Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah makan siang bersama, mereka tidak langsung berpisah dan kembali ke kantor. Daniel menemani Sandra pergi ke butik untuk mengambil pakaian yang akan dikenakan nanti di acara pernikahan putranya.
Sandra hanya memintanya mengantar tapi dia ingin menemani Sandra sebentar karena besok mereka tidak akan bertemu sebab Sandra akan sangat sibuk.
Mereka akan bertemu di acara pernikahan Jefri jadi Daniel tidak ingin menyia-nyiakan kebersamaan mereka. Walau satu hari tidak bertemu, dia rasa dia akan merindukan Sandra apalagi dia sedang tidak akur dengan anak-anaknya.
Sandra sedang mencoba pakaiannya supaya dia tahu ada yang kurang atau tidak, sedangkan Daniel menunggunya di luar. Dia sedang membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh putrinya.
“Kakak dan istrinya datang jadi kita akan makan malam bersama mereka,” Linda mengirimkan pesan itu kepada ayahnya. Supaya hukumannya segera berakhir, Linda mengikuti saran dari ibunya untuk bersikap patuh supaya ayahnya senang.
“Papa sedang bersama dengan kekasih Papa, jadi tidak bisa pulang!” Sekarang gilirannya yang mengetes Putra dan putrinya. Dia ingin melihat apa yang akan mereka lakukan.
“Pa, Kakak dan istrinya sudah meluangkan waktu untuk pulang. Apakah Papa lebih mementingkan kekasih Papa dibandingkan kami?” Pesan yang dikirimkan oleh putrinya terasa menggelikan. D putra dan putriia bukannya menyimpan dendam tapi itulah yang dia rasakan kemarin di mana Putra dan putrinya lebih mementingkan hal lain dibandingkan dirinya.
“Bagaimana rasanya, Linda? Itulah yang Papa rasakan kemarin ketika kalian berdua lebih mementingkan urusan kalian ketimbang menemani Papa makan malam dan sekarang, kau berbicara seperti itu seolah-olah kau tidak melakukannya saja.”
“Linda minta maaf, Pa. Bisakah tidak mungkin hal itu lagi? Linda dan kakak sedang memperbaiki diri agar tidak melakukan hal itu lagi jadi bisakah Papa tidak mengungkitnya?”
“Baiklah, Papa akan pulang tapi papa akan membawa Sandra serta karena Papa ingin mengenalkan kalian dengannya!” Pesan itu Daniel kirimkan dan setelah itu dia tidak mendapatkan jawaban apa pun dari putrinya. Sepertinya Linda tidak setuju dengan keinginan ayahnya yang ingin membawa Sandra kembali.
Daniel sudah bisa menebaknya jika putrinya tidak mungkin mau dan memberikan izin. Tidak jadi soal, dia tidak terlalu memikirkannya. Daniel beranjak, dia ingin mencari Sandra.
Dia masuk ke ruang ganti dan menyingkap tirai yang menjadi penutup. Langkahnya terhenti, dia sangat terkejut melihat Sandra begitu mempesona dalam balutan gaun indah yang baru saja selesai dipermak oleh penjaga toko agar lebih pas dengan postur tubuh Sandra yang ramping.
“Wow,” dia tampak mengagumi penampilan Sandra yang terlihat begitu luar biasa.
“Maaf, Daniel. Apa aku telah membuatmu menunggu lama?” Sandra berpaling, dalam balutan gaun itu dia terlihat 10 tahun lebih muda.
“Tidak. Aku hanya ingin melihat penampilanmu saja dan lihatlah, kau benar-benar terlihat luar biasa. Kenapa kau tidak memanggil aku supaya aku melihat penampilanmu yang luar biasa ini?” Daniel melangkah menghampiri, pelayan toko yang sedang membantu Sandra memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua.
“Jangan terlalu memuji, Daniel. Aku merasa penampilanku biasa saja!”
“Itu bagimu tapi bagiku yang belum pernah melihat penampilanmu ini, tentu saja terlihat begitu luar biasa,” Daniel sudah berdiri di hadapannya. Dia memperhatikan Sandra dari atas sampai ke bawah.
“Kau terlihat 10 tahun lebih muda, Sandra,” pujian itu pun dia ucapkan dan dia tidak berbohong sama sekali karena memang Sandra terlihat seperti itu.
