Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Tamparan Keras
Kedatangan Zidan di rumah keluarganya langsung disambut oleh para pelayan dan juga pekerja yang sudah berbaris di depan pintu. Semua itu memang selalu mereka lakukan setiap ada anggota keluarga ataupun tamu yang datang. Walaupun sebenarnya Zidan sendiri pun tidak terlalu nyaman diperlakukan terlalu istimewa seperti itu.
" Selamat datang, Tuan Muda.. " sapa mereka semua bersamaan dan menundukkan kepala hormat.
Zidan pun hanya menganggukkan kepalanya saja untuk membalas sapaan itu sembari terus berjalan memasuki rumah yang menjadi tempat tinggalnya sedari bayi hingga sekitar satu tahun yang lalu. Sebuah tempat yang sangat berharga dan menyimpan banyak kenangan yang tak ternilai oleh apapun.
Jujur, dia sangat merindukan semua yang ada di rumah itu, termasuk kamarnya yang menjadi tempat ternyaman baginya. Hanya saja dia tidak mungkin bisa sebebas itu andai tetap tinggal di sana setelah menikah dengan Marsha.
" Dimana Mama, Bi? " tanya Zidan berhenti sejenak tepat di depan kepala pelayan.
" Nyonya berada di ruang kerja, Tuan Muda.. Beliau juga meminta Anda untuk segera menyusul ke sana " jawab kepala pelayan itu dengan sopan.
Tanpa bertanya atau mengatakan apa-apa lagi, pria itu pun langsung melanjutkan langkahnya dan sedikit berlari menaiki tangga untuk menuju ruang kerja yang berada di lantai atas. Memang ruangan itu menjadi tempat yang sering sang ibu gunakan untuk menghabiskan waktu. Terlebih lagi setelah kepergian ayahnya lima tahun yang lalu.
Mungkin semua itu Mama Naima lakukan untuk sedikit mengurangi rasa rindunya pada sang ayah. Tak jarang juga Zidan pun mencoba selalu menyempatkan diri untuk berada di ruang kerja itu barang sebentar saat sedang berkunjung.
.
.
.
Ceklek.
Zidan membuka pintu ruang kerja itu cukup pelan dan langsung masuk ke dalamnya. Terlihat Mama Naima sedang duduk di kursi kerja dengan posisi menghadap jendela dan membelakangi pintu masuk.
Perlahan pria itu berjalan mendekat ke arah sang ibu setelah menutup pintu ruang kerja itu kembali dengan benar. Tentunya tidak boleh ada satu pun orang di rumah itu yang boleh mendengar pembicaraan pentingnya dengan Mama Naima.
" Ma.. " panggil Zidan saat sudah berada di samping ibunya itu.
Mendengar panggilan itu, Mama Naima pun bangkit dari posisi duduknya dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap sang putra. Wajahnya sangat berbeda dan tidak seperti biasanya ketika menyambut kedatangan putra satu-satunya.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Zidan merasa ada sesuatu yang tidak baik telah terjadi pada sang ibu. Tatapan mata ibunya itu jelas menyiratkan sebuah kekecewaan yang dia sendiri tidak bisa menebaknya. Perasannya juga mendadak menjadi tidak enak dan juga sangat gugup.
" Ada apa, Ma? Apa Mama baik-baik saja? " tanya Zidan yang tentunya merasa cukup khawatir.
Plak.
Bukannya menjawab, wanita paruh baya itu malah memberikan sebuah tamparan yang sangat keras tepat di salah satu pipi sang putra. Sudah pasti Zidan merasa sangat terkejut dan tidak percaya dengan yang dilakukan oleh ibunya itu secara sangat tiba-tiba.
Seumur hidupnya, ini adalah kali pertama Zidan mendapatkan sebuah tamparan atau perlakuan kasar dari orang tuanya. Dia tidak yakin apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sepertinya ibunya itu benar-benar marah padanya.
" Ma.. Apa yang Mama lakukan? Kenapa Mama tiba-tiba menamparku? " tanya Zidan dengan tangan yang memegang bekas tamparan dari sang ibu.
