Deskripsi
Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.
Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.
Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.
Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.
Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.
Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemuja iblis
Setelah penemuan mayat Liana, pabrik pun di minta untuk tidak beroperasi, sedang ada pemeriksaan polisi mengenai motif penemuan Liana.
"Kalau sering libur, kemungkinan besar pabrik akan berhenti total, alias bangkrut."
Ujar Adit yang saat itu sedang berada di rumah Rey.
"Bodo amat, gua juga udah mulai bosen."
Jawab Rey yang terlihat sedang melihat ponsel milik nya.
"Hem, apa lu yakin mau keluar?, apa lu udah nggak mau ketemu Aisha."
Tanya Andi yang merasa jika teman nya sudah mulai jatuh cinta.
"Aduh,, lu ini, asal bicara saja."
Jawab Rey yang langsung bangun dari tempat duduk nya.
"Mau kemana Rey?, apa ada sesuatu yang baru?."
Tanya Andi yang juga ikut bangkit dari tempat duduk nya.
"Kita kerumah Sean, setelah itu, baru kita jemput Aisha."
Jawab Rey yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu.
"Hem!, baru juga diomongin, sudah mulai ketahuan kan?."
Ujar Andi yang tersenyum dan melihat ke arah Rey.
"Konyol!, nggak mungkin kalau gua sampai punya rasa pada Aisha, ini diluar expetasi gua, lu berdua tahu gua kan?."
Ujar Rey yang juga merasa aneh dengan dirinya.
"Hahaha, itu namanya beneran cinta, nggak mandang materi apa lagi fisik."
Jawab Adit yang tersenyum pada Rey.
"Lagian kalau gua lihat, Aisha nggak norak-norak amat, penampilan dia aja yang nggak jelas."
Ucap Andi yang menilai fisik Aisha.
"Udah ahh, jadi ngomongin Aisha."
Ujar Rey yang langsung keluar dari kamar nya.
Mereka bertiga pun langsung bergegas menuju rumah Sean, dan di lanjut pergi menjemput Aisha, malam ini Sean ingin mengajak mereka ke suatu tempat.
Singkat cerita, mereka pun akhirnya sampai di tempat yang Sean katakan sebelumnya pada Rey, sebuah petilasan dan banyak bekas bangunan yang terbengkalai.
"Lu ajak kita kemana lagi Sean?."
Tanya Rey yang tidak nyaman dengan kondisi di sana.
"Kita akan mencari seseorang yang bisa membantu kita."
Jawab Sean yang terdengar tidak masuk akal.
"Memang nya kita kenapa?, kita sedang baik-baik saja bukan?."
Tanya Andi yang merasa jika Sean hanya mengada-ada.
"Pintu itu sudah kebuka, dan hantu Ara sudah jarang datang, bukan begitu Aisha?."
Tanya Sean pada Aisha.
"Iya, memang sudah beberapa hari ini, gua nggak lihat dia."
Jawab Aisha yang melihat sekeliling nya.
"Lu bisa ngerasain sesuatu nggak?."
Tanya Sean yang melihat wajah Aisha.
Aisha pun terdiam, matanya tertuju pada satu titik, bahkan tidak sekalipun dia berkedip.
"Sssst, jangan berisik, ada sesuatu yang sedang dilihat Aisha."
Ujar Sean yang memberi tahu pada teman-temannya.
Tak lama kemudian, Aisha pun kembali tersadar, dan menjelaskan jika itu adalah tempat ritual pemujaan iblis.
Ucapan Aisha pun di iyakan oleh Sean, yang mengartikan jika apa yang dilihat Aisha adalah kejadian yang sebenarnya.
"Gua sebelum nya minta maaf Sha, mungkin kejadian Ara akan terulang lagi."
Ucap Sean yang sulit untuk dimengerti.
"Memang nya ada apa?, apa yang lu maksud Sean?."
Tanya Rey yang terlihat bingung.
"Liana, dia adalah tumbal pertama."
Jawab Sean yang membuat semua yang ada disana kaget.
"Pertama bagaimana?, apa yang dimaksud dengan pertama."
Tanya Aisha pada Sean.
"Pertama dari ketujuh tumbal, dan lu yang bakal dijadikan segelnya."
Jawab Sean yang entah sadar atau tidak nya.
"Setelah Liana, jadi akan tumbal berikut nya?, apa itu yang lu maksud?."
Tanya Adit yang langsung merasa ketakutan.
"Benar, tumbal nya adalah orang terdekat Aisha."
Jawab Sean yang sontak membuat mereka semua panik.
"Astaga!, sia-sia hidup gua, kalau gua bakal dijadikan tumbal pemuja iblis."
Ujar Andi yang merasa jika hidup nya sudah berakhir.
