Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sonya yang mendengar perkataan Mayang meremas kedua telapak tangannya karena emosi. Namun demi menjaga image baiknya di depan Lutfi, ia berusaha meredam amarah nya.
Rasanya ingin sekali ia menjambak rambut Mayang dan menampar wajahnya berkali-kali.
"Astaga May, bukanya papa mu sudah menikah dengan mamaku. Berarti kita menjadi saudara kan. Bagaimana bisa kamu tidak menganggap aku sebagai saudaramu?" ucap Sonya dengan wajah memelas. Mencoba mengambil simpati Lutfi, diam-diam ia melirik Lutfi yang masih setia berdiri di sebelah Mayang.
Benaknya bertanya, siapakah pria mapan dan tampan ini, mengapa bisa kenal dengan Mayang. Apakah pria ini yang Mayang katakan tadi.
Tidak tidak, Mayang tidak boleh bersama pria ini. Mayang tidak pantas bersanding dengan pria mapan ini.
"Kenalkan nama saya Sonya, kakak tiri Mayang." Karena tak sanggup menahan diri, akhirnya Sonya menebalkan wajahnya untuk mengenalkan dirinya lebih dulu pada pria di sebelah Mayang.
Lama menggantung, tangannya tak juga mendapatkan balasan. Hingga akhirnya Sonya menurunkan tangannya perlahan. Menahan malu dengan memasang senyum tipis.
Ia memberanikan diri menatap Lutfi dengan senyum menggoda, sementara Lutfi masih bersikap datar dan dingin. Tak memperhatikannya sama sekali.
"Kemana bodyguardmu!" ucap Lutfi lantang. Hingga Mayang dan Sonya terkesiap.
"Emm, ak-ku,,,"
"Siap tuan!" tiba-tiba 2 orang pria berbadan kekar datang mendekati mereka memotong ucapan Mayang.
Lutfi berbalik badan untuk melihat bodyguard Mayang.
"Darimana saja kalian? Adikku membayar kalian untuk menjaga kekasihnya. Kalian tau apa yang terjadi dengan Mayang jika aku datang terlambat!." bentak Lutfi dengan suara menggelegar. Tak ia pedulikan beberapa pengunjung juga karyawan yang berada di belakangnya.
"Maaf tuan, mbak Mayang berjalan sangat cepat, hingga kami kehilangan jejaknya." jawab salah satu penjaga.
Lutfi menghela nafas kasar dan merenggangkan dasinya. "Aku sedang banyak urusan, begitu juga dengan Rion. Sebisa mungkin jangan membuat keributan, dan jangan mengganggu kinerja Rion." ucap Lutfi yang kini tengah menatap Mayang. Mayang yang di tatap Lutfi dengan tatapan dingin hanya bisa menunduk.
"Baik kak! Maafkan aku, aku tidak akan mengganggu mas Rion selama mas Rion bekerja." jawabnya.
Sonya tersenyum puas ketika mendengar Lutfi memarahi Mayang, ternyata pria ini bukan kekasih Mayang. Melainkan kakak dari kekasih Mayang. Masih ada kesempatan untuknya bisa menggoda Lutfi, batinnya berbicara.
"Jadi tuan ini bukan pacarnya Mayang?" ucap Sonya. Mulutnya sangat gatal sehingga tidak tahan untuk menanyakan hal ini.
Lutfi menyeringai menatap Sonya yang berusaha menggodanya. "Bukan, aku kakaknya Rion, pacar Mayang. Dan mall ini adalah milik keluargaku. Karena keluargaku memiliki bisnis properti di 5 negara, aku sebagai Presdir dan Rion adalah wakilnya." jelas Lutfi. Ia sengaja menjelaskan semuanya pada wanita itu. Karena tau jika wanita itu pasti akan mulai mengincarnya. Wanita seperti Sonya sudah sangat sering ia temui.
Hingga Lutfi muak melihatnya, jika tidak takut dosa, ingin rasanya ia melemparkan wanita-waniat seperti itu ke kandang buaya.
