" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Jelas sekali tujuan Clara, ia akan menggunakan tangkapan wajah ini untuk mencari siapa sebenarnya pasangan itu. Sangat muda bagi Clara untuk segera melihat kebenarannya.
Damian tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Clara, ia hanya menonton dengan tenang dari samping.
“ GOTCHA..”
“ Heh, ingin bermain – main rupanya?” gumam Clara sambil menampilkan seringai kejamnya.
Damian mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Clara dan mulai membaca informasi yang sudah Clara dapatkan. Damian sangat kagum dengan kecepatan Clara dalam mencari informasi. Sangat praktis dan cepat.
“ Parkus Jennifer? Lilian Edkar?” gumam Damian dengan menampilkan ekspresi bingung. Clara menoleh ke arahnya.
“ Kamu mengenal mereka?” tanya Clara santai. Tentu saja sudah seringai kejamnya sudah lenyap dan hanya menampilkan tatapan polosnya.
“ Tidak, aku baru mendengar nama belakang Jennifer selain dirimu di kota ini,” jawab Damian sambil menggelengkan kepalanya.
Memang benar, ketika Damian menyelidiki informasi tentang perubahan Clara dulu, ia merasa sedikit heran saat membaca nama belakang Clara. Di kota ini, Damian tentu saja sangat familiar dengan berbagai nama keluarga tetapi ia sama sekali tidak pernah mendengar adanya nama jennifer. Baik keluarga baru ataupun generasi yang lama.
“ jelas saja kamu tidak mengenalnya, mereka bukan dari kota ini,” ucap Clara sedikit mencibir Damian. Damian gemas dengan cibiran Clara dan segera mencapit hidung mancung Clara. Membuat Clara meronta, meminta untuk dilepaskan.
“Lalu darimana mereka? Dan juga,apakah mereka benar – benar orang tua kandungmu?” tanya Damian setelah melepaskan capitan di hidung Clara. Ia beralih memainkan rambut panjang Clara.
“ Mereka dari Manchester,dan coba tebak siapa mereka?” ucap Clara dengan senyuman misterius membuat Damian semakin penasaran. Ia hanya membaca sekilas nama dari sepasang suami istri itu tadinya dan tidak membaca detail dibawahnya. Jadi dia mengangkat sebelah alisnya ketika mendengar ucapan Clara.
“ mereka adalah anak angkat dari kakekku, Parkus, Parkus Jennifer adalah anak angkat dari Tuan Jennifer. Sementara ayah kandungku bernama Markus. Dia adalah putra kandung dari Tuan Jennifer,”
“ Lalu kenapa mereka mengaku sebagai orang tua kandungmu?” tanya Damian merasa tertarik dengan cerita Clara. Pantas saja ia tidak pernah mendengar nama Jennifer di antara para konglomerat kota ini, ternyata mereka berasal dari luar kota.
“ Entahlah. Aku juga akan memeriksanya lagi,” jawab Clara misterius. Matanya menampakkan lintasan dingin yang hanya sekilas.
...****************...
Clara bangun pada pukul 5 pagi keesokan harinya. Semalam Damian tinggal hingga jam 10 malam dan dengan enggan meninggalkannya sendiri. Clara entah harus menangis atau tertawa melihat kelakuan Damian yang sangat keluar dari jalurnya itu. Hubungan mereka entah apa tetapi keduanya saling tahu perasaan masing – masing. Clara juga tidak ambil pusing dan hanya akan menjalaninya dengan santai. Begitu pula Damian.
Clara menjalani rutinitasnya seperti biasa. Jogging dan juga memberi pakan kuda – kudanya. Setelah itu ia akan mandi dan membuat sarapan sehat sekaligus menyiapkan bekal makan siangnya.
Kali ini ia membuat porsi dobel untuk bekal makan siangnya. Damian bersikeras ingin dibawakan bekal makan siang yang sama dengan apa yang dimakan oleh Clara dan Clara hanya bisa menghela nafas pelan.
Bagaimana bisa Damian begitu berubah menjadi begitu .. manja kepadanya? Dimana image yang selama ini Damian tampilkan sebagai remaja datar dan dingin yang membuat para gadis bergidik tetapi tetap kagum selama ini.
Clara hanya bisa mengeluh di dalam hati bukan?
