Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26. Sayembara
"Tentu saja bibi mengenalnya, Bramastyo adalah kakak kandung satu-satunya dari Camelia." jawab Maharani sambil menyerahkan ponsel kepada Kinara.
Kinara tertegun kembali dengan jawaban dari Maharani. Sebuah misteri yang harus ia ungkap untuk memastikan siapa Camelia dan apa hubungannya dengan Kinara dan juga sang papa.
Sayangnya sebelum Kinara bertanya lebih lanjut tentang masa lalu kedua orang tuanya, ponsel Kinara berdering.
Kinara meminta ijin untuk mengangkat panggilan tersebut, dan ia segera keluar dari dalam rumah.
"Katakan apa yang terjadi ?." ucap Kinara.
"Nona, Boy dan Arin telah kami bebaskan sesuai permintaan anda. Dan saat ini Boy sedang mencari keberadaan Uncle Bram yang seperti orang gila mencari keberadaan anda."
"Tapi yang jadi masalahnya adalah kepala keluarga Abimanya memerintahkan siapapun untuk bisa menangkap uncle Bram hidup dan mati."
"Bahkan kepala keluarga Abimanya akan memberikan hadiah yang sangat fantastis jika berhasil membawa uncle Bram hidup atau mati. Hal itu yang menjadi sayembara di kota J saat ini." Jelas Jay yang merupakan orang kepercayaan Kinara di kota J.
"Kerahkan seluruh pasukan, dan gunakan semua sumberdaya d Dom Anggels untuk menyelamatkan Uncle Bram. Aku akan segera pergi ke kota J." jawab Kinara dan langsung mematikan ponsel tanpa menunggu jawaban dari Jay.
Kinara segera masuk kedalam rumah dan ia segera berpamitan kepada Maharani. Ia juga meminta anggota Dom Anggels untuk menyiapkan penerbangan menuju kota J.
Saat ini hanya Bram orang terdekatnya sejak kecil, Kinan telah pergi meninggalkan Kinara, ia tidak ingin jika Bram harus menyusul Kinan.
Terlebih lagi, Bram masih punya hutang penjelasan tentang siapa Camelia dan apa hubungannya dengan Kinara serta keluarga Abimanya.
"Nona aku akan ikut bersama anda, selain saya ingin melindungi anda saya juga mempunyai sebuah tujuan mengunjungi kota J." ucap Black.
Kinara hanya menganggukkan kepalanya. Saat ini hanya Bram yang ada dalam pikirannya. Ia harus secepatnya menemukan Bram apapun yang terjadi.
Kinara dan Black langsung menuju dimana pesawat yang akan mengantarkan mereka ke kota J. Dengan keahlian mengemudikan mobil yang dimiliki oleh Black mereka sampai di tempat lebih cepat.
Kinara bergegas keluar dan berjalan dengan cepat menuju pesawat. Black segera menyusul Kinara yang sudah jauh menuju pesawat.
Bruk
Tanpa sengaja Black menabrak seseorang yang sedang berjalan tergesa-gesa dari arah yang berlawanan.
"Maaf saya tidak sengaja, saya sedang terburu-buru." ucap Black dengan sopan.
"Dasar anak kurang ajar ! Bagaimana cara orang tuamu mendidik mu hah ?." jawab wanita yang berpenampilan seksi itu.
Black menatap wajah dihadapannya. Ia merasa familiar dengan wajah itu. Namun belum sempat ia menemukan siapa wanita itu, ia sudah dikejutkan dengan sebuah tamparan di wajahnya.
Plak !.
"Dasar lelaki mata keranjang, tidak bisa melihat wanita cantik. Bukankah mengakui kesalahan malah berfikir mesum."
"Saya ingatkan bahwa kau bukan tipe lelaki yang bisa berada disampingku. Membawa salah satu sepatuku saja kau tidak layak." ucap wanita itu dengan amarah yang membara.
Tanpa menjelaskan apapun, Black langsung berbalik dan berlari menuju pesawat yang akan membawa mereka ke kota J.
Hal itu semakin membuat wanita itu semakin terselut emosi. Ia melemparkan segala sesuatu yang ada didekatnya.