"Ja-jadi mall ini milik keluarga pacarnya Mayang?" beo Sonya dengan wajah pucat. Sesaat kemudian wajahnya menjadi berubah sumringah. Karena ia berpikir masih memiliki kesempatan untuk mendekati dan menggoda Lutfi. Dengan selangkangannya tentunya.
"Hmm! Jangan pernah berpikir untuk menyakiti Mayang, karena setelah masa idahnya selesai, Rion akan segera menikahi Mayang." jelasnya lagi.
Bagaimana bisa Mayang akan menikah dengan pemilik mall dan pengusaha di 3 negara. Seharusnya dirinya yang berada di posisi Mayang. Ucap Mayang dalam hati.
"Ka-kalau begitu kit,,,,"
"Ya sudah! Aku sedang banyak urusan. berbelanja lah, setelah itu kembali kerumah dengan aman. Aku pergi dulu." Lutfi sengaja memotong perkataan Sonya, karena muak melihat dan mendengar suaranya. Ingin segera pergi dari hadapannya.
"Pecat Mawardi sekarang juga, dan jangan berikan pesangon sedikitpun. Berikan pesangonnya pada istri dan anak-anaknya." kata Lutfi pada sang asisten yang berdiri di belakangnya.
"Baik tuan!" jawab sang asisten.
Mawardi adalah pria yang saat ini sedang bersembunyi di balik etalase konter tas. Yang tadi datang bersama Sonya.
Tubuhnya gemetar mendengar perkataan bosnya barusan. Wajahnya tiba-tiba mengeluarkan keringat dingin. Berkali-kali ia mengusap peluh di dahinya.
Lutfi sudah lama mengetahui jika Mawardi terlibat korupsi di perusahaannya. Dan saat ini sudah tak ingin menahannya lagi.
Hanya tinggal mengumpulkan bukti untuk bisa menjeratnya ke jalur hukum.
Sementara Sonya juga di buat syok. Ia terperangah mendengar perkataan Lutfi. Ia tak tau jika Mawardi adalah anak buah Lutfi.
Selepas kepergian Lutfi dan rombongannya, Mayang pergi dari tempatnya berdiri bersama 2 orang bodyguardnya, meninggalkan Sonya yang masih terpaku.
Kenyataan ini membuatnya benar-benar syok. Sugar Daddy nya ternyata adalah anak buah Lutfi, yang berarti juga anak buah kekasih Mayang.
"Akh! Brengsek! Sialan!" pekik Sonya kesal. Ia menghentakkan kakinya di lantai dan mengacak-acak rambutnya. Lalu meninggalkan mall itu dengan perasaan kacau.
Dirinya saat ini sudah tidak memiliki aset apapun lagi, perusahaan orang tua Mayang yang ia pimpin mengalami kebangkrutan, karena keuntungan yang di dapatkan. Malah ia dan mamanya habiskan untuk berfoya-foya.
Ada seseorang yang membeli perusahaan itu dengan harga tinggi. Namun ia tak bisa menerima uang itu, karena uang itu di gunakan untuk menutupi kebangkrutan yang sudah ia buat.
Jika ia menolaknya, maka ia dan sang mama akan di penjara. Mana mau dirinya mendekam di penjara, lebih baik ia membuka kakinya lebar-lebar pada pria hidung belang demi mendapatkan uang.
Sampai saat ini Sonya tak tau, siapa yang bersedia membeli perusahaan yang hampir bangkrut itu.
Saat ini, Sonya berpikir akan mencari sugar Daddy yang baru, untuk menggantikan Mawardi sebagai pohon uang untuknya. Parasnya yang cantik, membuatnya percaya diri. Bahwa dirinya bisa menggoda Lutfi dan menjadikan Lutfi tambang uangnya.
"Lihat saja, jika nanti pria itu menjadi kekasihku. Aku akan membuatnya menguasai semua perusahaannya. Tak akan ku biarkan dia membaginya dengan kekasih Mayang. Biar saja Mayang dan kekasihnya hidup miskin. Hahahah."
Hayalannya membuat Sonya menjadi lupa diri. Padahal sudah pasti Lutfi tidak akan melihatnya.
