Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.
Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.
Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.
Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan di Kediaman D’Orland
Duke Edgar memanggil sepuluh pengawal dan lima pelayan terbaik dari kediaman D’Orland. Para pengawal dan pelayan ini adalah orang-orang yang sudah lama bekerja di keluarga D’Orland. Kesetiaan mereka tidak diragukan lagi, begitu pula kemampuan mereka dalam menjalankan tugas.
Duchess Jasmine mengenal mereka semua. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat melihat mereka berdiri tegap, menunduk hormat di hadapannya. Mereka adalah pilar yang pernah menopang keluarga D’Orland, dan kini mereka akan menemaninya kembali ke Clair.
Setelah perintah diberikan, Jasmine memutuskan untuk kembali ke wilayah Clair. Di halaman utama, persiapan keberangkatan sudah selesai.
Di dekat kereta utama milik keluarga Clair, Markus, James, dan Oliver telah siap dengan kuda mereka. Sebuah kereta besar lainnya menunggu untuk membawa lima pelayan yang akan menemani Duchess Jasmine. Selain itu, sepuluh kuda gagah telah disiapkan untuk para pengawal yang akan mengawal perjalanan tersebut.
Saat waktu keberangkatan tiba, suasana di kediaman D’Orland berubah menjadi haru. Duchess Elise, sang Ibu memeluknya erat putrinya, air mata membasahi pipinya. "Hati-hati di perjalanan, putriku. Jangan sungkan untuk meminta bantuan jika kau membutuhkannya, jangan lupa mengirim kabar kepada kami." katanya dengan suara bergetar.
Ayahnya, Duke Edgar, menepuk pundaknya dengan lembut. "Kami selalu ada untukmu, nak. Jangan ragu untuk kembali ke rumah ini kapan saja. Kami menunggumu kembali kesini."
Kakaknya, yang biasanya suka menggoda, kini terlihat lebih serius. "Ingat, Adik, kau tidak sendiri. Kami mendukungmu sepenuhnya. Jika ada yang berani menyakitimu lagi, katakan saja, dan aku akan datang untuk mereka."
Jack, kepala pelayan, bersama dengan pelayan lainnya, juga ikut mengantar dengan rasa bangga dan haru. Para pengawal serta prajurit D’Orland yang berjaga di sekitar halaman berdiri tegak, memberi penghormatan kepada Duchess mereka yang akan berangkat.
Duchess Jasmine menatap mereka semua dengan mata yang berkaca-kaca. Ia membalas pelukan ibunya, menunduk hormat kepada ayahnya, dan memberikan senyuman tulus kepada seluruh orang yang telah mendukungnya. "Terima kasih atas semua dukungan dan kepercayaan kalian. Aku berjanji, aku akan kembali dengan nama yang bersih dan harga diri yang utuh," katanya dengan penuh keyakinan.
Setelah itu, ia naik ke dalam kereta utama dibantu oleh Lianne, pelayan nya. Markus telah naik ke kereta kuda, James, dan Oliver memastikan semua siap sebelum mereka mulai bergerak. Tak lupa mereka bertiga menunduk hormat kepada seluruh keluarga D'Orland.
Saat kereta mulai berjalan meninggalkan halaman, suara perpisahan terdengar dari belakang. Tangis haru menyelimuti suasana, mengiringi keberangkatan Duchess Jasmine.
Setelah berjam-jam perjalanan tanpa halangan berarti, rombongan Duchess Jasmine akhirnya tiba di kediaman Clair. Langit sudah mulai gelap, dan suasana di sekitar kediaman tampak tenang. Namun, kedatangan rombongan dengan kereta besar, sepuluh pengawal, dan lima pelayan baru tentu menarik perhatian penghuni kediaman.
Di pintu utama, Kepala Pelayan Clair, Harold, menunggu dengan beberapa pelayan lainnya. Ekspresinya berubah dari netral menjadi terkejut saat melihat rombongan yang begitu besar. Padahal tadi berangkat hanya membawa 3 orang dari kediaman Clair. Namun sekarang Duchess Jasmine pulang dengan membawa begitu banyak orang.
Begitu Jasmine turun dari kereta, Harold menyambutnya dengan sopan. "Selamat datang kembali, Yang Mulia Duchess Jasmine. Semoga perjalanan Anda menyenangkan. Tapi... jika saya boleh bertanya, siapakah mereka yang bersama Anda ini?"
Jasmine memandang langsung ke arah Harold, tatapan matanya tegas namun penuh wibawa. Dengan langkah mantap, ia mendekat. "Harold, ini adalah pelayan dan pengawal dari keluarga D’Orland, keluargaku. Mereka akan bekerja di sini, di kediaman Clair, sebagai bagian dariku."
Harold tampak bingung, tetapi ia berusaha menjaga sopan santun. "Namun, Duchess, apakah Yang Mulia Duke Louise sudah mengetahui tentang ini? Sejauh yang saya tahu, beliau biasanya menyetujui semua perubahan di kediaman ini terlebih dahulu."
