Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 4 Berubah
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (4)
"Iya, kunci cadangannya aku pegang." jawab Salma datar. Ia tahu kebiasaan suaminya yang akan memindahkannya kembali ke kamar mereka jika Salma tidur di kamar Faisal.
Jadi, Salma mengantisipasi dengan mengambil sekalian kunci cadangan itu.
"Kenapa?"
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Rama mengendarai mobilnya dengan perasaan yang tidak menentu. Istrinya benar-benar berubah tidak seperti biasanya.
Sikapnya menjadi dingin. Bahkan ia menolak saat akan di antar ke sekolah. Faisal pun memilih ikut bersama sang bunda ke sekolah dengan menaiki sepeda motor sang Bunda. Ia menolak ikut dengan ayahnya naik mobil.
"Aku sedang tidak ingin di ganggu. Aku sudah berjanji untuk selalu menemani Ical tidur."
"Apa maksudnya dengan berkata selalu menemani Ical tidur?" Gumam Rama.
"Padahal aku selalu memindahkannya kembali ke kamar karena aku tidak bisa tidur jika tidak memeluknya." Monolog Rama.
Semalam pun Rama tidak bisa tidur. Entah jam berapa ia baru bisa memejamkan matanya. Berbagai upaya sudah ia lakukan agar bisa membuka pintu kamar Faisal dan membawa guling hidupnya.
Namun, karena semua upayanya gagal, ia akhirnya kembali ke kamar dengan tangan hampa.
Kalau saja tidak menggangu, ia akan mendobrak paksa agar pintu itu terbuka.
"Salma, apa yang terjadi padamu?" lirihnya.
Siang hari, saat jam makan siang, Rama terus menerus melihat ponselnya yang sangat sepi tidak seperti biasanya. Salma yang biasanya menelpon untuk mengingatkannya agar jangan telat makan tidak menelpon juga. Padahal, jam makan siang sudah hampir habis.
" Kamu tidak keluar untuk makan siang?," tanya Andre, sahabat sekaligus rekan kerjanya di kantor.
"Aku tidak nafsu makan."
"Kenapa ?"
"Salma tidak seperti biasanya. Dia berubah menjadi acuh padaku."
Jawaban Rama malah membuat Andre terkekeh.
"Mungkin dia mulai sadar jika suaminya tidak benar-benar mencintainya. Mungkin dia sedang berpikir untuk pergi darimu."
Rama diam. Tiba-tiba ia merasa takut.
"Bagaimana jika dia benar-benar pergi, Ndre?."
"Hei, tumben sekali kamu terpengaruh oleh perkataanku." Andre bingung dengan Rama yang biasanya acuh dengan perkataannya.
Perkataannya tentang Salma yang akan pergi meninggalkannya jika tahu Rama tidak pernah mencintainya, bukan sekali ini ia katakan. Namun, baru kali ini perkataannya berhasil mempengaruhi Rama.
"Ada apa?," Andre mulai serius. Ia tidak lagi berniat bercanda.
Rama pun menceritakan semuanya. Tentang ia dan Salma yang kemarin berada di restoran yang sama. Juga perubahan sikap istrinya.
"Apa mungkin dia melihat kalian?"
"Aku tidak tahu."
"Sudah aku katakan, cobalah untuk mulai mencintai Salma. Apa kurangnya dia?."
"Aku sendiri tidak tahu."
"Jangan-jangan kamu sebenarnya sudah mencintai Salma, namun kamu tidak menyadarinya."
"Entahlah."
"Buktinya, kamu tidak bisa tidur jika tidak memeluknya."
Rama diam.
...******...
"Mulai bulan depan, transfer uang bulanan ke nomor rekening ini saja ya,Mas." Salma mengirimkan nomor rekening nya via chat. "Aku sudah mengirim nomor rekening nya." ucap Salma sambil berlalu ke kamar mandi dengan membawa baju ganti.
Rama yang ingin bertanya pun ia urungkan karena Salma sudah masuk ke dalam kamar mandi.
Rama tertegun sambil melihat pintu kamar mandi yang tertutup.
Rama yang melihat Salma yang sudah mandi dan berganti pakaian kembali dibuat heran. Karena Salma sudah berganti baju di kamar mandi. Padahal biasanya Ia akan menggantinya di kamar. Sekalipun ada Rama di kamar itu.