Tamparan yang sangat keras itu tentu saja meninggalkan rasa panas dan kebas serta bekas yang terlihat sangat jelas. Bisa dipastikan beberapa waktu ke depan pipinya itu akan mulai membiru untuk waktu yang cukup lama.
" Kamu masih tanya kenapa, Zidan? Seharusnya kamu sadar dan tahu alasan Mama sampai menamparmu seperti ini!! " bentak Mama Naima cukup keras.
Lagi-lagi Zidan dibuat terkejut sekaligus bingung dengan kemarahan Mama Naima yang sepertinya tidak main-main. Sebisa mungkin dia mencoba menebak penyebab ibunya itu sangat marah.
" Jangan-jangan Marsha.. " batin Zidan teringat dengan yang terjadi di rumah sakit kemarin.
Hanya sang istri yang terlintas di kepalanya sebagai penyebab kemarahan Mama Naima saat ini. Dia masih mengingat betul jika Marsha menolak untuk bercerai dengannya dan pastinya wanita itu telah mengatakan sesuatu lebih dulu yang tidak benar.
" Mama tidak habis pikir dengan kamu, Zidan.. Apa kurangnya Marsha sebagai istri sampai kamu sangat tega selingkuh di belakangnya? Dengan kamu menyakiti istrimu seperti ini, maka sama sama kamu menyakiti Mama, Zidan!! " ucap Mama Naima yang terlihat sangat kecewa.
Dan benar saja dugaan Zidan, karena memang semua ini adalah ulah dari Marsha. Jelas sekali jika wanita itu sudah memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. Padahal sedari awal istrinya itu-lah yang mengizinkannya untuk menjalin hubungan dengan wanita lain.
" Kenapa kamu melakukan hal sejahat ini, Zidan? Apa karena dia sulit untuk hamil dan memiliki anak? Iya? " tanya Mama Naima menatap putranya itu sangat tajam.
" Seharusnya kamu bicara tentang hal itu pada Mama, jadi Mama tidak menuntut cucu dari kalian berdua dan membuat Marsha tertekan. Mama pasti akan membantu kalian berdua untuk ke dokter atau melakukan program kehamilan, bukan malah kamu selingkuh seperti ini " lanjut Mama Naima yang mulai menangis.
Zidan masih diam dan tidak berniat untuk memotong semua yang sang ibu ingin katakan padanya. Sekaligus dia juga ingin tahu kebohongan apa saja yang telah Marsha katakan untuk membuatnya sebagai pihak yang sangat bersalah.
" Mama menjodohkan kamu dengan Marsha adalah untuk menjaganya setelah kedua orang tuanya tiada, bukan untuk menyakitinya. Marsha adalah perempuan yang sangat baik, bahkan dia tidak berniat untuk meminta cerai dari kamu walaupun kamu selingkuhi seperti ini. Dia masih bersedia memaafkan kamu dan mempertahankan rumah tangga kalian berdua " ucap Mama Naima dengan suara yang mulai melemah.
" Kamu benar-benar membuat Mama malu pada Marsha dan juga mendiang kedua orang tuanya, Zidan.. " lanjut Mama Naima.
Terlihat sekali jika Mama Naima sangat mempercayai semua yang telah Marsha katakan. Tentunya hal itu membuat Zidan semakin membenci Marsha dan tidak menyangka jika istrinya itu benar melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya.
Dengan semua itu, maka dia tidak akan berbaik hati tetap menjaga nama baik istrinya itu di depan Mama Naima seperti janjinya. Dia memang siap dianggap salah karena memang dirinya berselingkuh dengan Chika, tetapi bukan berarti bersedia tetap salah dengan hal yang penuh kebohongan seperti ini.
***
Selamat pagi dan selamat beraktivitas ya, Guys🤗☀️Saya akan berusaha untuk konsisten update lagi seperti sebelumnya, jadi mohon juga bantuan dari kalian ya🥰🙏 Tetap setia membaca dan meramaikan kisah Zidan-Chika ini❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