Bella nekad menjual kehormatannya demi membiayai adiknya yang sakit dan mengharuskan dioperasi, dia menjajakan dirinya disebuah bar, setelah dia mendapatkan seseorang yang mau membayarnya dengan mahal, tiba tiba Bella berubah fikiran, dia tidak ingin menjual kehormatannya, namun semua sudah terlambat pria itu tidak mau melepaskan Bella, hingga akhirnya terjadilah peristiwa yang memilukan tersebut, hingga akhirnya timbul kebencian dihati Bella pada pria tersebut.
mampukah Bella membalas dendamnya? atau malah dia akan jatuh cinta pada pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Kai seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Max pada Jhon, dia sama sekali tidak memperdulikan mobilnya, dia lebih memperdulikan motor butut milik gadis itu.
Max masuk kedalam mobil dan duduk dikursi belakang, kemudian Kai dan Jhon menyusulnya, mereka duduk di kursi depan, dan Kai tetap menyetir.
Ketika mobil sudah melaju Kai masih saja banyak bicara, terkadang Max merasa jengkel terhadapnya.
" bos aku ingin bertanya padamu, sebenarnya bos ini bisa menghindari pukulan gadis itu, tapi kenapa seolah olah bos membiarkan gadis itu memukulmu bos ?? " tanya Kai yang penasaran.
Max menatap dengan serius pada Kai kemudian menjawab dengan datar " aku senang melakukannya " ucapnya singkat.
" tapi kenapa bos?? Kenapa seperti itu?? Pasti ada alasannya bukan ?? " tanya Kai yang masih penasaran.
" sreettt... " Jhon membuka lakban dan menyobeknya, kemudian dia menempelkan lakban yang sudah dia sobek dan menempelkannya ke mulut Kai
Kai yang kesal langsung melotot kearah Jhon yang ada disebelahnya.
Dia hendak membuka lakban tersebut tapi Max dengan cepat berkata " jika kau berani membuka lakban tersebut maka mulutmu yang akan aku robek " ucapnya dingin.
Seketika Kai diam dan tak berani lagi berontak, dia menjalankan mobilnya dengan mulut tertutup lakban dan mobil pun terasa sunyi untuk beberapa waktu kedepan.
● ● ● ● ●
Bella berlari dengan secepat mungkin, dia memasuki gang yang sempit yang tak mungkin bisa dilalui oleh mobil bahkan Motor sekalipun.
Setelah dirasa dia sudah jauh dari orang orang tadi, dan dia juga sudah merasa aman dia berhenti disebuah gang yang dihimpit oleh dua rumah sisi kiri dan sisi kanan.
Dia terduduk ditanah, dia merasa sangat lelah sekali, napasnya naik turun tak beraturan, dan dia juga merasa tenggorokan nya kering.
Hari sudah semakin sore, dan dia juga harus segera pulang, tapi motornya sudah rusak dan dia juga meninggalkan motor nya tersebut begitu saja, mungkin orang orang itu sudah membuang motornya begitulah pemikiran Bella.
Bella mencoba menelpon Andika dan memintanya untuk menjemput dia dan mengantarkan kerumahnya.
Tapi sudah beberapa kali dia menelpon tidak diangkat olehnya.
☆☆☆☆☆
Sementara Andika saat ini di apartemen nya sedang bertukar peluh dengan gadis yang baru sebulan yang lalu dia kenal.
Andika tahu ada yang menelpon hanya saja dia sedang tanggung yang sebentar lagi akan meraih puncaknya yang kedua kali.
Andika menjatuhkan tubuhnya dipinggir tubuh sang gadis, setelah beberapa saat tenaga nya kembali dia bangun dan mengambil ponsel guna melihat siapa yang menghubungi nya tadi.
Dilihat dari panggilan tertera nama kurcaci nama panggilan Bella dalam ponsel, karena tinggi badan Bella yang pendek.
Sebenarnya tidak pendek hanya saja Andika lebih tinggi darinya.
Andika mencoba untuk menelpon balik Bella, dalam dering ketiga Bella langsung mengangkat panggilan dari Andika.
" heh.. kurcaci ada apa loe nelponin gue?? Sorry tadi gue nggak bisa angkat telpon, soalnya gue lagi naik gunung " ucapnya sambil nyengir dan merasa tidak tahu malu.
Bella sendiri sudah tahu yang dimaksud Andika naik gunung itu artinya dia sedang bercinta dan ingin meraih puncak.
Bella yang mendengar nya memutar bola matanya keatas.