"Sayang, kamu membuat rekening baru?." Rama menyimpan laptopnya dan melihat ke arah sang istri.
"Iya. Aku akan memisahkan uang nafkah darimu dari uang pribadi ku."
"Kenapa ?,"
"Agar aku bisa menyimpan sisa uangnya disana dan tidak menggunakannya untuk keperluan pribadiku." jawab Salma datar.
" Kenapa tiba-tiba? Bukankah sebelumnya kita sudah sepakat mengenai hal ini?," Rama semakin di buat bingung.
Sebelumnya, Salma memang pernah menyarankan untuk membuat ATM sendiri untuk uang nafkah. Namun, di tolak Rama. Alasannya semua yang Salma butuhkan adalah bagian dari nafkah yang harus Rama penuhi. Namun, kenapa saat ini Salma langsung membuat rekening baru dengan tiba-tiba.
" Aku hanya ingin kembali memakai uang gaji ku." jawab Salma memberi alasan. "Setahun ini gajiku utuh karena semuanya sudah Mas penuhi."
Salma sebenarnya mulai membiasakan lagi untuk tidak bergantung pada Rama. Agar jika suatu hari ia jadi berpisah, tidak akan terlalu sulit bagi Salma.
"Kenapa tiba-tiba? Apa ada sesuatu yang terjadi ?."
"Tidak ada." jawab Salma enggan untuk jujur. "Malam ini aku tidur lagi di kamar Ical. Dia ingin aku temani lagi." Ucap Salma sambil menutup pintu kamar.
Rama yang tersadar jika sang istri sudah keluar dari kamarnya mencoba mengejar. Namun, sayangnya Salma sudah masuk ke kamar Faisal dan menguncinya.
Rama awalnya berniat mengetuk pintu, namun ia urungkan saat ponselnya berbunyi.
"Halo, Dewi. Ada apa?," tanya Rama sambil pergi menuju kamarnya lagi.
Di balik pintu kamar Faisal, Salma menyandarkan tubuhnya. Tubuhnya merosot. Salma menangis dengan kedua tangannya yang menutup mulutnya agar suara tangisnya tak terdengar. Salma bisa mendengar suaminya menyebut nama Dewi. Mantan istrinya.
Untung saja Faisal sudah tidur. Salma awalnya tidak ingin kembali ke kamar kalau bukan karena ingin mandi karena gerah.
...******...
Berhari-hari Salma berusaha untuk menghindar dari Suaminya. Sekalipun ia tetap melayani suaminya di meja makan namun, ia lebih banyak diam.
Untuk syukuran ulang tahun yang rencananya di adakan di sekolah, Salma mempersiapkan sendiri tanpa bantuan sang suami. Padahal, jika ada acara seperti ini, ia akan meminta pendapat suaminya.
"Untuk acara lusa, ada yang bisa aku bantu?," tanya Rama sambil merebahkan tubuhnya di samping Salma yang masih sibuk dengan laptop yang ada di pengakuannya.
Rama senang, Salma kembali tidur dengannya dari kemarin. Walaupun sikap sang istri berubah. Ia tidak semanja biasanya. Bahkan tidak membalas pelukannya.
"Kalau mas bisa hadir saat acara, pasti Ical senang," jawab Salma yang tetap fokus pada laptopnya.
"Iya, insha Allah aku datang. Mana mungkin mas tidak ada di hari bahagia Ical." jawab Rama. Tangannya mulai jahil bermain-main di balik piyama Salma. Salma berusaha tetap tenang walaupun ia mulai merasakan desiran aneh di tubuhnya.
Melihat istrinya tidak terpengaruh, Rama jadi gemas sendiri. Padahal sang istri biasanya cepat tanggap. Malah langsung ikut bermain.
"Mas pengen, sayang." Pinta Rama dengan suara yang lirih. Ia sudah tidak bisa menahan diri lagi.
Salma yang paham maksud perkataan suaminya, segera menghentikan aktivitasnya. Laptop ia matikan dan letakkan di atas nakas. Salma pun langsung merebahkan tubuhnya.
Melihat Salma sudah di posisinya, Rama pun melanjutkan aktivitasnya.
"Pelan-pelan." Pinta Salma. Ia tak ingin sesuatu terjadi pada kandungannya yang masih rentan.
Rama membisikkan do'a di telinga Salma dan memulai penyatuan mereka.
TBC