••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
...Happy Reading ✨...
Malam sudah semakin larut tapi pedagang yang mereka temui belum ada yang memiliki markisa. Tantri kekeuh tidak mau yang lain, dia mau buah itu! Bahkan ia bersikukuh akan mencarinya sampai pagi bila perlu.
"Itu ada!" Seru wanita itu dengan menunjuk salah satu rumah warga yang memang di depannya ada pohon markisa berbuah lebat.
"Kita tanya pemiliknya dulu." Ajak Kevin tak ada pilihan lain. Karena buah itu hanya ada di pasar sedangkan ini sudah larut. Siapa coba yang buka pasar pada jam segini.
Pria itu memarkirkan mobilnya di depan rumah orang tersebut.
"Kita ambil saja langsung, kenapa harus tanya dulu?" Tanya Tantri dengan bingung, jiwa pencurinya sudah meronta-ronta jika melihat kebun milik tetangga begini.
"Diam saja! Jangan banyak bicara!"
Tantri turun dengan di gendong oleh Kevin lalu berjalan bersama menuju pintu rumah tersebut. Sepertinya semuanya sudah tertidur, terlebih lagi ini sudah hampir tengah malam.
Tok
Tok
Tok
"Permisi!" Panggil Kevin sembari menggenggam tangan istrinya erat. Bukan apa-apa, takut nanti wanita ini malah memetik buah itu tanpa persetujuan lebih dulu.
Sekitar 15 menit terus memanggil dan mengetuk barulah pintunya di buka. Bahkan Tantri sudah seperti orang kesetanan karena lama menunggu.
"Iya nyari siapa ya?" Tanya seorang gadis muda yang kiranya baru berumur 15 tahun.
"Kami ingin buah markisa itu. Tentu di tukar dengan uang." Kata Kevin.
"Boleh tentu, ambil aja tanpa di bayar juga tidak apa-apa." Ucap anak itu dengan cengengesan, ia terlihat takut pada Kevin. Namun melihat Tantri yang memperagakan perut buncit disitu anak itu tau bahwa istri pria di depannya ini sedang mengidam.
"Saya benci berutang!" Pria itu mengeluarkan lembaran merah sebanyak 5 buah dan di berikan kepada anak itu.
"Wahh kalau gini, ambil sekalian pohonnya aja!" Katanya sumringah, ia bisa jajan sebulan lebih ini.
"Terima kasih adik!" Ucap Tantri sembari tersenyum lebar, Kevin sudah mengambilkan beberapa buah yang matang dan memasukannya ke dalam tas yang di berikan adik itu.
Sebanyak setengah tas barulah Tantri puas dan pergi bersama kevin setelah mengucapkan terimakasih.
Kini wanita hamil itu duduk di kursi yang benar, wajahnya sudah sangat senang dan memeluk tas berisi buah markisa itu dengan senyuman.
Tadi sudah sempat ia hendak membuka satu saja buahnya. Tapi seperti biasa, di larang pria yang bergelar suaminya itu dengan alasan belum di cucilah, masih kotor lah. Kan dia makan isi buah bukan kulitnya!
Cekrek
Tantri memfoto tas yang sedang ia bawa dan mengirimkannya.
"Siapa?" Tanya pria itu dengan sesekali melirik dari ujung matanya.
"Hah? Maksudnya foto ini? Yang jelas dong kalau nanya!" Tantri melengos tanpa menjawab lagi, siapa suruh bertanya begitu ambigu.
"Siapa yang kau kirimi foto?" Tanya pria itu mengalah namun masih saja bersikap dingin.
"Zara dan kak sandi! Kata kak sandi di sebelah rumahnya ada pemilik markisa juga! Kenapa kita tidak tanya ke dia ya?"
"Sepertinya tiada hari tanpa menyebut pria itu!"
"Kau cemburu? Eeee! Tidak mungkin kan?" Tantri menatap pria yang masih diam itu, ia jadi harus menebak-nebak jika begini. Dan ia benci melakukannya.
Mobil yang sudah berkendara jauh itu akhirnya sampai juga di dalam basement apartemen. Lalu mereka berdua naik sembari terdiam. Tak ada yang memulai pembicaraan. Karena Tantri juga sibuk bercerita pada Zara.
"Ganti pakaian mu." Kevin bicara sembari mengambil tas yang ada di tangan istrinya dan menuju dapur. sepertinya pria itu akan mencuci buahnya seperti apa yang dia katakan tadi di mobil.
Tantri menaikan bahunya lalu ke kamar untuk mengganti bajunya dengan baju tidur. Saat keluar dari kamar mandi, kevin sudah berada di kamar mereka dan menaruh semua markisa tadi di atas meja.
Pria itu membuka jas dan kemejanya, Tantri sudah duduk di atas sofa dengan wajah ngiler menatap buah itu. Di tatap lagi pria yang sedang membuka kemejanya dengan menatapnya.
"Aku akan menunggumu! Kita makan bersama." Ajak Tantri, ia harus berterima kasih pada suaminya itu untuk semua efforts yang tak main-main, dengan menemani dirinya hingga jam set 12 malam.
"Makanlah dahulu, aku akan membersihkan diri." Ucap pria itu sembari menatap intens Tantri dari atas sampai bawah. Entah mengapa, baju tidur istrinya tidak ada yang benar-benar tertutup.
Kini wanita itu mengenakan setelan baju berwarna maroon dengan dada yang terekspos dan tanpa pengaman bra, di padukan dengan celana pendek sepaha. Sungguh imannya terus di uji begini! Melihat Tantri mengenakan baju kelonggaran saja sudah membuatnya membeku apa lagi ini!
"Tidak, kau cepat masuklah dan bersihkan dirimu. Aku akan makan setelah kau selesai mandi." Ujar Tantri sembari terus menahan diri, ia akan bersikukuh menunggu suaminya selesai mandi.
"Terserah padamu!" Kevin masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan dirinya namun tetap saja tidak bisa membersihkan otak kotornya.
Kiranya 15 menit, pria itu baru keluar dari kamar mandi dengan kimono. Ia tidak mau dirinya memakai handuk dan menggoda Tantri, yang ada malah dirinya yang akan tergoda seperti pagi itu.
Tantri yang tadi sempat mengantuk sebentar kini tersenyum lebar saat Kevin keluar kamar mandi.
"Ayooo_ Cepat!" Ajaknya sembari menepuk sofa di sebelahnya.
Apa dia tahu sikapnya ini selalu membuat ku tidak bisa menahan diri? Batin Kevin dengan kepala atas dan bawah yang berdenyut.
Menuruti kemauan istrinya, pria itu duduk dan ikut membuka markisa yang di serahkan padanya. Lalu ia juga menyendok buah itu bersamaan dengan Tantri.
"Emmmmm_ Enak sekali....Kan?" Tanya Tantri sembari membuka buah kedua. Suaminya itu tersenyum saat melihat sang istri yang senang. Bahkan matanya tak sedikitpun bergeser dari wajah Tantri. Bahkan ia sangat mengagumi wanita yang sering ia sebuh kucing gila, yang mana adalah sang istri sekarang.
Bibirnya yang terus berucap tanpa henti lalu senyum yang selalu ingin ia lihat kini menjadi pemandangan indah dalam hidupnya.
"Hey! Kenapa melamun?" Tanya Tantri sembari mengibaskan tangannya di depan Kevin.
Cup!
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