NovelToon NovelToon
THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Feburizu

Sebuah ramalan kuno mengguncang keseimbangan antara para Akasha dan para Moksa, mereka tinggal di pusat alam semesta bernama Samavetham. Ramalan itu meramalkan kelahiran seorang Akasha terkuat di sebuah planet kecil, yang akan membawa perubahan besar bagi semua makhluk hidup. Ketika para Moksa berusaha menggunakan pohon Kalpataru untuk mencapai ramalan tersebut, para Akasha berupaya mencegah kehancuran yang akan dibawanya.

Di Bumi, Maya Aksarawati, seorang gadis yatim piatu, terbangun dengan ingatan akan mimpi yang mencekam. Tanpa dia sadari, mimpinya mengisyaratkan takdirnya sebagai salah satu dari 12 Mishmar, penjaga dunia yang terpilih.

Ketika ancaman dari organisasi misterius semakin dekat, Maya harus berhadapan dengan kekuatan baru yang bangkit di dalam dirinya. Dibantu oleh reinkarnasi Mishmar yang lain, Maya harus menemukan keberanian untuk melawan atau menghadapi konsekuensi yang dapat mengubah nasib seluruh alam semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Feburizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEDIKIT RASA AMAN

Keesokan harinya, di RSUD Mojokerto, Maya terkejut saat mendengar pernyataan Rendi. Mata Maya masih terasa berat, dunia di sekitarnya tampak kabur. Namun begitu suara Rendi masuk ke telinganya, ia langsung terjaga.

"Tiga hari!?" Ucap Maya lagi dengan suara lebih keras. Kepala Maya masih terasa berat, dan ia sedikit terhuyung-huyung saat mencoba duduk. "Apa yang terjadi, Ren? Suster Evlin?" tanyanya dengan nada kebingungan.

Rendi, yang masih ngantuk, tersentak lalu menutup kedua telinganya. "Gak usah teriak-teriak gitu. Kupingku sakit, tau," jawab Rendi meski sedikit jengkel, suaranya tetap terdengar agak usil.

Suster Evlin yang berdiri dekat Maya, langsung menenangkan. "Tenang saja, Nak. Kamu ada di rumah sakit. Kamu dibawa ke sini dan tidur selama tiga hari. Kami semua khawatir, terutama karena cuma kamu yang tidur selama itu. Tapi sekarang, syukurlah kamu sudah bangun," katanya, wajahnya terlihat lega meski masih ada sedikit kekhawatiran. Tangannya yang lembut menepuk bahu Maya dengan kasih sayang.

Maya mengerutkan kening, berusaha mengingat kejadian-kejadian sebelumnya, tapi semuanya terasa kabur. "Apa yang sebenarnya terjadi di candi itu?" tanyanya, suaranya lebih rendah tapi jelas penuh rasa ingin tahu.

Rendi langsung berubah serius. Dari sikap santainya, ia kini menatap Maya dengan intens. "Itu yang ingin aku tahu. Media sama polisi bilang itu serangan teroris, tapi…" Rendi berhenti sejenak, memandangi Maya seakan mencari jawaban.

Namun sebelum pembicaraan berlanjut lebih jauh, Suster Evlin cepat menyela. "Jangan terlalu dipikirkan sekarang, Nak. Yang penting kamu selamat. Aku akan panggil dokter buat cek kondisi kamu. Kalau semuanya baik-baik saja, kita bisa pulang hari ini," ujarnya dengan lembut, namun tegas, seolah ingin memastikan Maya tetap tenang. Suster Evlin segera pergi untuk memanggil dokter.

Setelah pintu tertutup, Rendi menatap Maya dengan ekspresi serius. "Hei, serius, apa yang sebenarnya terjadi di sana?" tanyanya, nadanya kini bukan lagi sekadar penasaran, melainkan penuh tanda tanya.

Maya merasa cemas dan sedikit gugup, lalu mengalihkan pandangannya ke selimut yang menutupi kakinya. "Ap... apa maksudmu? Aku kan tertidur juga kayak yang lain," jawabnya dengan suara bergetar. Keringat dingin mulai mengalir di dahinya meski ia berusaha tenang.

Rendi menghela napas panjang, seolah kecewa. "Sayang sekali. Padahal aku pengen mencegah orang-orang pemerintahan bawa kamu," katanya, sedikit kesal. Maya tahu, dan Rendi tahu, bahwa Rendi sudah lebih tahu daripada yang ia ungkapkan.

"Heee!? Oke, oke, aku cerita," Maya akhirnya menyerah, takut kalau pertanyaan Rendi terus berlanjut.

Rendi tertawa pelan dengan senyum kemenangan. "Hahaha, aku tahu aja kamu berbohong. Aku masih inget, pas aku mulai gak sadar karena helium, kamu kelihatan baik-baik aja. Jadi, helium itu gak ngefek ke kamu, kan?" tanya Rendi, penasaran.

