NovelToon NovelToon
Ketika Benci Menemukan Rindu

Ketika Benci Menemukan Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Perjodohan yang terjadi antara Kalila dan Arlen membuat persahabatan mereka renggang. Arlen melemparkan surat perjanjian kesepakatan pernikahan yang hanya akan berjalan selama satu tahun saja, dan selama itu pula Arlen akan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya.

Namun bagaimana jika kesalahpahaman yang selama ini diyakini akhirnya menemukan titik terangnya, apakah penyesalan Arlen mendapatkan maaf dari Kalila? Atau kah, Kalila memilih untuk tetap menyelesaikan perjanjian kesepakatan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Aroma Roti dan Kecanggungan

Arlen mencium aroma roti yang baru matang. Manis, lembut dan membuatnya sangat ingin mencicipinya. Tapi siapa yang buat roti di saat langit masih sangat gelap.

Mau tak mau Arlen bangkit dari tempat tidurnya, dia mengusap wajahnya sembari menuju pintu kamar. Dibukanya pintu dan saat itu juga aroma yang sangat enak menyapanya dengan sangat hangat.

Kalila di sana, di dapur dengan kaos dan apron. Rambutnya diikat ke atas, wajahnya sangat serius membuat sesuatu di atas meja. Wanita itu bahkan sampai tidak menyadari telah membuat kaki Arlen mendekat.

"Apa yang kamu lakukan di jam tiga dini hari begini?" Pertanyaan dari suasana sunyi tentu saja membuat Kalila terkejut dan hampir terjatuh ke belakang karena kakinya yang refleks bergerak tanpa keseimbangan.

Tangan Arlen dengan sigap menangkap pinggang dan punggung Kalila, menahannya, dan untuk beberapa saat pandangan mata mereka saling mengunci.

Mata Kalila, tatapan wanita itu masih sama. Tidak ada yang berubah dalam cara Kalila memandangnya. Tatapannya yang lembut dan tenang. Tatapan mata yang selalu membuat Arlen nyaman bersama Kalila.

Jika saja oven tidak berbunyi, entah akan sampai berapa lama mereka akan terus saling memandang.

"Rotinya matang." ucap Kalila untuk menyadarkan posisi mereka.

Dengan canggung Arlen menegakkan posisi tubuh Kalila dan melepaskan lingkaran tangannya. Dia melihat dapurnya yang cukup berantakan dengan berbagai adonan untuk mengalihkan pikirannya. Wajah Kalila pun juga terdapat tepung. Arlen melihat beberapa potong roti yang baru saja diangkat dari oven oleh Kalila. Aromanya jauh lebih sedap.

"Kamu buat roti tengah malam begini?"

"Aku akan ganti biaya listriknya, tenang saja." sahut Kalila tanpa melihat dan tanpa benar-benar menjawab pertanyaan Arlen.

"Aku ga tanya biaya listrik." Ah, lama-lama Arlen merasa jengah jika Kalila selalu beranggapan bahwa dirinya sangat perhitungan soal uang. Sungguh, biaya listrik, air, gas, atau perbaikan-perbaikan dalam unit apartemenya bukan lah hal yang berat untuk Arlen.

"Aku tanya, kenapa kamu buat roti malam-malam begini? Untuk apa?"

"Jualan." Kalila akhirnya melihat Arlen. "Oven di kedai rusak. Jadi, aku pinjam dapurmu sementara. Nanti kalau sudah diservis ovennya, aku ga akan pinjam dapur ini untuk urusan kedai. Maaf merepotkan." Setelah itu Kalila fokus lagi dengan rotinya, dia mengiris buah, mengaduk adonan untuk isian roti, membuat melelehkan cokelat.

Arlen memicingkan matanya, otaknya berputar.

Kalila masih berjibaku bekerja dengan kedai kecilnya?

"Sejak kapan ovenmu rusak?"

"Dua hari lalu."

"Dan sejak dua hari lalu kamu selalu membuat roti di sini? Jam segini?"

"Ya. Jangan khawatir, nanti aku akan ganti biaya-"

"Setop ngomongin biaya listrik!" Sela Arlen. Dia benar-benar gusar. Dia bukan pria pelit apa lagi sampai perhitungan.

"Kenapa harus buat semalam ini? Apa ga bisa pagi-pagi?"

Kalila menggeleng sembari mengisi roti dengan whip cream merah muda. "Ga akan keburu kalau bikin pagi-pagi dari sini. Kecuali kalau aku langsung buat di kedai."

"Kenapa ga beli oven baru. Kurasa uang dari kartu yang kuberikan sangat-sangat cukup untukmu memperkaya diri."

Kalila mendesah. Dia menghentikan sebentar pekerjaannya.

"Uang darimu akan aku gunakan untuk hal lain. Uang dari Mama Erina sudah habis."