Jasmine tersenyum tipis, tatapannya berubah tajam. "Harold, kediaman ini juga milikku. Aku Duchess dari Clair, bukan tamu di rumah ini. Maka dari itu, aku memiliki hak penuh untuk memutuskan siapa yang bekerja di sini tanpa perlu menunggu persetujuan siapa pun. Apakah Louise juga meminta izin padaku untuk menaruh pelayan dan pengawal dari kekasihnya? Tentu saja tidak kan? Begitupun aku."
Harold tampak ingin menjawab, tetapi Jasmine melanjutkan tanpa memberinya kesempatan. "Selain itu, Harold, pelayan dan pengawal ini adalah orang-orang yang sangat setia kepada keluargaku. Aku membawanya ke sini untuk memastikan aku memiliki orang-orang yang benar-benar bisa dipercaya di kediaman ini."
"Tapi, Yang Mulia, bukankah pengawal dan pelayan di kediaman ini sudah cukup?" Harold mencoba memberikan argumen, meski ia tampak cemas.
"Cukup? Benarkah?" Jasmine mengangkat satu alis. Suaranya tetap tenang, tetapi nada bicaranya membuat Harold bergidik. "Harold, aku sudah cukup lama di sini untuk mengetahui bahwa beberapa pelayan dan pengawal di kediaman ini lebih loyal kepada orang lain daripada kepadaku. Jangan pikir aku tidak tahu apa yang terjadi di balik punggungku. Sudah lama aku bersabar selama ini,"
Harold terdiam. Ia tahu betul bahwa banyak pelayan dan pengawal di kediaman Clair yang lebih mendukung Lady Cecilia daripada Duchess Jasmine bahkan hampir tidak ada. Namun, ia tidak berani mengakuinya.
Melihat Harold tidak menjawab, Jasmine melanjutkan, "Harold, ini bukanlah diskusi. Aku hanya memberitahumu. Lima pelayan dan sepuluh pengawal ini akan bekerja langsung di bawahku. Mereka tidak akan mencampuri urusanmu atau orang lain. Gaji mereka bahkan aku yang akan membayarnya, bukan dari kediaman Clair ini. Pastikan mereka mendapatkan kamar yang layak malam ini, dan mulai besok, mereka akan menjalankan tugas masing-masing sesuai arahanku."
Harold menelan ludah. "Baik, Yang Mulia. Saya akan mengatur semuanya."
Jasmine mengangguk puas. "Bagus. Sekarang, aku ingin memastikan mereka diperlakukan dengan hormat. Jika ada pelayan atau pengawal lain yang mencoba meremehkan mereka, aku sendiri yang akan turun tangan."
Harold mengangguk lagi, meskipun jelas terlihat ia merasa terintimidasi. "Ya, tentu saja. Akan saya pastikan semuanya berjalan sesuai keinginan Anda, Yang Mulia."
Jasmine menoleh kepada pelayan dan pengawal dari D’Orland yang baru tiba. "Kalian semua, mulai malam ini, rumah ini juga adalah rumah kalian. Namun ingat, jangan pernah biarkan orang lain di sini merendahkan kalian. Jangan pernah melakukan perintah dari orang disini, kecuali dariku dan Lianne. Jika mereka macam-macam, langsung saja beri pelajaran pada mereka, tak perlu takut. Jika ada masalah, laporkan langsung kepadaku. Aku akan melindungi kalian."
Para pelayan dan pengawal dari D’Orland menundukkan kepala dengan hormat. "Kami mengerti, Yang Mulia. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada kami."
Jasmine mengangguk. "Bagus. Kalau begitu, mari kita masuk."
Sebelum melangkah masuk ke kediaman Clair, Duchess Jasmine berhenti sejenak di depan pintu utama. Pandangannya menyapu tajam ke arah James dan Oliver, dua pengawal clair yang dibawa tadi, Ia berbicara dengan suara tegas, penuh wibawa, namun tetap tenang. "James, Oliver."
James dan Oliver berdiri tegap, siap mendengar perintahnya. "Ya, Duchess" ucap serempak keduanya.
Duchess Jasmine meminta mereka mendekat, lalu berbisik ke keduanya, "kalian temukan Roland dan bawa ia ke ruang bawah tanah, pastikan berjalan mulus dan tak ada yang tau."
Mereka berdua menganggukan kepalanya dan pergi melakukan perintah Duchess Jasmine. Sedangkan kepala pelayan bertanya penasaran, "Ada apa, Duchess? apakah ada masalah?"
"Ah tidak apa-apa, hanya menyuruh mereka istirahat karena mereka pasti lelah seharian menemaniku ke kediaman D'Orland," ucapnya menyakinkan kepala pelayan itu.
Kepala pelayan hanya menganggukan kepalanya, meskipun agak penasaran apakah benar begitu.
Dengan itu, rombongan Jasmine memasuki kediaman Clair. Harold berjalan di depan, memimpin jalan, sementara Jasmine dan yang lainnya mengikuti di belakangnya. Para pelayan dan pengawal lain yang melihat rombongan tersebut hanya bisa saling berbisik, terkejut melihat perubahan besar yang dibawa oleh Duchess mereka.