Maya mendesah kesal, matanya terpejam sejenak. "Cih, baiklah. Aku cerita." Ia tahu ia gak bisa lagi sembunyi-sembunyi.

Dengan nada kesal, Maya mulai cerita tentang apa yang terjadi di Candi Minak Jinggo. Ia ceritakan semua yang ia ingat tanpa menyembunyikan apapun, meskipun ia merasa sedikit terjebak. Rendi mendengarkan dengan seksama, matanya terus mengikuti setiap kata Maya.

Tak lama setelah Maya selesai bercerita, pintu ruangan terbuka, dan Suster Evlin kembali bersama seorang dokter. Dokter itu membawa clipboard dan tersenyum melihat Maya. "Maya, gimana perasaanmu sekarang?" tanyanya, sambil memeriksa tanda-tanda vital Maya dengan hati-hati.

Maya mengangguk pelan. "Udah lebih baik, Dok," jawabnya dengan suara pelan, mencoba mengusir rasa pusing yang masih mengganggu.

Dokter itu mencatat sesuatu di clipboard-nya, lalu melihat ke arah Suster Evlin. "Kondisinya sudah stabil. Kalau gak ada keluhan lain, Maya bisa pulang hari ini juga."

Suster Evlin tersenyum lega. "Syukurlah, kita bisa pulang sekarang. Kamu butuh banyak istirahat di rumah nanti," katanya dengan lembut, sambil menepuk punggung tangan Maya.

Setelah dokter pergi, Suster Evlin mulai bereskan barang-barang Maya. Rendi, yang duduk di pojok ruangan, menguap besar dan menepuk-nepuk tangannya. "Udah siap? Aku gak sabar keluar dari sini," katanya dengan nada malas, tapi penuh semangat.

"Kalau gitu, bantu Rendi bawa tas ini ya," kata Suster Evlin sambil menyerahkan tas kecil kepada Rendi, yang segera mengambilnya dengan sedikit keberatan.

Mereka bertiga keluar dari rumah sakit menuju halte bus terdekat. Matahari pagi yang cerah menyinari mereka, memberi rasa hangat setelah hari-hari berat yang telah mereka lewati. Suster Evlin menggandeng Maya yang tampak lemas, sementara Rendi berjalan di depan, membawa tas kecil.

Saat bus datang, mereka naik bersama. Suster Evlin pastikan Maya duduk dekat jendela supaya ia lebih nyaman. Rendi duduk di samping Maya, sementara Suster Evlin duduk di kursi seberang, memperhatikan mereka dengan penuh perhatian.

Bus mulai melaju perlahan meninggalkan rumah sakit, dan Maya menatap keluar jendela, memandangi pemandangan yang bergerak. Meskipun matahari menyinari wajahnya, pikirannya masih penuh dengan bayangan kejadian-kejadian di Candi Minak Jinggo. Rendi, yang melihat kegelisahan di wajah Maya, menyikut lengannya pelan.

"Hei, santai aja. Kita udah keluar dari tempat itu, kan?" katanya dengan senyum kecil, mencoba menenangkan Maya.

Maya hanya tersenyum tipis, meskipun rasa cemas dan bingung masih menggelayuti hatinya. Suster Evlin menatap mereka dengan lembut. "Sudah, Nak. Sekarang istirahat dulu. Nanti di panti, kita makan bersama, ya?" ujarnya dengan nada menenangkan.

Maya mengangguk kecil, meskipun rasa khawatir masih menghantuinya. Tapi setidaknya, perjalanan pulang ke panti asuhan memberikan sedikit rasa aman, meskipun kebingungannya belum sepenuhnya hilang.

1
Lily
nice
Didinekadewiastutik
lestari mukanya kek kenal /Chuckle/
Feburizu: /Doge/
total 1 replies
Lily
/Scare/
Lily
yuanyun anak orang kaya ya?
Lily
emma matre sih /Facepalm/
AdiRuz3
😯
AdiRuz3
/Beer/
Didinekadewiastutik
ilustrasinya bener2 👍
Didinekadewiastutik
kukira villain si emma
Didinekadewiastutik
oknum/Grin/
Samsul Ono
jgn segan mengidentifikasi daerah? sekitaran. Mojopahit ( Mojokerto ), misal Pasuruan, alas pertapaan Indrokilo-Arjuno, Gunung Welirang, Cangar, Gresik, Tuban, Jombang, Malang, Bondowoso, Alas Purwo, Banyuwangi dll yg dlm sejarah kerap jadi ajang pertempuran prajurit Mjphit
Lily
apa ini Maya versi bule? /Facepalm/
Lily
weh ganti POV lagi
Lily
Rendi protektif bgt /Proud/
Lily
akhirnya balik ke maya/Whimper/
Lily
kerem yuanyun/Smile/
Didinekadewiastutik
/Blackmoon/
Didinekadewiastutik
nila kek seneng bet/Joyful/
Didinekadewiastutik
anak sekecil itu berkelahi dengan...
Lily
sadis bet sadis maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!