" ehh kunyuk sampai kapan lo kayak gitu terus, lo nggak kasian apa sama cwe cwe yang lo tiduran, gimana masa depannya "
" eh kurcaci kan lo tahu sendiri gue kagak pernah maksa mereka, mereka sendiri yang mau dan terkadang mereka sendiri yang maksa, selama uang ngalir kekantong mereka, mereka nggak peduli, jadi kenapa gue harus peduli " ucap nya dengan enteng.
" mau sampai kapan sih lo kayak gini terus, lo nggak mau gitu mikirin masa depan lo "
" gue bakal tobat kalau lo mau jadi istri gue " Bella yang mendengarnya mencebikkan bibirnya, dia tahu kalau Andika hanya main main saja, dan dia juga tak memperdulikannya.
" ogah gue, lo pikir nggak ada laki laki lain apa, sampai gue harus nerima bekasan dari perempuan lain. "
" biarpun bekas gue masih berkelas, tiap bulan gue selalu cek rutin, dan hasilnya gue bersih dari penyakit apapun karena gue selalu maen aman "
" malas .. terserah lo mau bilang apa, yang jelas gue nggak mau ama lo titik "
" ya udah kalau lo nggak mau, sekarang cepat katakan lo ada apa nelpon gue "
" tadinya gue tuh mau minta dijemput sama lo, sekalian anterin balik, gue takut kemalaman soalnya.
Malam ini bokap gue pulang dari semarang, dan dia pasti ada dirumah sekarang.
Gue nggak mau balik malam, dan memberi kesempatan pada dajjal memengaruhi bokap gue "
" trus motor lo kemana ?? "
" rusak "
" ya udah lo dimana sekarang?? Gue jemput "
" nggak usah gue udah pesen taksi dan sekarang gue udah menuju balik "
" ya udah lo hati hati ya "
" heum.. " bella langsung mematikan telpon nya dan hendak memasukan ponselnya ke tas.
Namun dengan tiba tiba taksi yang dia tumpangi berhenti secara mendadak, sehingga dia tersungkur kedepan dan terjeduk dengan kursi depan.
Beruntung kursi itu empuk jadi tidak mengakibatkan luka.
" awww.." rintih Bella.
" maaf neng seperti ada sesuatu sama mobil ini, bentar ya neng bapak periksa dulu " ucap sang sopir, kemudian dia membuka pintu dan keluar dari taksinya.
Sang sopir membuka kap mobil depan, dan secara tiba tiba asap tebal keluar dari mesin kap tersebut, dan cepat menghampiri Bella untuk memberikan keterangan mengenai taksinya.
" aduh neng.. bapak minta maaf.
Taksi nya rusak, silahkan neng cari taxi yang lain saja, biar saya yang membayar ongkos taksinya " ucap sang supir yang merasa tidak enak.
" sudah tidak apa apa kok, rumah saya sudah dekat, tinggal sebentar lagi juga sampai "
Padahal yang sebenarnya rumahnya masih jauh hanya saja dia tidak ingin membuat sang supir menjadi tidak enak padanya.
" oh ya sudah kalau begitu neng, hati hati ya.
Sekali lagi bapak minta maaf " ucap supir itu lagi.
" iya nggak apa-apa kok pak, kalau begitu saya jalan duluan ya pak. " ucap Bella pamit.
Bella berjalan menuju arah rumahnya yang sedikit menanjak, dia merasa menyesal mengapa tadi tak membiarkan Andika untuk menjemputnya dengan begitu dia tidak perlu capek menuju rumahnya, dan pastinya dia akan sampai rumah malam hari.
Bella berjalan menelusuri jalan besar yang bisa dilewati oleh dua kendaraan mobil bersamaan.
Hari mulai gelap, dan suasana pun makin sepi.
Bella mempercepat langkahnya agar cepat sampai dirumah.
Bella berjalan sambil tertunduk dan mendengarkan musik melalui earphone nya untuk mengusir kesepian dan juga ketakutannya.
Dari arah belakang Bella ada sorot lampu mobil, sehingga bella bisa melihat jalannya dengan jelas.
Bella mencoba menepi guna memberi jalan akses untuk mobil yang ada dibelakang nya.
Namun..Mobil itu seperti sengaja untuk mengikutinya.
Fikiran Bella sudah kemana mana, dia takut kalau ternyata mereka beneran sindikat pencuri atau begal.
Bella mempercepat jalan dan hampir berlari, namun mobil tersebut bergerak dan mensejajarkan dengan langkah Bella dan terbuka lah salah satu kaca jendela mobil tersebut, setelah dilihat ternyata didalam mobil tersebut ada Mira dan juga Mila.
" hei coba lihat ada orang kampung yang sedang berjalan rupanya, ngomong ngomong motormu dimana?? " ucap Mira
Bella tidak mau melayani mereka, dia merasa malas apalagi dia sedang merasa kelelahan hari ini.
