Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5
Zhafira melanjutkan langkahnya,tak ingin berlama-lama melihat kemesraan dua sejoli yang membuat hatinya semakin terluka.
Dia segera menghampiri dewi,membantunya membereskan semua pekerjaan yang masih banyak.
"Sayang, lebih baik kamu istirahat saja! Biar ibu yang membereskan semua ini." Dewi hendak mencegah zhafira, yang akan membantunya.
"Tidak bu, aku akan membantu ibu sampai selesai!"
"Tapi nak, bagaimana dengan...!"
"Aku sudah meminta izin, bu. Jadi ibu tidak perlu khawatir, ya?"
Dewi menghentikan perkataannya saat,zhafira menyelanya dengan cepat.
Zhafira tahu kekhawatiran ibunya, namun dia berhasil meyakinkan ibunya. mereka berdua pun segera membereskan semua, pekerjaannya.
Walaupun belum bisa menerima pernikahannya dengan eric, zhafira tidak bersikap seenaknya.sebelum pergi membantu ibunya, dia sudah terlebih dahulu meminta izin pada eric,walau tanpa jawaban.
Mereka membereskan semuanya sampai tengah malam,dewi dan zhafira pun terlihat sangat kelelahan.
Setelah melihat semuanya selesai, mereka pun pergi ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat.
Saat melewati kamar Kinan,zhafira tidak sengaja mendengar sebuah suara aneh.dia tahu jika itu suara kinan dan dirlan.
Zhafira segera pergi dari sana,setelah menyadari sesuatu tentang suara itu. dirinya tak kuasa membayangkan, apa yang sedang di lakukan kinan dan dirlan di malam pertamanya ini.
BRAAAKK....
Zhafira menutup pintu dengan kasar,menyandarkan tubuhnya di pintu dan memejam mata.
Hatinya sungguh sakit,jika harus melihat semua yang menyakitkan hati di depan mata.sampai kapan dia,harus menahan rasa sakit ini.
Eric yang mendengar suara pintu yang di tutup keras,membuka matanya.dia melihat zhafira yang sedang menangis.
Hati eric pun bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan wanita yang sudah menjadi istrinya itu.
Eric hanya menatap tajam zhafira,dia tahu jika zhafira sedang tidak baik-baik saja.namun dia memilih acuh, karena tidak ingin terlibat jauh dengan kehidupan zhafira.
Dengan langkah gontai, zhafira menghampiri ranjang.hatinya bertambah sakit,saat melihat laki-laki asing yang kini menjadi suaminya hadir di dalam hidupnya.
Jauh di lubuk hati zhafira, dia merasa ragu jika dapat berdamai dengan keadaan yang sedang dia hadapi.
Setelah lelah karena menangis,tak terasa zhafira pun kini tertidur tanpa memakai selimut.
Eric yang belum tidur pun, menatap punggung zhafira.memastikan jika wanita di sampingnya itu sudah tertidur.
Dia pun menarik selimut,menutupi tubuh zhafira dan kembali memejamkan mata.
***
Pagi hari ini zhafira beraktivitas seperti biasa, tidak ada cuti baginya setelah menikah.sebab pihak kafe mengetahui,jika pernikahan zhafira gagal.
Zhafira kini sedang berkutat di dapur bersama dewi.mereka seperti biasa menyiapkan makanan untuk semua orang.
Zhafira menyiapkan makanan,untuk di bawa ke kamarnya.dia tidak ingin,melihat suaminya menjadi bahan olokan semua orang.
Saat akan berjalan ke kamar, langkahnya terhenti saat retno berdiri di depannya,dan menyilang kedua tangan di dada.
"Siap yang menyuruh mu, membawa makanan ke kamar?" tanya retno ketus, menatap sinis ke arah zhafira,yang sedang membawa nampan berisi makanan.
Zhafira menghela nafas. "Tidak ada yang menyuruh ku.Ini semua, atas keinginan ku sendiri. Aku akan makan saja, di kamar bersama suami ku." ujarnya menjelaskan.
"Tidak! Untuk sekarang,kalian harus makan bersama kami semua." Retno menatap zhafira dengan penuh siasat licik.
Zhafira terdiam,dia pun kembali menyimpan nampan yang di bawanya.dia memilih mengalah, karena tidak ingin membuat kegaduhan di pagi hari.
Saat hendak pergi ke lantai atas, zhafira kembali berpapasan dengan dirlan dan kinan yang terlihat mesra.
"Sayang, gendong!" ucap kinan manja.
Dia mengalungkan tangannya di leher dirlan.sebelum mengiyakan, dirlan terlebih dahulu melihat ke arah zhafira yang memalingkan wajahnya.
Dia tersenyum miring, melihat mantan kekasihnya itu tidak bergerak dari tempatnya.
"Kamu sangat manja sekali, sayang." ujarnya lembut.
Kinan pun menyadari keberadaan zhafira disana, dia tersenyum licik melihat kearahnya.
"Habisnya, kamu tadi malam ganas sekali.... " lirih kinan dengan nada yang semakin manja.
