Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sementara itu mobil yang di tumpangi Ara kini telah sampai di sebuah Mansion mewah, yang pastinya sebuah mansion milik keluarga besar Arbeto. Ara yang baru pertama kali masuk ke dalam mansion tersebut dibuat terkejut, saat melihat begitu megah dan mewahnya mansion yang diberi nama mansion utama.
Begitu beruntungnya nasib Vivian. Lahir di dalam keluarga berada dan kini memiliki suami yang tampan, dan juga kaya raya. Tidak seperti nasibnya yang di buang sejak kecil, dan kini menjadi istri kedua hanya untuk menghasilkan seorang keturunan. Bahkan status istri keduanya pun harus disembunyikan, tidak boleh ada satu orang pun yang mengetahuinya.
"Di mana semua orang? Kenapa sepi sekali?" tanya Ara saat melihat hanya ada para pelayan di mansion tersebut.
"Tuan dan Nyonya besar tadi pagi berangkat ke pulau pribadi milik keluarga Arbeto, mereka rencananya akan menetap lama di sana," jelas Edward.
Ara menganggukkan kepalanya. "Di mana harus kuletakakan semua barang kak Vivian?" tanyanya tanpa ingin mendengar lebih lanjut kisah tentang keluarga Arbeto yang cukup tertutup dari pemberitaan.
Sungguh Ara ingin secepatnya pergi dari mansion utama, dan tidak ingin bertemu dengan suaminya lagi. Suami, mendengar kata itu saja membuat Ara kesal dan geli. Mengingat bagaimana pria itu menyentuhnya. Memang pergulatan panas yang terjadi tadi bukan yang pertama bagi mereka, tapi percintaan itu dilakukan Ara secara sadar. Sehingga ia bisa merasakan bagaimana rasanya bercinta, dan tidak dapat dipungkiri rasanya begitu menakjubkan terlebih dilakukan oleh pria setampan Dewa.
"Biarkan pelayan yang akan membawa ke kamar Nona Vivian," ucap Edward sembari memanggil pelayan.
Memerintahkannya untuk membawa semua koper-koper milik Vivian ke dalam kamar yang sudah disiapkan untuk wanita tersebut.
"Baiklah, karena sudah selesai aku pulang dulu." Ara hendak pergi sebelum langkahnya tertahan oleh Edward.
"Anda tidak boleh pergi!"
"Kenapa tidak boleh?" tanya Ara dengan bingung.
"Karena mulai hari ini Anda akan tinggal di mansion utama."
"Apa? Tapi bagaimana bisa?"
"Tentu saja bisa, Anda sudah menjadi istri Tuan Dewa. Otomatis Anda sudah menjadi bagian dari keluarga besar Arbeto yang harus tinggal di Mansion ini," jelas Edward panjang lebar.
"Iya, tapi aku tidak bisa tinggal di sini. Aku harus pulang kembali ke rumah ayah Wisnu, mereka tidak akan mengijinkan aku pergi."
"Tuan Dewa yang akan mengurusnya."
"Apa?" Untuk kedua kalinya Ara terkejut. "Tapi aku tidak ingin tinggal di sini." Dengan segera Ara berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Sungguh Ara tidak mau tinggal di tempat yang sama dengan Dewa dan Vivian. Ia tidak mau di jajah kembali oleh dua orang tersebut, dua orang yang selalu bersikap sesuka hati padanya.
"Kalian mau apa?" tanya Ara dengan terkejut saat dua orang berbadan tegap menghalangi langkahnya. "Menyingkir! Aku ingin pulang."
Namun dua orang yang sudah dapat dipastikan sebagai pengawal pribadi itu tidak mau menyingkir dari hadapannya, membuat Ara kesulitan untuk pergi dari mansion tersebut.
"Nona, masuklah ke dalam kamar Anda. Jangan sampai mereka turun tangan untuk membawa Anda masuk," ucap Edward dengan sedikit mengancam.
Sama seperti yang dilakukan Dewa pada saat di apartemen tadi, untuk menakuti wanita tersebut. Namun perkiraan Edward salah, karena ternyata Ara tidak takut sedikitpun.
"Aku tidak mau. Edward aku mohon ijinkan aku pergi, aku tidak mau tinggal bersama mereka," pinta Ara dengan memohon.
Edward sebenarnya merasa tidak tega. Tapi ia tidak bisa membantah perintah tuannya, lagi pula Ara akan lebih nyaman tinggal di mansion utama bersama Dewa dari pada tinggal dengan keluarga Wisnu yang selalu menjadikan Ara sebagai pelayan.
"Masuklah Nona, percaya padaku Anda akan baik-baik saja tinggal di sini."
"Percaya padamu?" Ara berdecak dengan kesal. "Terakhir kali aku percaya, justru aku menjadi istri kedua. Jadi jangan harap aku percaya lagi padamu," ucapnya sembari berusaha keluar dari mansion.
"Ada apa ini?"
Baik Ara maupun Edward terkejut. Menatap pada sosok yang berjalan kearah mereka, sosok yang tidak lain dan tidak bukan Dewa Arbeto bersama Vivian yang merangkul mesra pria itu.
Palagi pas Ara hamil dan kau yg mendapatkan morning sickness parah.. baru tau rasa kau Dewa 🫣😜