"Bukan dari golongan pria, tumbal untuk dewa, hanya butuh wanita."
Jawab Sean dengan matanya yang tertuju pada Aisha.
"Jika itu benar, itu nggak akan terjadi Sean, gua nggak punya temen kan?."
Jawab Aisha yang sedikit merasa tenang.
"Kocak Sha!, apa Liana bukan temen lu?, Kenapa dia jadi korban pertama."
Tanya Sean yang mendekati Aisha.
"Ingat-ingat Sha?, selain Liana, siapa lagi yang sering dekat dengan lu."
Tanya Rey yang masih terus melihat wajah Aisha.
"Jihan, Asti dan kawan-kawan nya mungkin, selain itu, nggak ada lagi."
Jawab Aisha yang langsung memegang kepalanya sendiri.
"Oh my God!, harus bagaimana sekarang."
Tanya Rey pada Sean.
"Entah lah, kita harus mencari siapa orang yang melakukan nya, agar bisa menghentikan semua ini."
Jawab Sean yang memberikan titik terang untuk mereka semua.
Mereka pun akhirnya memilih untuk kembali ke rumah Aisha, namun sebelum mereka pergi, Aisha sempat merasakan jika ada yang sedang memperhatikan nya.
Jika itu sosok hantu, tidak mungkin dia akan bersembunyi, mungkin kah itu sosok manusia yang tahu tentang kejadian ini?
"Pemuja iblis tidak akan terhenti jika masih ada keturunan nya, jika ingin lepas, kamu harus menghabisi keturunan terakhir nya."
Terdengar suara yang memberi tahu Aisha, namun tidak terdengar oleh teman temannya yang lain.
"Sean?, apa lu denger suara tadi?."
Tanya Aisha dengan tangan nya yang gemetaran.
"Suara apa, kita nggak denger suara apa-apa."
Jawab Sean yang juga di iyakan oleh teman-temannya.
"Siapa keturunan terakhir nya?, siapa?."
Tanya Aisha yang terlihat berbicara sendiri.
"Keturunan terakhir!, apa maksudnya Sha?."
Tanya Rey pada Aisha.
"Semua ini akan terhenti, jika kita bisa menemukan keturunan terakhir sang pemuja iblis itu."
Jawab Aisha yang membuat Sean membalikkan badannya.
"Wow, ngeri banget!, bisa sampai minta garis keturunan terakhir nya."
Jawab Rey yang tidak percaya jika kekuatan nya bisa sebesar itu.
"Sean!, ini jadi titik terang nya, kita bisa menyelamatkan Aisha."
Ujar Rey yang terlihat senang mendengar ucapan Aisha.
"Benar kah!, bagus lah kalau begitu."
Jawab Sean yang langsung naik ke atas motor nya.
"Kita pulang sekarang Sean?."
Tanya Rey kembali.
"Iya, hari sudah menjelang malam, sebaiknya cepat pergi dari sini."
Jawaban Sean yang terdengar sangat dingin.
"Kenapa lagi ini anak!, aduh,,, makin tidak jelas saja."
Gumam Adi yang melihat wajah Sean.
Akhirnya mereka pun kembali ke rumah mereka masing-masing, dan kini Aisha pun kembali mencari tahu tentang garis keturunan terakhir yang dikatakan oleh suara itu.
Aisha pun membaca buku harian Ara, bolak-balik dan masih juga belum menemukan hasil.
"Siapa garis keturunan terakhir itu?, apa pak Doni?."
Ucap Aisha yang berbicara sendiri di kamar nya.
"Ara, kamu dimana?, Kenapa kamu tidak pernah datang."
Tanya Aisha yang berharap agar Ara datang pada nya.
Terlihat buku harian Ara yang terbuka sendiri, menandakan jika ada kehadiran sosok yang tidak terlihat.
"Ara!, jangan bercanda lah, keluar lah seperti biasanya."
Tegur Aisha yang merasa jika Ara ada disana.
"Ara, please, comeback to me."
Ucap Aisha yang terlihat menahan air matanya.
Benar saja, ternyata sosok Ara ada disana, hanya saja Aisha tidak bisa melihat nya, entah kenapa bisa begitu.
Ternyata, ada kalung Ara yang sengaja di taruh di dalam kamar Aisha, liontin itu juga sama dengan liontin yang ditemukan Rey di dompet Sean.
Lantas, siapa yang sudah menyimpan kalung itu?, apa hebatnya kekuatan kalung itu, sehingga Aisha pun tidak bisa lagi melihat Ara.
Malam itu pun, Aisha memilih untuk tidur dengan tangan nya yang masih memeluk buku harian Ara, dan Ara pun terlihat duduk di samping Aisha yang kini tidak melihat nya.
Apakah Aisha akan kembali melihat Ara?
lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu