Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Perjumpaan
Tubuh Beracun Milik Dewa Kutukan bersinar paling terang di saat seperti ini, seolah mengatakan bahwa racun itu merupakan makanan utamanya.
Zhen Liang melihat kearah para penduduk, asap berwarna zamrud akan mengancam nyawa mereka jika dibiarkan.
Dia bisa membayangkan bagaimana ketakutan menghinggapi tubuh dan jiwa mereka, karena sebelum menjadi ahli kultivasi pada kehidupan pertamanya Zhen Liang juga hanya seorang manusia biasa sama seperti mereka.
Menarik napas dalam-dalam, Zhen Liang kemudian mulai menarik semua asap zamrud tersebut masuk ke dalam tubuhnya. Dengan asap zamrud ini, tubuh beracun dewa kutukan semakin bersinar terang di medan pertarungan.
"Apa dia gila? Menelan semua itu seolah sedang meminum air?!"
"Bocah itu sudah tidak berpikir jernih dan bertindak gegabah, mungkin racunnya berhasil mencapai syaraf otaknya!"
Mu Zong yang melihatnya berpikiran lain, "Jika dengan ledakan dan asap beracun itu masih membuatnya berdiri. Maka racunnya sama sekali tidak berpengaruh banyak padanya, racun itu hanya akan menjadi santapan lezat bagi bocah ini!"
"Kalian semua serang bocah itu nanti sesuai dengan aba-abaku!" Mu Zong tidak bisa berlanjut membiarkannya, bocah itu sangat berbahaya dan bisa mengancam kelompok banditnya nanti suatu saat.
Setelah semua asap beracun itu disikat habis olehnya, Zhen Liang mengusap perutnya yang membuncit sekarang. Dia menjilati bibirnya menikmati semua itu sebelum perlahan berjalan kearah para bandit.
"Sekarang adalah giliran sampah seperti kalian!" Zhen Liang membuat seringai paling lebar, melihatnya semua orang merasakan perasaan bergidik.
Namun, tiba-tiba tubuhnya terguncang, Zhen Liang kesulitan untuk berjalan sekarang.
"Ada apa ini, energi di dalam tubuhku menjadi tidak terkendali. Energi zamrud itu sedang melawanku sekarang!"
Zhen Liang menghela napas setelah membuka mata dan menemukan di dunia dantian dalam dirinya, sedang sangat kacau seolah terjadi bencana alam di sana.
Tiga peluru liar yang sebesar gunung juga tidak tinggal diam karena menemukan sebuah kesempatan, mereka memaksa ingin keluar dari dunia dantian Zhen Liang.
"Sial, aku tidak bisa membiarkannya, tetapi para bandit sedang berdiri di sana!"
Zhen Liang merapatkan giginya, ingin sekali dia meremukkan kepala para sampah itu satu persatu. Tapi fluktuasi energinya sedang tidak terkontrol dan dirinya harus mengalirkannya saat ini juga.
"Tidak ada pilihan lain, aku akan menstabilkan energi kacau di dalam tubuhku dalam waktu singkat."
Zhen Liang memberikan tantangan pada dirinya sendiri. Dia mulai memejamkan matanya.
Mu Zong yang melihat kesempatan datang, tidak membuang-buang celah yang ditinggalkan pergi secara cuma-cuma.
"Sekarang, kalian pergi dan habisi bocah itu!"
Semua anggota Setan Gunung berlari, Mu Zong juga ikut melesat di sana, sampai beberapa saat kemudian seseorang menarik garis batas antara dirinya dan Zhen Liang.
"Muncul lagi, satu orang yang merepotkan." Mata Mu Zong dingin.
Xue Hua muncul menciptakan garis yang sangat panjang di tanah menggunakan energinya. Tatapannya menyisir kearah semua orang.
"Tampangmu boleh juga, bisa sampai membuat adik kecil di bawahku ini tergoda. Tapi sekarang bukan saatnya untuk bermain dengan perempuan manis sepertimu."
"Pemimpin! Gawat! Para perempuan dan anak-anak telah hilang!"
"Apa katamu?!" Mu Zong kemudian melihat kearah Xue Hua dengan tatapan kebencian.
Sudah tidak ada lagi para penduduk desa bahkan anak-anak yang sudah mereka tawan. Xue Hua yang selesai menyelamatkan mereka semua, sekarang sedang berhadapan dengan Mu Zong.
Mu Zong berteriak, "Minggir! Aku tidak ada urusan denganmu, aku hanya menginginkan kepala mastermu saja!"
Mu Zong mengedarkan energi seorang ahli Tahap Puncak.