Dirlan terkekeh. "Maaf, sayang! Karena kamu sangat terlalu menggoda!"
Zhafira yang sudah jengah melihat sikap mereka berdua,dia langsung pergi dari sana.hatinya, kesal melihat kinan dan dirlan yang sengaja mengumbar kemesraan di depan matanya.
Kinan tersenyum penuh kemenangan, melihat kakak sepupunya itu yang terlihat sedih.bagi Kinan, ini semua baru permulaan untuk zhafira.dia tidak akan membiarkan zhafira. bahagia di rumah itu.
Zhafira masuk kedalam kamar, dia melihat jika eric sudah bangun bahkan terlihat sudah mandi.
"Ma-maaf! sebaiknya kita sarapan dulu." Dengan penuh keraguan, zhafira mengajak eric untuk sarapan bersama-sama.
Tanpa menjawab, eric pun bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja melewati zhafira.
Sikap dingin eric, membuat zhafira menghela nafas.hatinya merasa ragu,jika dia dan eric akan dapat bertahan dengan pernikahan tanpa cinta ini.
Zhafira segera menyusul eric, yang sudah pergi duluan.
Di ruang makan,semua orang menatap tajam zhafira,yang berjalan berdampingan eric.walaupun tidak memperlihatkan kemesraannya,justru membuat semua tercengang hanya dengan melihat penampilan eric yang berubah drastis.
Apalagi dengan Kinan, dia tidak percaya jika yang berada di depannya itu adalah suami dari kakak sepupunya.
Bahkan Kinan tahu,seperti apa penampilan eric, saat pertamakali datang kesini yang membuatnya jijik saat melihatnya.
Kinan terpaku dan menelan salivanya kasar, saat melihat penampilan eric yang terlihat lebih tampan.bahkan jika boleh jujur di bandingkan dengan dirlan,ternyata lebih tampan eric,apalagi dia dapat melihat tubuh eric,yang lebih sixpack dari dirlan.
Berbeda dengan dirlan, dia memberikan tatapan tajam pada eric.dia memicingkan mata, saat tahu jika baju yang kenakan eric adalah baju yang sengaja di belikan zhafira untuknya.
Pandangan dirlan beralih, pada zhafira yang bersikap acuh.ada rasa tak rela,melihat zhafira duduk berdampingan dengan laki-laki lain.dirlan akui, jika pesona eric melebihi pesona dirinya.
Retno mendelik, saat melihat zhafira dan eric duduk di seberangnya.
"Apa yang kamu lakukan? Layani kami!" tegur retno ketus.
"Semuanya sudah tersedia di meja,bi! Bibi tinggal mengambil,apa yang bibi inginkan!"
"Sudah berani kamu, membantah perintah, ku!" seru retno, menaikkan nada bicaranya.
"Biar aku saja!" sela dewi,menatap retno. "Kamu lanjutkan saja makannya, sayang."Menatap zhafira lembut.
"DIAM...! Aku ingin sarapan dengan tenang!" Bentak heru, menengahi.
Mata heru menatap tajam zhafira,yang menundukkan kepala. "Dan kamu fira, apa yang bibi mu katakan benar. Kamu harus melayani kami seperti biasa!" ujarnya tegas.
Zhafira mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja.dia pun kembali berdiri dan melayani semua orang,yang berada di ruang makan.
Dewi yang berada di sana pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena heru memberikan tatapan tajam padanya.seolah memperingatkan,jika dia jangan ikut campur dalam hal ini.
Retno dan Kinan tersenyum puas,melihat zhafira yang tidak bisa melawan perintah heru.berbeda dengan eric,dalam diam dia memperhatikan sikap semua orang, yang memperlakukan zhafira seperti seorang pelayan.
Dia lebih memilih untuk makan saja,meski pada sikap acuhnya,dia selalu memperhatikan sikap keluarga heru pada zhafira.
Kini zhafira mendekat ke meja dirlan,mengambilkan makanan yang di inginkan dirlan.
Dirlan tersenyum tipis, hatinya merasa senang saat zhafira berada di dekatnya.bahkan dengan lancang,dia menghirup aroma tubuh zhafira di hadapan semua orang.
"Aku suka wangi tubuh mu!" gumam dirlan, pelan.
Kinan yang berada di sampingnya,tidak mendengar ucapan dirlan pada zhafira.dan itu membuat dirlan tersenyum senang.
Zhafira segera menjauhkan dirinya,setelah mendengarkan perkataan dirlan yang terdengar tidak sopan baginya.
Dari seberang meja, eric melihat gerak gerik dirlan pada zhafira.dia pun melayangkan tatapan tajam,pada dirlan yang tersenyum miring kepadanya.
Zhafira segera pergi menjauh,dia kembali ke tempat duduknya melanjutkan sarapannya yang tertunda.
"Kamu baik-baik saja, sayang?" Dewi melihat perubahan sikap zhafira,setelah kembali dari mejanya dirlan.