Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang sangat ingin merasakan kehangatan dalam sebuah rumah. Tentang seorang gadis yang mendambakan kasih sayang dari keluarganya. Seorang gadis yang di benci ketiga kakak kandungnya karena mereka beranggapan kelahirannya menjadi penyebab kematian ibu mereka. Seorang gadis yang selalu menjadi bulan- bulanan mama tiri dan saudara tirinya. Kehidupan seorang gadis yang harus bertahan melawan penyakit mematikan yang di deritanya. Haruskah ia bertahan? Atau dia harus memilih untuk menyerah dengan kehidupannya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#26
Setelah memastikan ke tiga sahabatnya pergi, Keyla bergegas berjalan ke arah pintu lalu menguncinya. Ia benar- benar ingin sendiri.
Keyla menyandarkan dirinya di balik pintu lalu mendudukkan dirinya sambil menangis. Ia kembali mengingat percakapannya dengan dokter Ferdi satu hari sebelum ia di ijinkan untuk pulang. Takut. Tentu saja. Ia belum siap untuk menjadi cacat.
FLASH BACK ON
"Bagaimana keadaanmu Key?" Tanya dokter Ferdi sambil menatap sendu Keyla.
Keyla sedinkit mengernyitkan keningnya sambil menatap dokter Ferdi dengan raut wajah yang sulit di artikan. "Apa terjadi sesuatu dok?" Tanya Keyla karena tidak biasanya dokter Ferdi melakukan kunjungan pagi.
"Maaf. Saya harus menyampaikan ini.. "
"Apa kemo yang saya lakukan tidak berhasil." Tebak Keyla.
Dokter Ferdi menarik nafasnya dalam lalu menganggukkan kepalanya. "Hasil pemeriksaan setelah kamu melakukan Kemo yang terakhir kemarin menunjukkan kondisi kysta kamu yang sedikit lebih besar dari sebelumnya." Ucap dokter Ferdi.
"Apa maksud dokter penyakitku semakin memburuk?" Potong Keyla. Melihat keterdiaman dokter Ferdi membuat Keyla memejamkan kedua matanya.
Keyla kembali membuka matanya. "Tapi dok jika penyakitku semakin memburuk kenapa akhir- akhir ini aku hampir tidak pernah merasakan sakit seperti biasanya?" Tanya Keyla.
"Karena ukuran kysta yang sedikit lebih besar dari sebelumnya mulai mempengaruhi fungsi dari sumsum tulang belakang. Sedangkan fungsi sumsum tulang belakang itu untuk menyampaikan sinyal saraf dari otak ke tubuh dan sebaliknya. Sinyal ini dapat diartikan sebagai perintah untuk bergerak atau merasakan sensasi. Jika fungsi sumsum
tulang terganggu, penderitanya sangat mungkin mengalami gangguan gerak, kelumpuhan dan masih banyak gangguan lainnya. Gangguan ini lah yang menyebabkan kamu tidak merasakan sakit atau bahkan sekalinya kamu merasakan itu akan terasa sekali sakitnya berkali- kali lipat." Jelas dokter Ferdi.
"Saya ingin menyarankan kamu untuk melakukan operasi." Lanjut dokter Ferdi. "Untuk itu bisakah kamu meminta seluruh keluargamu untuk kesini?"
Keyla mengerutkan keningnya. "Untuk apa dok?"
"Kita akan melakukan tes untuk memeriksa sumsum tulang belakang siapa yang cocok dengan milikmu." Ucap dokter Ferdi.
"Apa harus mereka dok?" Tanya Keyla.
"Tidak harus. Siapa pun bisa menjadi sukarelawan untuk menyumbangkan sumsum tulang belakangnya, tetapi tidak semua pendonor memenuhi persyaratan kesehatan tertentu. Jadi alangkah lebih baiknya jika kita melakukan tes pencocokkan sumsum tulang belakang dengan keluargamu terlebih dahulu. Selain tingkat kecocokkannya yang lebih tinggi itu juga mempercepat proses operasi ini untuk segera di lakukan." Jawab dokter Ferdi.
Keyla menghela nafasnya. "Saya akan mempertimbangkannya dok."
"Kami juga akan mengusahakan untuk mencari pendonor lain untuk mengantisipasi jika keluargamu ada yang cocok tapi tidak memenuhi persyaratan kesehatan."
"Berapa persentase keberhasilannya dok?"
"70- 80%. Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, semua pengobatan yang kita lakukan berhasil atau tidaknya itu tergantung kepadamu. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik untuk kesembuhan kamu." Jawab dokter Ferdi.
"Untuk resiko atau kemungkinan yang terburuk yang mungkin bisa terjadi.."
"Key. Untuk semua tindakkan memiliki resiko masing- masing. Sejujurnya operasi sumsum tulang belakang ini memiliki resiko yang lebih tinggi daripada beberapa jenis operasi lainnya karena operasi sumsum tulang belakang ini dilakukan lebih dekat ke sistem saraf. Yang paling serius dari risiko operasi ini adalah Infeksi, pendarahan dan bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan."