" perjalanan dari sini sampai kerumah masih membutuhkan waktu kira kira satu jam, kira kira kalau berjalan kaki bakal sampai jam berapa kak Mila " tanya Mira pada kakaknya yang duduk disebelahnya, padahal sebenarnya dia hanya menyindir Bella.
" tau mungkin tengah malam kali ha..ha..ha "
" sudah dik lebih kita pergi sekarang jangan sampai mengganggu sodara kita, biar dia cepat sampai "
" ya sudah kak ayo kita lanjut, Bell kami pergi duluan ya, jangan khawatir kami akan bilang pada ayah kalau kamu pulang malam " ucap Mira dan tak lama mobil pun berlalu kencang meninggalkan Bella.
Bella mengdengkus kesal dengan kedua saudara tirinya, mereka benar benar tidak punya hati.
Akhirnya Bella meneruskan perjalanan dan dua jam kemudian dia baru sampai.
Bella membuka pintu rumah yang besar tersebut, udara hangat dari dalam rumah menerpa wajah Bella yang terlihat kusam karena kelelahan, namun tidak mengurangi kecantikan alami nya.
" Bella kenapa baru pulang jam segini?? " suara Barito dari pak Adam membuat Bella sedikit terhenyak dan kaget.
Saat ini pak Adam, bu melisa, Mila dan Mira sedang berada di meja makan, benar benar terlihat harmonis sekali.
Miris sekali memang anak kandung diperlakukan seperti anak tiri, sementara anak tiri diperlakukan seperti anak kandung.
Belum Bella menjawab pertanyaan, Tuan Adam sudah berkata lagi.
" kamu sudah tahu bukan peraturan dirumah ini dilarang pulang malam, apa susahnya sih kamu menurutinya, lagipula seorang gadis tidak pantas berkeliaran malam " ucapnya lagi.
" tadi kami sudah bilang sama bella yah, untuk pulang cepat, tapi Bella malah marah marah pada kami yah, kami malu dihadapan banyak orang bella memarahi kami, jadi terpaksa kami tinggalkan saja dia " ucap Mila mencoba memanasi keadaan.
Kalau sudah begini bella merasa malas dan lebih baik dia tidak bicara saja.
Bella berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya berada.
Namun saat dia akan melangkah lagi Tuan Adam berbicara kembali.
" bella ayah sedang bicara padamu, kenapa kamu diam saja ?? "
" Bella selama kamu tinggal disini, kamu harus mematuhi peraturan disini, apa susahnya sih sehabis kuliah kamu langsung pulang, tidak keluyuran macam ini "
" apa yang dikatakan oleh ayahmu itu benar Bella, sekarang ini kamu tinggal bersama kami, jadi tolong jaga nama baik ayahmu, dia itu seorang pengusaha sukses apa kata orang jika melihat putri seorang pengusaha selalu keluyuran malam diluar, nanti mereka mengira kami tidak mendidik dengan baik bella " kali ini yang berbicara ibu melisa.
Bella tidak ingin memperdulikan nya dia terus berjalan dan pada saat kakinya melangkah di anak tangga pertama tiba tiba Mira berkata.
" Bella ayah sedang bicara padamu, kenapa kamu tidak sopan sekali sih "
Tuan Adam yang tersulut emosi oleh perkataan Mira langsung menggebrak meja.
" berhenti bella ayah sedang bicara padamu, apa kamu ini tidak diajari sopan santun oleh ibumu hah !!! " teriak Tuan Adam.
Bella yang merasa tidak terima karena Tuan adam membawa bawa nama ibunya, dia akan diam jika dia diperlakukan sebenarnya mena oleh mereka, tapi kalau sudah menyangkut ibunya maka dia tidak akan tinggal diam.
" ya.. ibuku memang tidak pernah mengajari ku sopan santun, puas kamu .. " setelah berbicara seperti itu bella langsung berlari menuju kamar nya dan masuk, dia menutup pintu secara kasar.
Brakkk...
" dasar gadis kurang ajar " emosi Tuan adam naik lagi, dia hendak menyusul bella tapi dicegah oleh bu melisa.
Bella menyandarkan tubuhnya dibalik pintu, dia melorotkan tubuhnya kemudian terduduk dan menangis. Dia merasa lelah, lelah sekali seharian dia berlari dan berjalan, saat pulang kerumah bukannya dia mendapat ketenangan malah keributan, dia lelah dengan kehidupannya.
Bella menangis hingga tak sadar dirinya tertidur dengan keadaan masih terduduk.
Sementara dibawah Tuan Adam beserta istri dan kedua putri tirinya, sedang menikmati makan malam sambil bercengkrama, benar benar terlihat seperti keluarga yang harmonis.
/Good//Good//Heart//Heart/💪💪💪....Lanjutt.....