Namun hal itu membuat ia harus berurusan dengan beberapa petugas keamanan di daerah tersebut.
"Apa yang membuatmu datang terlambat ?." tanya Kinara saat Black sudah ada di dekatnya.
"Maaf nona saya tanpa sengaja menabrak seseorang." jawab Black apa adanya.
Setelah mendapatkan ijin, Black akhirnya duduk tak jauh dari Kinara. Ia memasukkan foto yang tadi belum sempat ia kembalikan kepada sang ibu.
Namun hal itu urung ia lakukan, karena wajah salah satu wanita di foto itu sangat mirip dengan wanita yang tanpa sengaja ia tabrak.
"Apa yang terjadi ? Mengapa kau malah melamun ?." tanya Kinara yang melihat reaksi Black.
"Maaf nona, apakah mama anda saat ini ada di kota ini ?." tanya Black tanpa menjawab pertanyaan Kinara.
"Sepertinya begitu, aku sempat melihatnya saat pertama kali datang ke tempat ini saat ingin melihat kondisi kak Kinan." jawab Kinara.
Black langsung terlihat gelisah, ia tidak mengatakan apa-apa hanya saja pikirannya sangat kacau. Ia tidak tau harus melakukan apa.
"Apakah ada masalah ?." tanya Kinara.
"Nona jika apa yang anda katakan adalah benar maka ibu saya dalam bahaya. Saya ijin untuk memindahkan ibu saya ke tempat yang aman." jawab Black.
"Perintahkan anggota Dom Anggels untuk menjaga dan membawa ibumu ke markas. Dengan begitu keamanannya akan terjaga. Dan pastikan kau yang membicarakan hal ini kepada ibumu." jawab Kinara sambil memejamkan matanya.
Entah apa maksudnya Black mengatakan hal itu. Tapi ia tidak ingin mengetahui sesuatu jika orang itu tidak ingin ia mengetahui hal yang ia sembunyikan.
Kinara kemudian membuka benda pipih yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Dengan cepat ia mengotak-atik benda itu dengan seksama. Setelah lama, ia segera menghubungi Jay.
"Cek lokasi yang aku kirimkan, GPS yang ada di jam tangan uncle Bram ada di titik itu. Apapun yang terjadi jangan biarkan siapapun membawa uncle Bram." ucap Kinara.
"Baik nona kami akan segera ke lokasi." jawab Jay.
Kinara kembali memejamkan matanya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa keluarga Abimanya akan mengeluarkan perintah konyol untuk menangkap orang yang telah merawat dan melindunginya selama ini.
Bahkan yang di lindungi adalah pewaris yang sah dari keluarga Abimanya. Tiba-tiba Kinara teringat ucapan Kinan bahwa mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Dan semua yang ada di sana adalah orang-orang yang jahat. Hal itulah yang membuat Kinan melarang agar Kinara tidak kembali ke Kota J, karena ia tidak tau siapa kawan dan siapa lawan.
Tangan Kinara mengepal erat, satu-satunya orang yang ingin ia lindungi saat ini adalah Bram.
"Nona, wanita yang bernama Monica itu adalah tujuan saya datang ke kota J. Karena ulahnya ayah kandung saya harus meregang nyawa."
"Racun yang ada di dalam tubuh nona Kinan sama seperti yang ada didalam tubuh ayah saya sebelum meninggal."
"Hanya saja, dokter mengatakan bahwa ayah meninggal karena penyakit kanker. Ini bukti-bukti ucap saya. Anda boleh mengecek hal ini." ucap Black sambil menyerahkan sebuah laptop dengan beberapa laporan disana.
Kinara memeriksa setiap detail yang ada didalam laporan tersebut. Dari segi foto dan uraian serta bukti-bukti mengarah kepada seorang wanita yang bernama Monica.
Dimana wanita itu adalah mama yang selama ini ia rindukan. Dan yang belum lama ini datang untuk mengunjunginya. Dan wanita yang saat ini sedang ia hindari keberadaannya.
"Jika kau ingin kau bisa kembali untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi ingat jangan pernah kau membunuhnya karena aku ingin ia hidup untuk menjelaskan semuanya kepada ku." ucap Kinara setelah memeriksa laporan dari Black.