Xue Hua yang melihatnya juga sama, dirinya perlahan mengedarkan energi seorang ahli Tahap Puncak. Xue Hua juga mengerti, jika Mu Zong tampaknya sedang salah paham mengenai status antara Zhen Liang dengannya.
"Aku tidak bisa membiarkanmu lewat, coba saja kalahkan aku jika kau bisa." Xue Hua menantang Mu Zong.
Mu Zong tercengang beberapa saat, tetapi kesadarannya segera kembali. Saat ini Xue Hua bukan orang sembarangan yang dapat dibunuh dengan gampang, dia merupakan ahli praktisi ditahap yang sama dengannya.
"Apakah kita harus kabur?"
Mu Zong bertanya pada dirinya sendiri, dia tidak bisa pergi begitu saja dan meninggalkan sosok pemuda berbahaya itu di belakangnya. Dia harus memenggal kepala bocah apapun syaratnya.
Melepaskan Zhen Liang, seperti dirinya sedang melepaskan anak singa kembali ke hutan liar, anak singa itu akan kembali dan memangsanya.
"Semua orang serang secara bersamaan!"
Setelah berpikir beberapa saat, dia akhirnya mengambil keputusan.
Xue Hua tidak mungkin bisa melindungi pemuda itu sendirian, dia membawa banyak pasukan di belakangnya ditambah dirinya merupakan ahli praktisi Tahap Puncak. Kemenangan akan berada di pihaknya.
Mu Zong tertawa dari dalam hatinya, sampai seseorang kemudian muncul di tengah-tengah semua orang.
Orang tersebut mengedarkan energi seorang praktisi Tahap Puncak.
Perempuan yang memiliki penampilan hampir sama seperti Zhen Liang, hanya beda warna mata yang lembut saja diantara keduanya.
"Siapa yang berani, bermaksud mencelakai harta berharga milikku!" Katanya dengan nada yang dingin sedingin kutub bersalju. Matanya mengunci kearah Mu Zong.
Xue Hua yang melihatnya juga menahan napas, "Mirip sekali!" katanya yang entah kenapa menjadi bersemangat.
"Kau..." Mu Zong mengepalkan tangannya dengan erat sebelum memerintahkan seluruh Setan Gunung untuk mundur.
Keuntungan yang baru saja didapatkan sebelumnya menjadi lenyap akibat kedatangan satu orang itu saja.
Dengan hanya dirinya dan anggotanya, dia tidak mungkin bisa berhadapan dengan dua orang praktisi Tahap Puncak.
Ini merupakan kekalahan pertama untuk kelompok Setan Gunung.
"Siapa yang mengijinkan kalian mundur?"
Kata perempuan yang baru saja datang menarik pedangnya bersama Xue Hua, Qian Mei mulai memburu para bandit yang berusaha kabur.
Xue Hua dan Qian Mei adalah praktisi dari aliran lurus, sehingga mereka tidak terlalu berpengalaman dalam membunuh.
Hasilnya, keduanya setengah-setengah saja saat melakukannya dan membuat beberapa dari Setan Gunung berhasil melarikan diri bahkan Mu Zong juga berhasil selamat.
Xue Hua berlari kearah Zhen Liang yang berdiri dengan memejamkan matanya. Dia melihat sekarang pemuda tersebut sedang mencoba menenangkan aliran energi di dalam dantiannya.
Xue Hua kemudian menoleh pada orang yang tiba-tiba masuk ke tangah pertarungan, dia harus bersyukur pada orang yang memiliki penampilan sama dengan muridnya, sungguh apa yang terjadi bila tidak ada perempuan ini.
"Ahli senior boleh saya tahu, siapa nama anda?" Xue Hua memberikan salam.
"Namaku adalah Pemburu Bayangan Qian Mei. Ibu orang nakal yang sekarang sedang berlindung di belakangmu."
Qian Mei menghela napas panjang sedangkan Xue Hua terbelalak.
"Ibu... Zhen Liang?" Dia bergumam dalam hatinya sebelum segera tersadar.
"Ah, kalau begitu perkenalkan, namaku adalah Dewi Pedang Ilahi Xue Hua, Tetua dari Sekte Pedang Ilahi sekaligus master dari Zhen Liang."
Xue Hua memperkenalkan dirinya dengan menunduk.
Alis mata Qian Mei seketika terangkat, seolah sudah mendengar suatu hal yang mustahil. Karena anaknya menjadi seorang praktisi kultivasi dan berada dibawah bimbingan seorang guru.
"Apa yang terjadi selama lima tahun kebelakang?" batinnya mengusap dagunya melihat antara Xue Hua dan Zhen Liang.