"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Fira kembali bekerja seperti biasa. Entah kenapa setelah melihat tatapan cinta dari Alvin, dan tatapan cemburu dan kesal dari Raya, membuat Fira kembali bersemangat menjalani hari.
Hari ini, dia dimintai tolong oleh Santi untuk masuk dari pagi. Karena dia mau ke tempat sepupu dari suaminya yang meninggal.
Seperti biasa, Farhan, lelaki yang bekerja sebagai tukang buah di depan toko kelontong, memasuki toko tersebut. Dia mengambil beberapa plastik dan minuman dingin.
"Kak Santi, seperti biasa ya. Bayarnya nanti." ucapnya hendak keluar toko.
"Eh Bang, gak bisa gitu dong." seru Fira menghentikan langkah Farhan.
"Eh ,,, bukan Kak Santi ya, kamu siapa?" tanya Farhan basa-basi.
"Bayar Bang, jangan harap bisa keluar dari sini, sebelum Abang membayar belanjaan Abang."
"Manis sekali sih, panggilannya Abang." kekeh Farhan. "Ini, tolong di total kan." seru Farhan menyerahkan barangnya.
"Tiga puluh ribu." ucap Fira jutek. Dia malas sekali meladeni lelaki yang banyak omong nya seperti Farhan.
"Terimakasih, oya kata Kak Santi, aku bisa ambil barang sesuka ku, dan bayarnya juga kapan pun aku mau." ucap Farhan meninggalkan Fira yang melongo.
Fira memang tidak pernah melihat Farhan, selain pedagang baru, Farhan hanya berjualan setengah hari. Karena setengah harinya lagi dia bekerja sebagai karyawan di pom bensin. Dan Farhan juga merupakan, kerabat dekat dari Santi.
"Sinting." gumam Fira kembali membersihkan barang-barang dari tumpukan debu.
Di luar sana, Farhan kembali pada tempatnya, di masih saja memikirkan panggilan yang menurutnya manis sekali. Karena dia anak bungsu dari dua saudara, otomatis tidak seorang pun, yang memanggilnya dengan sebutan Abang. Begitu juga dari sepupu-sepupunya. Farhan merupakan anak terakhir, keponakan terakhir juga cucu terakhir.
Farhan merupakan anak dari seorang pemilik toko mas dan juga SPBU di kota, tempat tinggal Fira. Memang tidak banyak yang tahu, karena selama ini Farhan jarang sekali ikut berkumpul sama keluarga. Dia ingin kebebasan, dan tidak mau dikekang oleh peraturan dari keluarga, terutama dari Ayahnya.
Selama ini, Farhan sangat suka traveling dan menghabiskan uang dari keluarganya. Apalagi, dia anak lelaki satu-satunya di keluarga. Sampai akhirnya, dia di paksa untuk menetap di toko, untuk belajar bagaimana menjual emas, ataupun di SPBU, agar tahu bagaimana cara kerjanya.
Baru saja Farhan bekerja beberapa bulan, semua keluarganya sibuk mencarinya jodoh. Karena mereka semua mengira jika sudah saatnya Farhan menikah. Apalagi, cuma dia cucu satu-satunya dari keluarganya yang belum menikah.
Ya, umur Farhan sudah mendekati kepala tiga, makanya semua gundah, kala Farhan belum juga menunjukkan ketertarikan terhadap lawan jenis. Bahkan Farhan, tidak pernah pacaran sekalipun, selama hidupnya.
Kakak, dan sepupu-sepupu dari Farhan sibuk mengenali Farhan pada teman-teman mereka.Begitu juga dengan Ayah dan Mamanya. Banyak perempuan yang didatangkan pada Farhan, namun semua Farhan tolak mentah-mentah, dia selalu saja beralasan belum siap menikah.
Sampai akhirnya, dia mengatakan pada Ayah, juga Mamanya, kalau semua wanita yang di jodohkan dengannya, cuma mau mengincar hartanya, bukan karena cinta. Maka dari itu, Farhan di suruh untuk keluar dari rumahnya dan dicabut semua fasilitasnya, sebab orang tuanya ingin membuktikan, jika tidak ada perempuan yang mau hidup susah, dan tanpa harta. Jadi, semua wanita yang dijodohkan dengannya bukan semata-mata hanya menginginkan hartanya saja. Tapi, semua itu agar mereka bisa menjamin masa depannya, dengan memilih lelaki yang tepat.
