kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Kanaya menagis sejadi-jadinya di pelukan lekaki yang sudah dua bulan ini tak dilihatnya sama sekali, antara rindu dan menyesal melebur menjadi satu.
"Maafkan aku sayang, terlalu lama untuk menemukanmu."Ucap Bumi sambil mengecupi puncak kepala istrinya itu.
Kanaya hanya mampu mengeluarkan isak tangisnya tanpa mampu berkata-kata.Setelah setengah jam pasangan suami istri itu saliing menumpahkan rindu, Bumi melepaskan pelukannya dan duduk disebelah sang istri.
"Apa kabar kamu Nay, kamu betah banget ya disini sampai Mas telepon dan chat tidak ada satupun yang kamu balas? apa kamu gak mau menerima penjelasan apapun dari Mas?" tanya Bumi sesungguhnya ia sudah sangat tidak tahan ingin mencerca banyak pertanyaan pada sng istri , mengapa dan kenapa istrinya itu meninggalakan dirinya.
"Maafkan aku mas, awalanya Naya pikir itu yang terbaik untuk aku dan Mas Bumi, bukankah Mas juga akan kembali pada Mba Nesa?" ucap Naya sedikit ragu, entah apa yang ia jawab itu benar atau tidak, yang jelas itu sudah menjadi asumsinya.
"Kenapa kamu bisa beranggapan seperti itu Nay, kamu adalah istri sah ku,dan kamu juga sedang m.." Bumi tak meneruskan ucapanya, ia lebih menatap istrinya yang semakin kurus dengan kntung mata yang menghitam.
"Apa selama disini kamu tidak tidur dengan baik Nay?"
Naya menggeleng."Atau tidak makan dengan teratur?"
Naya pun masih menggeleng."Kenapa dengan kantung matamu Nay, badanmu juga sangat kurus, kenapa kamu gak sayang sam tubuh kamu sendiri. Mas kecewa Nay." ucap Bumi lagi.
seketika Naya kembali merasakan penyesalannya, ya ia akui diriinya telalu terburu-buru dalam mengambil keputusan kemarin.
"Mas Bumi juga kelihatan kurus, Apa Mas masih suka minum-minum sama Mas Devan? Awas lo Mas nanti mabuk dan Mas gak sadar saat mabuk." Naya terdiam setelah mengatakan itu, ia teringat peristiwaa yang sangat menyakitkan itu, dimana Bumi menidurnya dalam keadaan mabuk dan menyebut nama Nesa berulang kali dalam keadaan tidak sadar.
"Mas tidak pernah mabuk-mabukan lagi seteah peristiwa malam itu Nay. Maaf telah menyakiti kamu terlalu dalam." ucap Bumi.
"Maksdu Mas?"
"Kenapa kamu gak pernah bilang sama Mas kalau waktu itu yang menghabiskan malam bersama Mas itu kamu,Nay? "
Mata Naya membulat, terkejut tentang Bumi yang telah mengetahui semuanya.
"Dari mana Mas tau perempuan itu aku. Mas gak sadar waktu itu."
"Iya Mas gak sadar dan kamu gak ngasih tahu. Nay sejak malam itu Mas diliputi banyak rasa bersalah padamu dan pada gadis yang Mas tiduri. Kamu tahu Nay, setelah Mas tebangun dan mendapati ranjang daengan bercak darah diatasnya, Hati Mas hancur dan merasa sangat berdosa sama kamu.Meskipun pernikahan kita tidak didasari cinta, namu Mas sangat sayang sama kamu.Mas terpukul dan tidak sanaggup melihatmu saat itu Nya." ucap Bumi lagi menerangkan.
"AKu nungguin kamu dirumah Mas untuk minta penjelasan tentang hubungan kita dan arti aku bagi kamu Mas, namun kamu gak pernah pulang ke rumah dan gak menghubungi aku.SEjak saat itu aku memutuskan untuk melupanmu dan pergi ke Bandung."
"Ya Allah, Nay hubungan kita itu sangatlah rentan dan krisis kepercayaan, Mas minta maaf untuk ini semuaa Nay. Mas janji setelah ini kita harus saling terbuka sebagai pasangan.kamu mengerti?" kata Bumi lagi.
Naya memandang wajah tampan sang suami yang jaraknya saat ini sangat dekat , membuatnya semakin bertambah canggung dan bingung ia harus bersikap bagaimana.