding me?!" teriakku memancing penguntit itu.
Tiba-tiba sebuah motor melaju kencang menabrakku dari belakang. Aku terjatuh nyaris terpental. Tubuhku membentur tembok. Pemotor gila itu bahkan menarik tasku lalu kabur. Kakiku terkilir, aku tidak bisa mengejarnya hanya sanggup berteriak meminta tolong.
Pakaiannya serba hitam. Kejadian itu begitu cepat di penerangan yang minim. Aku tidak ingat apapun lagi.
***