Makanya sekarang, dengan bantuan dari Santi, Farhan bisa menjual buah di depan toko Santi. Itupun, setelah Farhan memohon-mohon pada sepupunya itu. Karena dari sekian banyak sepupu-sepupu Farhan, Farhan hanya bisa berharap pada Santi. Sebab Santi, yang mempunyai harta sedikit lebih banyak dari pada yang lain.
Berharap ada saudara kandung, tentu saja mereka mendapatkan ancaman dari orang tua mereka. Jika dari mereka ketahuan membantu Farhan, ancamannya adalah dicoret dari ahli waris.
Santi mengabarkan pada Fira, jika ia mungkin akan sampai lebih lama, dari yang di prediksinya. Karena sekarang, mobil mereka lagi masuk bengkel, akibat mogok.
Jadi,Fira di mintai untuk menutupnya seperti biasa.
"Dik tukang marah, kata Kak Santi, semua uang hasil jualan hari ini, disuruh simpan sama saya." ujar Farhan saat Fira siap-siap untuk menutup toko.
"Gak-gak, kamu pasti bohong kan? Atau kamu perampok atau pencuri, makanya bilang gitu, ya?" tuduh Fira.
"Eh, bukan gitu."
"Jadi, selama ini kamu udah mata-matai kami ya? Makanya tahu, jika Kak Santi membawa pulang semua uang hasil jualannya?" lagi Fira menuduh.
"Eh bukan, makanya dengar dulu."
"Tolong ,,, tolong!" Fira berteriak namun langsung dibekap mulutnya oleh Farhan.
"Dengar dulu, aku disuruh sama Kak Santi. Katanya, nomormu gak aktif sejak tadi. Makanya, dia tidak memberitahumu." jelas Farhan.
"Tunggu, aku hubungi Kak Santi dulu, agar kamu percaya." ucap Farhan menghubungi Santi.
Setelah mendengar penjelasan dari Santi, baru Fira mempercayai Farhan. Padahal nomor Fira tidak bisa dihubungi karena kehabisan baterei, kebetulan dia tidak membawa charger, akibat terburu-buru tadi pagi.
"Maaf ,,," ucap Fira setelah Farhan membantunya menutup toko. "Dan makasih." lanjutnya.
"Sama-sama, oya boleh ngomong sesuatu gak?" ujar Farhan, sambil berjalan ke arah sepeda motornya.
"Apa?" Fira menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Farhan.
"Jangan suka marah-marah, nanti gak laku." ejek Farhan berlari, dan mendapatkan lemparan sandal oleh Fira di punggungnya.
"Untung, aku masuk siang. Jadi gak pernah ketemu lagi, sama cowok resek seperti dia." gumam Fira mengambil sandal yang telah dilemparnya.
Baru saja Fira berjalan beberapa langkah, tangan ada yang cekal serta mulutnya dibekap dari belakang.
Fira langsung melawan, namun percuma tenaganya kalah cepat sama orang yang membekapnya. Dan dia tahu, betul siapa orang yang berani membekapnya. Dia adalah Alvin, Fira bisa tahu, dari aroma minyak wangi yang sering Alvin pakai.
Alvin langsung menyeret Fira memasuki mobilnya, kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Farhan yang baru saja mengenakan helm, tidak sengaja melihat mobil yang melaju cepat, di dalamnya ada Fira yang mengetuk-ngetuk pintu mobil.
Merasa Fira lagi ada masalah dan butuh pertolongannya, Farhan langsung mengejar mobil di depannya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli, dengan umpatan-umpatan dari pengendara lainnya. Yang diinginkannya adalah, gadis didalam mobil tersebut bisa selamat.
"Apa yang kamu inginkan Bang? Lepaskan aku!" teriak Fira.
"Aku menginginkan kamu Fira," jawab Alvin dengan sendu.
"Tapi, kita tidak bisa bersama, kamu sudah menikah Bang, dan yang kamu nikahi adalah sepupuku sendiri." berang Fira.
"Aku bisa menceraikannya Fira, bahkan aku belum menyentuhnya, akibat memikirkan kamu. Jelaskan padaku Fira, jelaskan padaku. Kenapa kamu menolak ku." Alvin juga berteriak.
"Tidak ada, yang perlu dijelaskan lagi. Semuanya sudah usai. Kisah kita usai. Sekarang turunkan aku." pinta Fira.
"Tidak akan Fira, kita akan merajut kembali kisah kita. Dan akan aku buat semua orang merestui hubungan kita." ujar Alvin dengan mata yang memerah. Bahkan dia tidak malu, menangis didepan Fira.