Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 6 - Menawarkan Bantuan
"Bayi itu anaknya Erzan, cucuku," ucap Argus dengan senyum yang masih coba dia tahan. Rasanya masih terlalu canggung untuk mengakuinya, ketika mengingat semua perlakuan kasar yang pernah dia dan Miya lakukan pada Arra.
Dan sama, Miya pun ingin bersorak senang. Namun urung dia lakukan ketika mengingat Arra dan semua perlakuannya. Selama kehamilan Arra, Argus dan Miya terus meragukannya. Menilai Arra lah yang sudah menjebak Erzan. Kata-kata kasar terus mereka lontarkan meski Arra sudah menunduk menahan tangis.
Perasaan bersalah tiba-tiba menyelinap masuk ke dalam hati Argus dan Miya.
Tapi tidak dengan Eudora, kedua mata wanita cantik ini langsung membola ketika mendengar ucapan Argus. Dia ingin menyanggahnya namun tak kuasa untuk berucap, apalagi Eudora bisa melihat dengan jelas raut wajah bahagia yang terpatri diwajah Argus dan Miya.
Eudora hanya bisa mengepalkan tangannya kuat, seraya mencoba tersenyum dan berpura-pura ikut bahagia.
"Tapi ada satu masalah," ucap Argus lagi, membuat Miya jadi cemas, takut jika terjadi sesuatu pada cucunya.
"Apa Pa? kenapa dengan bayi Itu?"
"Bukan Ma, bukan tentang cucu kita, tapi Arra."
"Kenapa dia?"
"Dia kabur."
Ha? Miya terkejut, juga dengan Eudora. Namun dengan segera Eudora mengambil kesempatan untuk bicara.
"Kabur? meninggalkan bayinya? Astaga, kasihan sekali bayi itu," ucap Eudora dengan banyak pertanyaan, dia juga memasang wajahnya yang sendu, seolah merasa iba pada bayi itu. Tapi sungguh, Eudora hanya ingin mengambil hati Argus dan Miya. Dia tahu bahwa setelah anak itu diakui darah daging Erzan, pertunangannya akan berakhir.
Tapi Eudora tidak akan menyerah semudah Itu, terlebih cintanya pada Erzan tak pernah luntur sejak dulu.
Kepergian Arra, akan dia manfaatkan sebaik mungkin.
Dan sepertinya usaha Eudora berhasil, dia melihat wajah Argus dan Miya yang langsung terlihat murung.
"Om, Tante, aku tahu pertunangan ku dan Erzan tidak akan berlanjut. Tapi izinkan aku untuk membantu kalian merawat bayi itu, aku tidak ingin dia jadi korban dari masalah ini," terang Eudora, menawarkan sebuah bantuan yang akan menguntungkan untuknya.
Dan mendengar ucapan manis itu, senyum di bibir Miya mulai kembali.
"Kamu memang anak yang baik sayang," balas Miya, dia bahkan mengelus kepala Eudora dengan lembut. Selama inipun Miya sudah menganggap Eudora seperti anaknya sendiri.
Tapi Argus sedikit ragu.
"Tentang bayi itu, bagaimana nantinya terserah dengan Erzan," ucap Argus. Miya pun mengangguk, sementara Eudora mengangguk dan tersenyum kecut.
Di dalam ruang inkubator, baby Eleanor mulai dilakukan pemeriksaan. Setelah ditimbang ada kenaikan berat badan yang cukup signifikan. Kini bahkan baby Eleanor sudah diperbolehkan untuk pulang.
Erzan tersenyum bahagia, dia mencium bayinya berulang.
"Kamu memang anak yang pintar El," bangga Erzan.
"Apa? ingin cepat pulang karena ingin bertemu mommy?"
"Ya ya ya, tapi daddy harus mencari mommy mu dulu." Erzan terus mengajak anaknya bicara, sampai tidak sadar jika 2 perawat melihat ke arahnya dengan bibir yang mengulum senyum.
Disatu sisi Erzan terlihat sangat menakutkan, namun disisi lain dia begitu lembut.
Pagi itu juga Erzan membawa baby Eleanor pulang, tentang Arra masih dia kesampingkan, yang terpenting kini adalah anaknya dulu. Sampai di rumahnya, dia melihat Argus, Miya dan Eudora sudah disana.
Jujur saja, melihat itu Erzan merasa tak nyaman.
"Kenapa ramai-ramai kesini? Eleanor masih butuh banyak waktu untuk beristirahat."
"Erzan, mengurus bayi tidaklah mudah, biar mama dan Eudora yang akan membantu mu."
"Tidak perlu, aku sudah membawa dokter anak dan babysitter sekaligus," terang Erzan, bicara dengan suaranya yang dingin dan terkesan tak ada minat.