Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Mayra Menghilang
Sebelum matahari terbit Rayyan berangkat menuju kota Mayra, ia tak sabar ingin bertemu dengan putranya. Begitu sampai, ia mendatangi kediaman Mayra beserta ibunya. Namun, ia tidak menemukan mereka. Rayyan tampak panik apalagi dirinya tak memiliki nomor ponsel Mayra.
Rayyan akhirnya memberanikan diri bertanya kepada tetangga sebelah rumah Mayra. Jawaban yang diterimanya cukup mengejutkannya, Mayra ternyata sudah pindah kemarin sore tanpa mengabarkan apapun.
Rayyan lantas menelepon Oma Salsa menanyakan keberadaan istri dan anaknya, Oma Salsa juga tampak terkejut. Dia memang sama sekali tidak mengetahui jika Mayra pindah. Oma Salsa lalu menyarankan Rayyan menghubungi Radit dan lagi-lagi ia menerima kenyataan bahwa Mayra menghilang.
Walaupun Rayyan sangat lelah, ia berusaha tetap mencari Mayra dan Rama. Ia pun berpikir untuk pergi ke kampung halaman ibu mertuanya. Rayyan pun berangkat ke sana, begitu sampai dia juga tak menemukan Mayra.
"Halo, Oma!"
"Bagaimana? Apa kamu sudah menemukan Mayra?" cecar Oma Salsa.
"Aku sudah ke kampung Bu Ratih, tapi mereka tidak di sini," jelas Rayyan dengan suara panik.
"Lalu mereka pergi ke mana? Tak biasanya Mayra tidak izin kepada Oma."
"Di mana lagi aku harus mencarinya, Oma?" Rayyan bertanya dengan air mata yang hampir menetes.
"Hubungi Lanny!"
"Siapa Lanny, Oma?"
"Oma karyawan di perusahaan kamu, coba suruh Radit untuk menemuinya!"
"Radit mengenal dia?"
"Tentunya, cepat hubungi Radit. Siapa tahu Mayra tidak pergi terlalu jauh!" perintah Oma Salsa dan Rayyan lalu mengiyakan.
Rayyan lalu menelepon Radit, ia meminta temannya itu menemui Lanny dan senang hati Radit melaksanakan perintah Rayyan.
Radit melesat ke kantornya Rayyan, ia menunggu di parkiran gedung dan memantau dari kejauhan Lanny. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Radit berdiri di depan mobilnya sembari menggunakan kacamata hitam.
Selang 10 menit kemudian Lanny keluar dari gedung, ia berjalan ke arah pintu utama karena dirinya hendak menaiki bus. Radit lantas mengejarnya dengan berjalan cepat.
"Lanny, tunggu!"
Lanny menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. "Ada apa?" tanyanya dengan menunjukkan wajah ketus.
"Apa kamu tahu di mana Mayra berada?"
Lanny menautkan alisnya karena bingung dengan pertanyaan pria dihadapannya.
"Mayra, Rama dan Bibi Ratih sudah pindah rumah. Aku tidak tahu di mana mereka sekarang berada, apa kamu mengetahuinya?"
"Pindah? Kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi?" Lanny penasaran lantas mendekati Radit.
"Aku juga tidak tahu, cuma Rayyan tadi meneleponku untuk menemuimu. Apa kamu tidak tahu mereka pindah ke mana?"
"Sudah dua hari ini kami tidak saling telepon, karena aku begitu sibuk. Kak Mayra juga tidak bercerita apapun, tunggu aku akan menelepon dia!" Lanny gegas mengambil ponsel di dalam tasnya lalu mencari kontak telepon bernama Mayra, ia kemudian menghubunginya.
Selang semenit kemudian, Lanny menutup ponselnya. Wajahnya tampak penuh khawatir, ia lalu berucap, "Nomornya tidak aktif!"
Radit mengusap wajahnya, "Lalu mereka ke mana?"
"Aku juga tidak tahu, biasanya Kak Mayra akan bicara jika ingin pindah," kata Lanny.
Ditengah pembicaraan keduanya, ponselnya Radit berdering. Ia pun gegas mengangkatnya, "Halo, Rayyan. Aku tidak mendapatkan informasi apapun mengenai Mayra!"
Rayyan mendengarnya tampak kecewa, ia bahkan sempat mengumpat.
"Sepertinya kita harus menghubungi Oma untuk mengerahkan pengawal mencari mereka!" usul Radit.
"Baiklah, aku akan minta bantuan Oma. Tolong, cari mereka di sana!" titah Rayyan.
"Baiklah, aku akan mencari mereka bersama Lanny!" kata Radit.
Selesai menelepon Radit lalu mengajak Lanny untuk mencari Mayra.
"Kenapa aku harus ikut denganmu?" tanya Lanny.
"Kamu mau pergi mencari mereka menggunakan apa? Jalan kaki?" Radit balik bertanya.
"Tapi, kenapa harus kita berdua?" tanya Lanny lagi.
"Ya, karena Rayyan yang meminta kita!" jawab Radit membuat Lanny tak berani membantah apalagi menolak.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