NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:697
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

********

" Baiklah, kamu mau kemana? biar saya antarkan. " tanya Rayan yang akhirnya mengalah.

" Aku mau pulang. " jawab Saffiya.

" Ya udah, ayo. " ucap Rayan.

Kemudian ia mengeluarkan sapu tanganya untuk membalut luka yang ada dikaki gadis itu.

Rayan memberanikan diri untuk menggendong Saffiya menuju halte bus.

" Tunggu disini, saya mau selesain administrasi rumah sakit dulu. " ucap Rayan yang memberikan jaketnya pada Mey, kemudian berlari masuk kedalam rumah sakit.

Saffiya menatap pria itu pergi dengan mata berkaca-kaca, sedih dan tak mampu berkata apa-apa.

Ia berusaha meneguk air matanya, merasa janggal di saat seperti ini.

" Kenapa justru orang asing yang ada di sekitarku yang perduli, bukan keluarga sendiri?" batin Saffiya.

Hatinya terasa dikeruk oleh kesedihan karena bukanlah saudara darinya yang menemani dan membantu mengatasi perasaan yang sedang dialami, melainkan orang yang tidak punya ikatan darah sama sekali.

Saffiya tak tahu apa yang harus dipikirkan, karena sedih dan sekaligus merasa terharu oleh uluran tangan pria tersebut.

Tapi di balik rasa terima kasih, dia tak bisa melupakan sakitnya karena perilaku keluarganya yang seharusnya hadir di saat terpuruk.

" Seharusnya, mereka ada untukku di saat ini. Namun kenyataannya, malah orang lain yang datang, mencoba merangkul dan menghiburku," gumam Saffiya dalam hati, semakin larut dalam kerinduan pada kasih sayang keluarga.

Perlahan air matanya mulai jatuh, karena mengingat bagaimanan ia tumbuh tanpa kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.

Beberapa menit kemudian, Rayan datang dengan tas kecil Saffiya ditanganya.

" Saya sudah pesan taxi, sebentar lagi sampai. " ucap Rayan yang duduk didekat gadis itu.

" Terus motor bapak gimana? " tanya Saffiya, karena melihat motor Rayan masih terparkir dihalaman rumah sakit.

" Nanti saya akan suruh orang buat mengambilnya. " jawab Rayan.

Taxi yang dipesanya pun datang, keduanya masuk kedalam dengan Rayan yang membantu Saffiya.

Selama perjalan pulang, Saffiya terus saja menatap keluar jendela dengan masih menggunakan baju pasien.

Perlahan air matanya mulai jatuh dari ujung mata, namun dengan cepat Saffiya langsung menghapusnya.

Sejam kemudian mereka tiba dilingkungan apartemen, setelah keluar dari taxi keduanya langsung masuk menuju lantai enam.

" Oh ya, dari tadi ponselmu bunyi. " ucap Rayan sambil memberikan tas kecilnya.

Saffiya pun langsung memeriksa ponselnya, banyak sekali panggilan tidak terjawab dari ayah dan maminya.

Juga beberapa pesan yang memberitahunya jika pernikahanya minggu depan akan tetap dilakukan.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, tertulis nama Meyra dilayar ponselnya.

" Halo Mey. " jawab Saffiya,

" Halo Sa, aku beberapa hari nggak pulang ya. mama nyuruh aku kejerman buat ngambil beberapa berkas kuliah yang lupa aku bawa, kamu nggak apa-apa sendiri kan? " jelas Meyra sambil bertanya.

" Aku nggak apa-apa. " jawab Saffiya.

" Ya udah, secepatnya aku pulang kalau udah selesai. " lanjut Meyra yang sudah berada di bandara.

Mereka pun tiba dilantai 6, Rayan menggandeng tanganya untuk menuju unit apartemen gadis itu.

" Terima kasih pak untuk semuanya, oh ya tagihan rumah sakit tadi akan saya ganti. berapa nomor rekening bapak? biar saya transfer sekarang. " tanya Saffiya sambil menyalakan ponselnya membuka aplikasi M-Bangkingnya.

" Nggak usah, saya iklas tolongin kamu. " jawab Rayan.

" Mas.." panggil Rain yang baru kembali dari mini market.

Ia pun menghampiri Saffiya dan Rayan.

