Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan masa lalu
Naina memundurkan langkah dengan pelan sambil menggigit bibir bawahnya dengan kuat agar isakan tangisannya tidak keluar. Setelah merasa cukup jauh dari ruangan VVIP itu, Naina pun segera membalikkan tubuhnya dan berlari dari cafe itu dengan berderai air mata.
Para pengunjung cafe nampak menatap heran dengan wanita yang tengah menangis sambil berlari itu. Namun mereka pun kemudian acuh dan kembali menikmati makanan masing-masing.
"Aku memang bodoh... Agh... Kau bodoh, Naina... Bodoh...." Naina menepuk dadanya yang terasa sesak. Naina pun menambah laju kecepatan motornya saat melewati jalan yang terasa jauh untuk sampai di rumahnya.
Bayang-bayang awal kedekatannya dan Daniel pun mulai berputar di benaknya. Air mata Naina semakin mengalir dengan deras sehingga membasahi baju yang dikenakannya.
"Kau mau memasukkanku sebagai anggota kelompokmu?" Naina bertanya sambil menunduk tanpa melihat pada lawan bicaranya.
Pria di depannya tersenyum manis. "Ya. Tentu saja. Kau belum mendapatkan teman kelompok bukan?" Tanyanya dengan lembut. Keberadaan Naina di kampus itu memang bagaikan tak terlihat. Bahkan teman-teman sekelasnya pun merasa enggan berteman dengannya karena penampilannya yang culun dan juga tertutup.
Naina mengangkat wajahnya hingga matanya bertemu dengan mata pria tampan di depannya.
"Apa kau yakin akan memasukkanku ke dalam kelompokmu? Sepertinya teman-temanmu tidak akan menyukai keberadaanku nantinya." Kepala Naina semakin tertunduk saat melihat tatapan tajam dari wanita yang berada di belakang pria itu. Di saat tugas kelompok seperti ini adalah hal sulit bagi Naina. Karena tidak ada satu pun dari teman-temannya yang mau menerima keberadaannya kecuali dipaksa oleh dosennya.
"Tidak perlu memperdulikan mereka. Kau hanya perlu mengikuti apa perintahku nantinya karena aku adalah ketua di kelompok ini." Terang pria itu.
"Daniel..." Naina mamanggil nama pria itu dengan ragu.
"Ya, Naina." Ucapnya begitu lembut.
"Apa kau sedang tidak kesurupan sehingga mengajakku sekelompok denganmu? Bukankah kau biasanya selalu tidak memperdulikan keberadaanku." Ucap Naina merasa heran.
Daniel tertawa. "Aku tidak mengabaikan keberadaanmu. Aku hanya tidak ingin mengganggu privasimu. Bukankah kau adalah wanita penyendiri? Dan aku tidak ingin mengganggumu di saat kau sedang berimajinasi." Ucap Daniel.
"Berimajinasi? Bagaimana kau bisa tahu?" Kening Naina mengkerut dalam.
"Aku cukup banyak mengetahui semua hal tentangmu, Naina." Daniel tersenyum manis. "Bahkan aku cukup tahu kau adalah penulis novel yang cukup terkenal dengan nama belakang penamu." Ucap Daniel kemudian.
Deg
Jantung Naina berdetak begitu cepat saat merasakan senyuman pria itu menghunus ke dalam jantungnya.
"Sudahlah... Tidak perlu banyak berpikir. Lebih baik kau ikut aku sekarang juga." Daniel menarik tangan Naina keluar dari dalam kelas dan meninggalkan tatapan heran orang-orang kepadanya kecuali Marvel, Dio dan Kevin yang menatap kepergian Daniel dengan tatapan penuh arti.
Ada apa dengan Daniel? Dia terlihat begitu baik dengan si culun itu? Bisik-bisik teman sekelasnya mulai terdengar.
Dan semenjak hari itu, Daniel pun mulai melakukan pendekatan dengan Naina dengan berbagai cara. Bahkan pria itu tak segan-segan mengantarkan Naina pulang ke rumahnya walau hanya sampai di depan gang karena Naina menolak untuk diantar sampai ke depan rumahnya. Dan Daniel juga tak pernah absen untuk mengirimkan pesan singkat selamat pagi kepada Naina.
"Daniel... Kenapa kau selalu baik kepadaku? Kau bahkan rela meninggalkan teman-temanmu untuk mengantarkanku pulang." Ucap Naina merasa tidak enak saat mereka sedang berada di dalam mobil menuju rumah Naina.
"Kau tanya kenapa?" Daniel mengulang pertanyaan Naina.
Naina mengangguk.
"Karena sepertinya aku sudah mulai menyukaimu." Ucap Daniel yang membuat kedua bola mata Naina membelalak dengan jantung yang berdetak semakin kencang.
***
Cerita Daniel dan Naina cukup memakan bab lebih banyak ya...
Dan untuk mendukung karya author yang baru. Mohon berikan dukungan dengan cara...
Like
Komen
Votenya
Agar author semakin semangat melanjutkan ceritanya. Terimakasih😊😊
sini tak bikin pusing beneran....
Aku getok kepala mu pake palu gada.. hhuuhhh....
DASAR KUDANIL
tan tadi tatanya beli boneta telinci.. tok tetalang dadi boneta bel uang? 🤣🤣🤣