Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 : Boleh mas tidur di sini?
Brawijaya Hospital.
"Ada yang sakit?Katakan padaku."
Lily mengerutkan kening.
"Kamu tidak ingin memelukku?"
"Nanti saja,kamu masih sakit."
Azalea menyaksikan interaksi Adam dan Lily,seulas senyum dia berikan di situasi saat ini.
Lily melihat sekeliling,tanpa sengaja netranya menangkap sosok sang adik.Melihat Lily yang menatapnya,Azalea mendekat.Namun sebelum itu,ia membuka cincin yang melingkar di jari manis nya.Cincin pernikahan yang di sematkan Adam padanya di hari pernikahan mereka.
"Mbak,,,"Panggilnya.
"Kapan kamu datang dek?"
"Sejak mendengar mbak sakit,Lea langsung pulang."
"Biarkan pasien beristirahat dulu.Jangan terlalu banyak di ajak bicara."Ujar seorang dokter mengingatkan.
"Baik dok."
Azalea mundur perlahan,memilih keluar dan membiarkan Adam dan Lily hanya berdua di dalam ruangan.
"Sekarang,apa yang akan kamu lakukan?"Sinis mama Irene dengan melipat kedua tangan di dada.Dia datang menghampiri Azalea yang sedang duduk sendiri di kursi panjang tidak jauh dari kamar Lily.
"Maksud mama?"
"Sudah waktunya kamu melepas Adam,Lily sudah kembali."
"Mama tenang saja,Lea bukan orang yang suka ingkar janji.Lagipula,mas Adam kan sudah menikah dengan mbak Lily, seperti yang mama katakan padaku hari itu.Jadi,tidak ada yang perlu aku khawatirkan."Ujar Azalea.
Mama Irene salah tingkah.
"Hm,benar sekali...mama harap,dalam waktu dekat,kamu harus pergi.Biarkan Lily bahagia dengan Adam."Mama Irene menutupi kegelisahannya,dia berharap,Azalea segera pergi dan Adam akan kembali bahagia dengan Lily.Karena dari pengamatan mama Irene,sikap Adam terlihat berbeda pada anak sulungnya.Mungkinkah Adam sudah mencintai Azalea?Mama Irene sangat takut itu terjadi.
Keluarga Arkananta sudah mengetahui perihal Lily yang kembali sadar.Mama Aisyah dan Aqila segera bertandang ke rumah sakit dan melihat langsung kondisi Lily.
"Bagaimana kabar mu nak?"Mama Aisyah memeluk Lily.
"Baik ma,semua berkat doa kalian semua."
"Papa Farid mana ma?"
"Papa lagi di Singapura."
Adam keluar,menemui dokter yang menangani Lily.
"Bagaimana kondisi Lily Rel?"
Dokter Farel,dokter spesialis neurologi,salah satu tim dokter yang menangani Lily menelpon Adam beberapa menit yang lalu.
"Ada yang ingin aku perlihatkan padamu Dam."
Dokter Farel menyalakan lampu baca x-Ray dan memperlihatkan sesuatu pada Adam.
"Ini hasil CT-Scan Lily,kau perhatikan baik baik."Ujar dokter Farel.
Adam menganalisa dengan cermat,dan alangkah terkejutnya Adam ketika menemukan sesuatu dari hasil CT-Scan kepala Lily.
"Kau melihatnya?"
Adam hanya mengangguk pelan,dengan mata yang masih menatap lekat layar terang tersebut.
***
Dengan langkah gontai,Adam kembali ke kamar rawat Lily.Sepanjang perjalanan,Adam terus berfikir,apa yang akan dia lakukan untuk saat ini.Mengakui jika ia sudah menikahi Azalea bukanlah keputusan yang tepat.Haruskah Adam merelakan kepergian Azalea?Memikirkan tidak melihat Azalea sehari saja,sudah membuatnya gila,lalu bagaimana ia bisa melepas kan sang istri?
Adam menghela nafas kasar sebelum masuk ke dalam kamar Lily.Saat tangannya memegang gagang pintu,ia melihat cincin di jari manisnya,cincin pernikahannya dengan Azalea.Lama Adam menatap cincin itu, mengingat bagaimana susah payahnya Azalea memasangkan di jari manisnya,sampai detik ini,Adam masih merasakan tangan dingin dan gemetar Azalea saat menyentuh tangannya.Adam tersenyum,tak bisa melupakan momen manis antara dirinya dan Azalea.
Namun,hari ini,ia terpaksa melepas cincin itu dengan ikhlas,menyimpan di saku kemejanya.Berharap,suatu saat ia bisa kembali mengenakan nya dengan percaya diri,menemui Azalea dan meminta maaf pada istri tercintanya.
Ya,,,Adam merasa jika cinta nya untuk Azalea sudah ada semenjak hari pertama mereka menikah.Cinta itu tumbuh dari hari ke hari dikarenakan Azalea yang sangat mencintai pencipta Nya,cinta itu tumbuh karena melihat akhlak mulia Azalea,cinta itu tumbuh tanpa tau bagaimana paras wanita yang sudah menemaninya selama dua bulan ini.Bagaimana?ini adalah cinta yang luar biasa bukan?