“Benarkah?” Sandra melihat penampilannya, wajahnya sedikit tersipu.
“Tentu saja benar,” Daniel menarik pinggangnya lalu mengangkat dagu Sandra, “Aku sangat ingin mengajakmu pulang dan memperkenalkan dirimu dengan anak-anakku agar mereka dapat mengenal dirimu,” dia sangat berharap putrinya segera menjawab pesan yang dia kirimkan dan menyetujui keinginannya.
“Jangan memaksa mereka untuk menyukai aku, Daniel. Biarkan semuanya berjalan secara alami. Kita berdua sudah tidak muda jadi kita harus memaklumi penolakan mereka terhadap diriku.”
“Justru karena kita sudah tua, seharusnya mereka menghargai keputusanku yang ingin menikah lagi dan tidak memaksakan kehendak mereka agar aku kembali dengan ibu mereka.”
“Bagi anak-anakmu ibu mereka adalah segalanya jadi keinginan mereka adalah sesuatu hal yang wajar. Kita juga harus mengerti akan keinginan mereka jadi tidak perlu memaksa, kita jalani saja dan pada saatnya tiba nanti, aku pasti akan bertemu dengan anak-anakmu.”
“Baiklah, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat jadi bergegaslah jika kau sudah selesai. Aku sangat ingin berlama-lama melihatmu seperti ini tapi kita harus memanfaatkan waktu yang ada.”
“Aku memang sudah selesai, tunggulah sebentar,” Sandra mengusap wajah Daniel dengan perlahan lalu memberikan kecupan lembut di wajahnya, “Tunggulah di luar, aku berjanji tidak akan lama,” Sandra melangkah mundur karena dia ingin melepaskan pakaiannya tapi Daniel justru menarik pinggangnya secara tiba-tiba lalu mencium bibirnya.
Dia tidak peduli mereka berada di mana, dia tak bisa menahan diri agar tidak melakukan hal itu. Ciumannya pun disambut, mereka bukan anak kecil jadi tidak ada alasan untuk menolak hal itu.
Setelah melakukannya, Daniel mengusap wajah Sandra dan memandangi matanya dengan lekat. Dia akui jika Sandra berhasil membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kali pada dirinya.
“Malam ini ikut aku pulang, apa kau mau?” Dia tidak perlu menunggu persetujuan anak-anaknya. Dia akan membawa Sandra kembali untuk makan malam bersama mereka. Mau mereka suka atau tidak, mereka harus menerima Sandra.
“Kenapa harus malam ini, Daniel. Bukankah kita sudah membuat rencana untuk pergi ke suatu tempat?”
“Putra dan putriku berada di rumah dan mengajak aku makan malam bersama. Sepertinya mereka ingin mencari perhatian supaya aku menghentikan hukuman yang mereka dapatkan jadi aku rasa ini adalah kesempatan untuk mempertemukan kalian.”
“Aku tidak ingin mengganggu kebersamaanmu bersama dengan mereka jadi ada baiknya kau meminta izin pada mereka terlebih dahulu.”
“Sandra, itu adalah rumahku bukan rumah Putra atau putriku jadi aku tidak perlu izin dari mereka untuk membawamu pulang. Percayalah padaku, mereka pasti akan menerima dirimu karena mereka sedang mencoba mencari perhatian dan ini adalah kesempatan baik untuk mempertemukan kalian.”
Sandra memikirkannya. Dia hanya khawatir kedatangannya akan membuat Daniel bertengkar dengan Putra dan putrinya. Dia tidak suka hal itu terjadi dan dia tidak mau semakin memperburuk hubungan Daniel dengan putra-putrinya.
“Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja. Jika aku menunggu persetujuan mereka maka hal itu tidak akan pernah aku dapatkan.”
“Baiklah, Daniel. Aku tidak keberatan untuk kembali bersama denganmu tapi jika Putra dan putrimu tidak suka dengan kehadiranku maka aku akan pergi.”
“Kita akan pergi bersama!” Sandra mengangguk dan tersenyum. Dia tahu hal itu tidak bisa dihindari jika dia ingin bersama dengan Daniel.
Daniel telah meyakinkan Jefry jadi sekarang giliran dirinya yang meyakinkan putra dan putri Daniel. Dia tahu mereka pasti tidak akan menyukainya tapi sebelum bertemu maka dia tidak akan tahu hasilnya.
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel