Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Sebenarnya Jasmine sangat tidak puas dengan pertemuannya bersama dengan Boy pada malam ini. Masih banyak yang ingin dia ketahui tentang pria itu. Tapi sayangnya Erick mengajaknya untuk segera pulang.
Begitu pula dengan Erick, sebenarnya orang yang ingin dia antarkan pulang adalah Alexa , tapi dia harus bersikap seolah-olah dia sangat peduli kepada Jasmine sebagai selayaknya seorang anak kepada ibunya. Sehingga dia terpaksa harus mengizinkan Alexa pulang bersama dengan Boy. Sebisa mungkin dia harus mengesampingkan rasa cemburunya, toh sebentar lagi Alexa akan menjadi miliknya.
Setelah sampai di mansion, Jasmine langsung masuk ke kamar dengan dibantu oleh seorang pelayan. Sedangkan Erick pergi menemui Tuan Alam di ruang kerja.
"Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Tuan Alam dengan memperlihatkan sikap tidak sukanya kepada Erick, ketika Erick masuk begitu saja ke dalam ruangannya.
"Aku tahu kalau aku ini hanyalah anak adopsi. Aku tidak memiliki hubungan darah dengan opa. Tapi bagaimana pun juga semua orang mengira bahwa aku adalah cucu kandung opa." Erick menjawab pertanyaan dari Tuan Alam sambil tersenyum kecut.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" tanya Tuan Alam sambil mengerutkan keningnya.
"Dulu aku tidak sengaja mendengar pembicaraan opa dengan papa. Opa sangat keberatan jika aku menggantikan posisi papa sebagai pemimpin di perusahaan Alexander. Tapi sepertinya opa lupa, sudah tertulis secara resmi bahwa syarat utama menjadi seorang pemimpin perusahaan Alexander harus sudah menikah. Dan aku sebentar lagi akan menikah, itu artinya aku sudah memenuhi syarat untuk memimpin perusahaan Alexander." Rupanya salah satu alasan Erick ingin segera menikahi Alexa adalah karena ingin memenuhi syarat sebagai pemimpin perusahaan. Dan tentu saja dia juga memang sangat mencintai Alexa.
Tuan Alam pun mencibir, "Jadi itu alasan kamu ingin mempercepat rencana pernikahan kamu dengan Alexa, karena kamu ingin menguasai perusahaanku?"
Erick tertawa kecil ketika mendengar pertanyaan pria tua itu. "Hm. Sebenarnya aku juga tahu rahasia terbesar opa. Bagaimana reaksi mama jika seandainya mama tahu kalau ternyata anak kandungnya belum mati?"
Tuan Alam tiba-tiba merasakan dadanya sesak ketika mendengar perkataan Erick. Ternyata Erick sudah mengetahui rahasia terbesarnya. Membuat dia sangat kesulitan untuk bernafas. Dengan tangan gemetaran dia segera mencari obat di dalam laci. Tapi tangannya sangat merasakan lemas, tidak memiliki tenaga untuk membuka laci tersebut.
Erick dengan santai berjalan mendekati Tuan Alam. Dia segera membuka laci dan dia meletakkan sebuah botol kecil yang berisikan obat di atas meja.
"Tidak ada alasan lagi bagi opa menunda-nunda untuk menjadikan aku sebagai pemimpin perusahaan. Sebentar lagi aku akan menikah. Aku sudah memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin di perusahaan Alexander. Dan aku pastikan rahasia mu akan tetap aman, opa." Erick berkata sambil tersenyum smirk dan menepuk-nepuk pundak Tuan Alam.
Setelah berkata seperti itu, Erick pun segera pergi meninggalkan Tuan Alam yang sedang merintih kesakitan.
"Arrrghhh..." Tuan Alam yang sedang merintih kesakitan sambil terus memegang dadanya, dia bergegas mengambil botol kecil yang berisikan obat di atas meja, kemudian dia segera mengeluarkan satu butir obat di dalam botol tersebut. Dia langsung meminumnya.
Tuan Alam sangat merasakan lega, akhirnya rasa sakit yang dia rasakan di dadanya perlahan-lahan mulai menghilang. Kemudian pria itu pun mengumpat dengan pelan, "Shiiittt..."
Rupanya Erick sudah menunjukkan jati diri dia yang sebenarnya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa putrinya telah mengadopsi seorang anak yang sangat licik.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