"Habis? Kita baru dua minggu menikah, dan uang sebanyak itu sudah habis. Wah!" Arlen sampai melebarkan matanya tak percaya. "Aku ga nyangka kamu se-"

"Bisa ga tinggalkan aku sendiri? Aku harus mengejar waktu. Roti-roti ini harus selesai sebelum jam lima karena ini pesanan."

Arlen mendengkus.

"Terserah kamu mau berpikiran apa, Terserah kamu mau anggap aku apa. Tapi tolong tepati perjanjian yang kamu sendiri buat untuk ga mencampuri urusan pribadi kita. Bisa?"

Arlen tidak menjawab. Hanya tatapannya saja yang berubah tajam dan tidak suka dengan cara Kalila menyelanya. Bukan karena sikap Kalila yang berani menentangnya, tapi justru sikap Kalila yang membuatnya merasa telah salah menilai sesuatu.

Tanpa mengatakan sepatah kata, Arlen kembali ke dalam kamarnya, meninggalkan Kalila dengan kesibukannya.

Anehnya, Arlen merasa bersalah. Entah apa.

Dia merasa seperti ada yang salah dengan pikirannya.

Arlen langsung mengambil ponselnya, dia tidak mau membuang waktu.

"Selamat malam, Tuan." Suara Noe terdengar serak.

"Maaf membangunkanmu malam-malam begini, Noe. tapi aku butuh bantuanmu untuk menyelidiki sesuatu."

*  *  *

Jam tujuh pagi, Arlen kembali ke luar kamar dengan pakaian formal kerjanya, tapi di luar kamar itu sudah sepi. Tidak ada Kalila yang sibuk di dapurnya. Yang dia lihat hanya dapur yang sudah kembali bersih dan sepiring roti isi yang lengkap dengan potongan daging asap dan sayuran dan segelas susu.

Arlen kembali membuang napasnya, selama dua minggu ini, Kalila selalu melakukan hal yang sama, meski sarapan yang dibuatkan Kalila berusaha untuk tidak disentuh oleh Arlen, wanita itu tetap melakukan hal yang sama di hari berikutnya selalu dengan tambahan secarik pesan di atas meja.

[Makan. Jangan membuatku repot membuatkan bubur lagi.]

Biasanya, Arlen hanya mengabaikan makanan dan pesan yang dibuat Kalila, tapi pagi ini dia memilih menarik kursi dan duduk.

Ia benci dengan pikiran Kalila hanya memanfaatkan dirinya demi uang, namun dia juga bisa merasakan kebaikan hati Kalila dari makanan-makanan yang dibuatnya. Entah bagaimana caranya, tapi Arlen dapat merasakan ketulusan Kalila masih ada.

Namun, ada janji yang dia pegang untuk Miranda. Kekasihnya menunggu. Dia sudah berjalan sejauh ini bersama Miranda, menanti restu Erina, dia tidak akan mengkhianati Miranda hanya karena sepiring masakan.

Ekspresinya kembali mengeras, pandangannya kembali dingin melihat apa yang sudah disiapkan Kalila di atas meja makan itu. Kemudian dari dalam jasnya, dia mengeluarkan sebuah pena. Tangannya menarik secarik kertas yang berisi pesan Kalila untuk dia tambahkan pesan darinya.

[Jangan membuatkan sarapan lagi untukku. Aku ga akan menyentuhnya.]

Tepat setelah dia selesai menuliskannya, Noe datang sepeti biasa untuk menjemputnya.

"Selamat pagi Tuan, saya membawakan informasi tentang dana yang diberikan Nyonya Erina untuk Nona Kalila. Dana itu untuk-"

"Stop!" Arlen menghentikan Noe. "Aku ga mau tau apa pun tentang Lila. Apa pun alasannya, dia rela menghancurkan persahabatan ini demi uang!"

"Tapi Tuan, saya rasa Tuan perlu tau informasi ini."

"Apa kamu sekarang membantahku, Noe?" tuding Arlen dengan nadanya yang tajam.

"Maaf, Tuan."

Noe hanya bisa terdiam dan memasukkan kembali ponselnya yang berisi informasi dan bukti yang sudah dia dapatkan.

"Aku yakin, dia memang ga menggodaku dengan fisiknya, tapi dia masih mencoba menarik simpatiku dengan cara yang sama. Cih, membuatku makanan-makanan hanya karena aku punya gerd! Licik sekali."

Noe hanya bisa membuang napasnya pelan dan pasrah.

.

.

.

Bersambung

1
Kiky Mungil
Yuk bisa yuk kasih like, komen, dan ratingnya untuk author biar tetep semangat update walaupun hidup lagi lelah lelahnya 😁

terima kasih ya yang udah baca, udah like karya aku, semoga kisah kali ini bisa menghibur teman-teman semuanya ❤️❤️❤️

Saranghae 🫰🏻🫰🏻🫰🏻
Ana Natalia
mengapa selagi seru2nya membaca terputus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!