FLASH BACK OFF
Aga, Nico dan Feli menatap pintu Keyla. Mereka mendengar tangisan Keyla yang tertahan. Aga menahan tangan Feli saat ia akan mengetuk pintu kamar Keyla.
Aga menggelengkan kepala. "Jangan. Kita beri waktu dulu untuk Keyla." Ucap Aga dengan suara berbisik yang bakan hampir tak terdengar.
Mereka bertiga memutuskan untuk sedikit menjauh dari kamar Keyla.
"Sebenarnya ada apa dengan Keyla? Apa terjadi sesuati saat di rumah sakit tadi?" Tanya Feli.
Aga menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Mulai dari kemarin dia memang sudah tidak terlalu banyak berbicara."
"Lalu apa yang sekarang harus kita lakukan?" Tanya Nico sambil menatap pintu kamar Keyla. Ia menatap sendu bayangan Keyla yang terlihat dari bawah pintu. Sudah bisa mereka bertiga pastikan sahabatnya itu masih menangis. "Apa kita akan membiarkan dia sendirian untuk malam ini?"
"Tentu saja tidak." Jawab Feli. "Kalian berdua pulang saja. Biar aku yang menjaganya." Ucap Feli.
"Tidak. Kalian saja yang pulang. Untuk malam ini biarkan aku yang ada disini." putus Aga. "Kamu perempuan Fel, Aku tidak mungkin membiarkanmu untuk tidur di luar." Aga memberikan alasan yang tidak bisa ditolak Feli.
Setelah kepergian Feli dan Nico, Aga memutuskan untuk mendekat ke kamar Keyla. Ia sandarkan tubuhnya pada pintu kamar Keyla.
"Key. Buka pintunya ya." Bujuk Aga. Keyla yang mendengar suara Aga memilih untuk membekap mulutnya menggunakan lengan untuk meredam suara isakkannya. "Aku tahu kamu belum tidur."
"Key." Panggil Aga lagi saat belum mendapatkan respon dari Keyla. "Aku mohon. Jangan menangis sendirian. Ada aku disini."
"Pulang Ga." Saut Keyla dari dalam kamarnya.
"Key.. "
"Pulang Ga. Aku ingin sendiri." Potong Keyla.
"Ya sudah. Kalau kamu tidak mau membuka pintu, aku temani dari sini ya." Bujuk Aga. Setelah mengatakan itu mereka berduapun sama- sama terdiam.
"Ternyata di luar dingin juga ya." Ucap Aga memecah keheningan. Keyla menghapus kasar air matanya.
Setelah hampir sepuluh menit akhirnya Keyla memutuskan untuk membuka pintu. Aga bergegas berdiri. Ia tatap wajah Keyla yang terlihat berantakkan, matanya bengkak dan hidungnya memerah. Aga menakup pipi Keyla dengan kedua tangannya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aga lembut yang membuat Keyla kembali menangis.
Masih tetap menakup ke dua pipi Keyla, Aga menghapus air mata Keyla menggunakan ibu jarinya. "Jangan menangis. Aku tidak suka melihat kamu menangis." Ucap Aga. Keyla mendekat lalu memeluk tubuh Aga erat. Ia membalas pelukkan Keyla lalu membiarkan sahabatnya itu menangis di dalam pelukkannya.
Aga melepaskan pelukkannya lalu sedikit memberikan jarak di antara tubuhnya dengan Keyla. Ia tatap kedua mata yang semakin membengkak. "Ingin cerita." Tawar Aga yang langsung di jawab gelengan kepala Keyla.
"Ya sudah, tapi kamu makan dulu ya" Ucapnya setelah melirik sekilas bekal yang belum tersentuh sama sekali. "Setelah itu minum obat lalu istirahat." Ucap Aga lagi. Ia menuntun Keyla lalu mendudukkannya di atas tempat tidur.
Aga beranjak menuju meja kecil dimana bekal dari suster Tasya Keyla letakkan. Ia mengambil piring lalu mengambil sedikit makanan dan membawanya pada Keyla.
Ia mengambil sesendok nasi beserta lauknya lalu mengarahkan ke depan mulut Keyla. "Aaa."
Keyla menggelengkan kepalanya. "Sedikit saja Key." bujuk Aga dengan wajah memelasnya yang akhirnya membuat Keyla menerima suapan dari Aga. Setelah beberapa kali suapan Keyla kembali menggelengkan kepalanya. Aga pun menurut lalu meletakkan piring yang masih berisi makanan di atas nakas. Ia beralih mengambil obat dan segelas air putih lalu menyerahkannya kepada Keyla.
Setelah meminum obat Aga mengarahkan Keyla untuk berbaring di atas tempat tidur lalu menyelimutinya. Sedangkan Aga memilih mendudukkan dirinya di atas karpet yang menjadi alas tempat tidur Keyla. Aga usap lembut kening Keyla supaya sahabatnya cepat tertidur.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan mu Key sampai kamu terpuruk seperti ini." Tanya Aga dalam hati.