Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4.
Esok harinya, Restoran Ainsley.
Seperti biasa Celine membantu Ayahnya di restoran, sebagai Asisten dan sekaligus sebagai Pelayan juga.
"Aku datang!"
Terdengar suara seorang pria masuk ke dalam restoran. Tampak Ronald datang dengan senyuman cerianya, yang di sambut juga oleh Ayahnya dengan senyuman ceria.
"Oh.. silahkan nak Ronald, selamat datang juga!" sahut Ruben begitu senang melihat Ronald.
Ronald sama seperti Ayahnya suka memasak. Ronald memiliki impian, ingin menjadi seorang koki handal, dan punya cita-cita ingin membuka restoran bintang lima.
Ayahnya menyukai Ronald, karena Ronald memiliki keahlian yang sama juga seperti Ayahnya.
Karena Ronald menyukai Celine, ia melamar kerja di restoran kecil Ayahnya tersebut, sebagai koki juga membantu Ayahnya.
Celine yang menganggap Ronald hanya sebagai teman saja, tidak merasa kesal karena selalu berada di sekitarnya.
Dari jam enam pagi, Ayahnya sudah mulai buka restoran. Sementara Celine jam tujuh pagi baru datang ke restoran membantu Ayahnya.
Celine sudah tidak memiliki Ibu, semenjak usianya lima belas tahun. Dan Ayahnya tidak menikah lagi, karena begitu sayang kepada Celine.
Ruben takut kalau Celine, tidak cocok dengan wanita, yang akan menggantikan Ibu Celine.
Ia pun tetap menduda, dan merawat sendiri Celine, hingga Celine tamat kuliah.
"Nasi goreng satu, ya!"
Seorang pelanggan restoran berseru memesan nasi.
"Baik!" jawab Celine bersemangat.
Tidak berapa lama, restoran kecil Ayah Celine pun mulai penuh pelanggan, yang ingin sarapan pagi.
Celine bersama satu lagi karyawan Ayahnya, bersemangat melayani pelanggan yang memesan sarapan.
"Mau pesan sarapan apa, Tuan?" tanya Celine mendekat ke satu meja, di sudut restoran kecil Ayahnya, sembari menyiapkan pena, dan buku catatan kecilnya.
Celine berdiri di tepi meja dengan dua kursi tersebut, dan kemudian memandang pelanggan tersebut, sembari memasang wajah ramahnya.
Tiba-tiba senyuman ramah Celine perlahan memudar, ia hampir saja melompat saking kagetnya.
Pria yang sudah lama ia lupakan, tampak duduk dengan tenang memandangnya, dengan tatapan hangat.
Celine merasa salah lihat, dan tidak percaya melihat sosok pria itu, Joseph Scott, duduk di restoran kecil Ayahnya.
Celine menoleh melihat jam pada dinding restoran Ayahnya, memangnya ini sudah jam berapa? pikir Celine.
Jam delapan pagi!
Celine merasa ada yang salah dengan Joseph Scott, pria kaya yang paling bersih sedunia, sarapan ke restoran Ayahnya.
Ia tahu, selain pintar, tampan, dan populer, Joseph juga pria yang di kenal sangat pembersih.
Dulu seingat Celine, kalau Joseph paling tidak suka makan di kantin sekolah mereka, karena kebersihannya tidak terjamin.
Joseph selalu membawa bekal dari rumah, untuk makan siangnya saat jam istirahat sekolah, dan akan makan sendirian di dalam kelas.
Celine memang sudah melupakan Joseph, tapi ia masih ingat, akan hal-hal kecil mengenai kebiasaan pria itu.
Kenapa dia bisa masuk restoran kecil begini? pikir Celine bingung.
Celine mengedipkan matanya, ia tersadar tidak perlu memikirkan, pria yang bukan siapa-siapanya.
Ia sekarang seorang pelayan di restoran Ayahnya, jadi dia harus bersikap profesional, walau sekali pun ia tidak menyukai pertemuannya dengan Joseph.
"Mau pesan sarapan apa, Tuan?" kembali Celine bertanya dengan begitu tenangnya.
Ia berbicara kepada Pelanggan seperti biasanya, sembari tersenyum ramah.
Celine melihat mata Joseph berkedip memandangnya, dan di balas Celine dengan tatapan menunggu jawaban, dengan sikap yang begitu tenang.
"Roti isi dengan teh panas" jawab Joseph, dengan suara baritonnya, yang terasa makin berat karena usianya yang semakin dewasa.
"Baik, segera datang!" Celine menulis pesanan sarapan Joseph.
Lalu berlalu dari sana, dengan sikapnya yang sangat tenang, seakan tidak mengenal Joseph.
"Meja ujung, roti isi dengan teh panas!" sahut Celine memberitahukan pesanan Joseph kepada Ronald.
"Baik, segera selesai!" jawab Ronald dengan nada riang.
Di meja ujung restoran, sepasang mata Joseph yang tadi hangat, mendadak dingin melihat keakraban Celine dengan Ronald.
"Silahkan, Tuan!"
Celine dengan ramah meletakkan pesanan Joseph ke atas meja, setelah itu meninggalkan meja Joseph, dan melayani pelanggan lainnya, yang ingin memesan sarapan.
Tapi, diam-diam Celine merasa heran, kenapa Joseph mengetahui alamat restoran Ayahnya.
Banyak pertanyaan hinggap di kepala Celine, dengan perubahan sikap Joseph, yang terkenal dingin.
Bersambung.....
udh d usir scra hlus,msh ga ngrti....
malu woooyyy....