Setelah semua siap,jam sudah menunjukkan pukul 06.30, Clara sudah bersiap dengan kotak bekalnya. Ransel juga sudah ia siapkan di meja makan tadi. Ia siap untuk berangkat ke sekolah.
Seperti biasa, Clara akan berjalan kaki menuju ke sekolahnya. Ia tidak menghiraukan tatapan – tatapan yang mengarah kepadanya. Bahkan ada yang menunjuk – nunjuk ke arahnya. Clara berjalan dengan santai dengan salah satu tangan yang memegang sebuah paper bag berisi kotak bekal makanan miliknya dan Damian.
Saat ia mulai memasuki gerbang sekolah, Clara langsung disambut oleh genk Kimberly yang nampaknya sudah menunggunya sedari tadi. Heran ya, genk orang nakal datangnya pagi – pagi banget, -_-
“ Wo wo wo, masih berani datang ke sekolah, HEH” UCAP Kimberly dengan suara yang lantang. Di Belakangnya seperti biasa berdiri seperti pagar ayu Jane dan Moana yang setia.
Clara hanya berhenti, menatap dengan tatapan mengejek ke arah Kimberly yang juga menatapnya dengan percaya diri. Sepertinya ia masih belum tahu kabar jika wakil kepala sekolah sudah mengirimkan surat pengunduran diri terhitung senin depan nanti.
Tentu saja yang mengetahui hanyalah Clara yang semalam kembali meretas CCTV ruang kepala sekolah yang sudah dipulihkan semalam. Memang belum ada yang tahu mengenai ini selain Clara dan juga ketua staf keuangan sekolah tentunya.
“ kenapa kau masih saja berani sekolah HEH? Lo bahkan tidak sanggup untuk membayar biaya untuk bersekolah disini setelah beasiswamu dicabut, bukan?” lanjut Kimberly saat ia melihat jika Clara hanya diam dan malah menatapnya dengan penuh provokasi.
“ Lalu? Jika aku tidak bersekolah, aku akan menjadi orang yang bodoh sepertimu?” ucap Clara dengan tenang. Sengaja menyulut amarah di hati Kimberly.
“LO!! BERANI BERANINYA BILANG GUE BODOH?” sentak kimberly sambil mengangkat tangannya ke udara,ingin menampar Clara.
Tapi, apa menurutnya Clara akan menerima menjadi samsak tamparan di pagi – pagi buta seperti ini? Maka bermimpilah!
Clara dengan tegas meraih tangan Kimberly dan menghempaskannya begitu saja hingga membuat Kimberly tersentak ke belakang.
Clara dengan agresif segera meraih dagu Kimberly yang masih terkejut dengan sentakannya, mencengkeramnya dengan erat hingga menimbulkan ringisan Kimberly.
“ dengar nona muda Kimberly, apakah menurutmu aku adalah seonggok daging yang akan terus terdiam ketika kamu begitu bersemangat untuk menggangguku?”
“ kamu pikir semua orang akan diam saja? Akan tiba saatnya keadaan ini terbalik. Anda akan merasakan apa yang kami rasakan,para korban bullying mu!” ucap Clara dengan tajam. Ia memang memutuskan untuk bermain – main dengan Kimberly, tetapi ia tidak akan bersikap lunak kepada gadis manja ini.
Akan tiba saatnya, ketika Kimberly akan jatuh dan menikmati cemoohan serta bullyan dari para korbannya dan Clara sangat menantikan hari itu terjadi. Benar, Clara hanya sedang menunggunya. Saat ini ia masih harus menyusun rencana cadangan ketika bisa saja secara tiba – tiba paman terkasihnya muncul di hadapannya.
Clara melepaskan cengkeraman tangannya di dagu Kimberly, menggosok pelan kedua tangannya menggunakan tisu yang entah sejak kapan berada di genggamannya seolah ia sedang menyeka kotoran yang menjijikkan dari tangannya.
Clara berbalik pergi meninggalkan Kimberly yang menatapnya penuh dengan dendam. Tanpa Clara sadari, Kimberly dengan susah payah bangkit dan meraih rambut panjang Clara yang di ikat ponytail. Menariknya dengan keras hingga Clara berjengit kaget. Raut wajahnya mengerikan, lintasan dingin melintas di ujung matanya.
“ BERANI LO ...
“KYAAAAAAA
GEDEBUK !!