" Ya ampun, kakak kenapa? " tanya Rain kaget melihat keadaan Saffiya yang begitu kacau.

" Aku nggak apa-apa kok. " jawab Saffiya mencoba untuk tetap tersenyum.

" Tapi ini tangan sama kening kakak luka begini, kenapa nggak kerumah sakit? " tanya Rain cemas.

" Aku nggak apa-apa kok, cuma luka keci begini paling beberapa hari juga sembuh. " jawab Saffiya.

Sementara Rayan hanya diam merasa bingung melihat kedekatan kedua gadis itu, karena sejak kapan mereka dekat.

" Aku masuk dulu, terima kasih pak. " ucap Saffiya yang memberikan jaket Rayan kembali.

Ia pun masuk kedalam meninggalkan keduanya yang masih cemas dengan keadaanya.

" Mas, sebenarnya kak Saffiya kenapa sih? kok bisa luka luka begitu? " tanya Rain yang masih penasaran.

" Tadi dia kecelakaan. " jawab Rayan.

" Terus kenapa nggak kerumah sakit buat dirawat? " tanya Rain bingung.

" Mas juga udah larang dia agar nggak keluar dari rumah sakit, cuma dianya yang nggak mau. tetap ngotot ingin pulang nggak mau dirawat. "  jelas Rayan.

Sementara didalam, Saffiya duduk didepan ruang TV sambil menangis tanpa menghidupkan lampu satu pun.

Kejadian hari ini membuatnya sangat amat terpuruk, selama ini Saffiya mencoba untuk tetap kuat. namun hari ini air matanya tidak bisa ia bendung lagi.

Hatinya benar-benar hancur bahkan tidak ada satu pun keluarganya yang peduli.

Jam menunjukan pukul 11 malam, Rayan sedang duduk didepan ruang TV sibuk dengan lebtopnya.

Sesekali ia kepikiran dengan keadaan Saffiya yang tengah sendirian diapartemennya.

Ketika ingin membuka tas kerjanya, Rayan langsung keget karena lupa mengembalikan dompet gadis itu yang ia ambil untuk pendaftaran berkas Saffiya ketika dirumah sakit.

Terdapat KTP dan beberapa jenis kartu BANK didalamnya, juga sebuah kartu kunci apartemen Saffiya.

Namun Rayan tertarik dengan foto kecil yang berada didompet gadis itu, seorang gadis kecil sedang tersenyum ceria difoto itu.

" Mas! " panggil Rain yang menghampirinya.

" Ada apa? " tanya Rayan.

" Loh, itu punya mas? " tanya Rain bingung, karena melihat Rayan memegang dompet perempuan.

" Nggak, ini punya Saffiya. mas lupa kembalikan pas dirumah sakit tadi. " jawab Rayan.

" Ohh... apa kak saffiya baik-baik aja ya sekarang? aku khawatir karema melihat wajahnya pucat banget tadi. " ucap Rain yang terus kepikiran.

" Eh, sejak kapan kamu dekat dengan Saffiya? " tanya Rayan penasaran.

" Oh, tadi sore aku nggak sengaja ketemu dia ditaman bawah. jadi sekalian kenalan aja. " jawab Rain.

" Mas kita keapartemen kak Saffiya yuk, buat mastiin apa dia baik-baik aja. aku cemas. " ajak Rain.

" Ya udah. " jawab Rayan setuju.

Keduanya pun langsung keluar menuju unit apartemen gadis itu, sesampainya di sana Rain langsung menekan bel apartemennya sambil mengucapkan salam.

" Assalamu'alaikum, kak Saffiya! " panggil Rain.

Namun tidak ada jawaban dari dalam, Rain pun terus menekan belnya.

" Kak Saffiya! assalamu'alaikum kak! ini Rain. " panggil Rain lagi.

Namun tetap tidak ada jawaban dari dalam.

" Mas, coba mas telpon. " pinta Rain.

" Mas nggak punya nomornya. " jawab Rayan karena memang tidak mempunyai nomor ponsel Mey.

" Hah, terus gimana dong? " tanya Rain bingung.

" Mungkin dia sudah tidur. " fikir Rayan.

" Tapi gimana kalau dia pingsan, kita nggak tau kan. " jawab Rain.