"Jangan berdalih dengan kata tidak ada manusia yang sempurna,lalu kamu menerima seseorang yang jauh dari Allah.Karena seumur hidup terlalu lama di habiskan bersama orang yang tidak melibatkan Allah dalam hidupnya." Itu adalah kata kata papa Farid beberapa jam sebelum Adam resmi menikahi Azalea.Nasehat yang sarat akan makna.Di situlah Adam berfikir,mungkinkah Allah sedang membuka jalan?Jalan untuk lebih dekat dengan-Nya melalui Azalea?
Adam mengusap ujung matanya yang sedikit berair.
"Maafkan aku Aza,aku mencintaimu." Ucap Adam dalam hati,lalu perlahan membuka pintu kamar,dan memasang seulas senyum saat berjalan menemui Lily.
"Mas Adam,kapan aku bisa pulang ke rumah?Kata mama sudah dua bulan aku terbaring di sini."
"Nanti biar aku tanyakan dulu.Jangan terlalu banyak duduk,kamu itu masih harus banyak istirahat."Adam menegur Lily.
"Badan ku sakit mas,aku butuh sedikit posisi yang bisa membuatku nyaman."
"Terserah kamu saja,tapi ingat jika duduk seperti ini,jangan terlalu lama."
***
Magnolia Residence.
Azalea memilih pulang setelah memastikan kondisi Lily baik baik saja.Itupun atas permintaan Adam.Adam tidak ingin Azalea terlalu sering bertemu dengan mama Irene.Apalagi kondisi Lily sekarang,sedikit banyak pasti mama Irene akan terus menyerang Azalea.
Adam pulang menjelang tengah malam.Keadaannya tidak sedang baik baik saja,tubuh dan otaknya lelah.Adam mendudukkan tubuhnya di kursi sambil memijit keningnya.
"Baru pulang mas?"Azalea datang menghampiri Adam membawakan segelas air hangat.
"Kamu belum tidur?"Tanyanya lalu mengambil air yang di berikan Azalea dan meneguknya hingga tandas.
"Belum mas."
Azalea melihat gurat lelah dari raut wajah Adam.
"Kalau mas mau mandi,nanti biar aku siapkan dulu air hangatnya."
"Kamu tidak keberatan?"
"Itu adalah tugasku mas."
Azalea meninggalkan Adam dan berlalu ke kamar di lantai atas untuk menyiapkan keperluan Adam.
Meski ini pertama kali baginya dia berada di kamar utama semenjak menikah,namun terlihat Azalea tidak canggung sama sekali,mungkin pengalamannya ketika menginap di rumah mama Aisyah menjadikan Azalea terlihat biasa saja.
Dia mulai menyiapkan keperluan mandi,lalu menyiapkan pakaian untuk Adam.Setelah semua beres,Azalea memanggil Adam yang masih setia merenung di kursi yang sama.
Adam naik ke lantai dua sementara Azalea ke dapur membuatkan semangkuk bubur hangat dan secangkir teh jahe untuk Adam.
Azalea membawa bubur dan teh jahe itu ke kamar Adam.Meletakkan di meja dan berniat keluar.Namun Adam yang baru saja selesai memanggil Azalea.
"Mau ke mana?"Tanyanya lalu menghampiri Azalea yang sudah berdiri di depan pintu.
"Mau ke bawah mas."
"Temani aku."
Azalea akhirnya kembali, mengikuti perintah Adam dan duduk di depan sang suami tanpa membantah satu katapun.
"Kamu sudah makan?"
"Alhamdulillah,sudah mas."
Meski mengatakan sudah makan,Adam tetap mengambil satu sendok bubur dan memberikannya pada Azalea.
"Makanlah."
Seperti saat Adam menyuruh menemaninya tadi,Azalea pun menuruti semua perintah Adam tanpa ada sanggahan.
Saat Azalea mengambil sendok dari tangan Adam,Adam melihat jika cincin pernikahan mereka tidak lagi ada di jari manis Azalea.
"Mana cincinmu?"
"Oh,,,,itu mas,tadi aku cuci piring,takutnya terlepas,makanya aku buka."Ucap Azalea lalu memasukkan bubur itu ke dalam mulutnya.Bubur yang harusnya tidak perlu di kunyah dan akan langsung masuk ke dalam lambung tanpa perlu proses berat,kali ini berasa seperti kerikil tajam yang menusuk kerongkongan nya mendengar pertanyaan Adam.
Jawaban Azalea tentu saja tidak membuat Adam begitu saja percaya.Tapi,dia pun tidak terlalu mempermasalahkan,karena apa yang di lakukan Azalea sudah ia lakukan juga.
Tidak ada lagi pertanyaan yang Adam lontarkan,hingga bubur dan teh itu habis.
"Aku ke bawah dulu.Sebaiknya mas istirahat,besok pagi harus ke rumah sakit lagi kan?"Ujar Azalea mengingat kan.Pasalnya,Adam terlihat sibuk dengan ponselnya.
Adam akhirnya mengangguk dan menatap punggung Azalea yang hilang dari balik pintu.
Adam menyimpan gawainya di atas meja,gawai yang menjadi kambing hitam ketika Azalea melihat Adam yang sibuk dengan benda pipih itu,padahal,tidak ada yang Adam liat selain wallpaper foto pernikahannya.
Malam beranjak semakin larut.Sebuah ketukan pintu membangunkan Azalea,ia segera bangkit setelah memakai jilbab dan penutup wajahnya.
Azalea membuka pintu.
"Mas Adam?"
"Malam ini,boleh mas tidur di sini?"
...****************...