Rayan pun langsung teringat dengan dompet gadis itu, yang didalamnya terdapat sebuah kartu kunci apartemennya.

Dengan cepat Rayan membuka pintunya menggunakan kartu itu, kemudian masuk kedalam.

" Gelap banget. " ucap Rain yang mencoba mencari saklar lampu.

Begitu lampu dinyalakan, mereka langsung melihat Saffiya sedang berbaring disofa depan TV dengan wajah yang sangat pucat.

Keduanya pun langsung menghampirinya.

" Kak! " panggil Rain pelan.

Saffiya tidak meresponnya, seluruh tubuhnya terasa sangat dingin.

" Tuh kan mas, gimana nih? " ucap Rain cemas.

" Kamu ambil selimut. " jawab Rayan.

Dengan cepat Rain lari kedalam kamar mengambilkan selimut, kemudian Rayan langsung membungkus tubuh gadis itu dengan selimut dan menggendongnya.

" Kita bawah kerumah aja. " ucap Rayan.

" Nggak kerumah sakit aja? " tanya Rain bingung.

" Dia nggak mau kerumah sakit, tadi rumah sakit kayak orang ketakutan. mas juga nggak tau kenapa. " jawab Rayan.

Mereka pun langsung membawa Saffiya keapartemen Rayan, kemudian langsung membaringkanya diranjang kamar Rain.

" Kamu gantikan bajunya dulu, mas mau manggil dokter kesini. " ucap Rayan keluar.

Rain pun mencari pakaian yang bisa digunakan Saffiya, namun semua bajunya kekecilan ditubuh gadis itu, karena Rain memang lebih kecil dari postur tubuh Saffiya yang cukup tinggi.

" Mas, baju aku nggak muat sama kak Saffiya. " ucap Rain keluar menghampri Rayan.

Rayan pun masuk kedalam kamarnya mencari beberapa kaos yang bisa dipakai gadis itu.

Setelah selesai menggantikan pakaian Saffiya, Rain dengan sigap mulai membersihkan tubuhnya menggunakan handuk kecil yang sudah dibasahi air hangat.

Kemudian ia membungkus tubub Saffiya menggunakan selimut. Agar lebih hangat.

Tidak berselang lama dokter yang dipanggil Rayan pun datang, seorang dokter perempuan yang merupakan temannya ketika keliah dilondon dulu bernama Nanas.

" Gimana Nas? " tanya Rayan.

" Tubuhnya sangat lemah, lukanya juga cukup parah. kenapa nggak dirawat dirumah sakit aja? " tanya Nanas bingung.

" Aku juga udah ngomong, cuma dianya yang nggak mau dirawat, bahkan sempat lari dari rumah sakit seperti orang ketakukan. " jelas Rayan.

" Sepertinya dia memiliki trauma dengan rumah sakit. " ucap Nanas berfikir demikian.

Kemudian ia mengganti perban luka ditangan Saffiya, dan mengobati luka dikakinya.

" Aku resepin beberapa obat, kamu harus cari keapotek sekarang biar tubuhnya bisa lebih baik. " jawab Nanas mencatat beberapa jenis obat.

Rayan bergegas keluar untuk mencari apotek terdekat. Saat berjalan, pikirannya tidak henti-henti merasa cemas mengenai kondisi Saffiya.

Sementara itu, di apartemn Nanas melanjutkan untuk memasang infus di tangan Saffiya.

Ia melihat betapa lemahnya kondisi tubuh gadis itu, membuat hati Nanas ikut merasa sedih.

" Mbak, apa nggak sebaiknya kita bawa aja kerumah sakit? " tanya Rain cemas.

" Aku juga berfikir demikian, cuma dari penjelasan kakak kamu tadi. sepertinya dia trauma dengan rumah sakit, jika kita memaksakan untuk membawanya kesana, takutnya kondisi mentalnya akan memburuk. " jelas Nanas.

" Terus gimana? aku khawatir. " tanya Rain bingung.

" Gini aja, untuk sementara dia dirawat dulu disini. kita liat jika kondisi tubuhnya tidak ada perubahan baru kita bawa kerumah sakit. " jawab Nanas.

" Baiklah. " jawab Rain faham.

Ia pun menyetujuinya, kemudian memperbaiki selimut Saffiya agar kondisi tubuhnya cepat membaik.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!