Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.
Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.
Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.
" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."
Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?
Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?
Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter dan Perawat 26
" Kamu, aku punya tugas buatmu"
" Siap Tuan."
Di rumahnya, sebelum berangkat ke rumah sakit Alex memanggil seseorang. Tentu saja orang itu sudah pasti bisa ia percaya dan juga kompeten di bidangnya.
Orang dari organisasi jasa keamanan Wild Eagle selalu bisa diandalkan. Meskipun sudah melalui 3 generasi, namun kualitas dan juga kompetensi yang dimiliki jelas tidak perlu diragukan.
" Pasti udah denger kan dari bosmu, karena semalem aku udah jelasin ke dia."
" Siap Tuan, sudah."
Bagi Wild Eagle memasuki Rumah Sakit Mitra Harapan tentu bukan hal yang sulit. Pasalnya Wild Eagle juga merupakan bagian keluarga RSMH. Pastinya untuk mengintai seseorang di dalam rumah sakit, tidak perlu izin lagi dari pihak rumah sakit.
" Apapun itu laporkan padaku. Sekecil apapun perubahan tingkah laku, gerak gerik. Aku mau tahu semuanya."
" Mengerti Tuan, Anda tenang saja. Kami sangat handal melakukan itu, karena nama besar Wild Eagle dipertaruhkan."
Alex mengangguk, dia sungguh sangat puas. Setelah memastikan orang-orang yang akan ditugaskan mengawasi Eida, Alex pun berangkat ke rumah sakit. Dia tidak akan menghampiri Han, karena mungkin saja ini akan menjadi satu hal yang bisa dijadikan celah bagi Eida.
Tapi Alex rasa Eida tidak akan banyak bergerak. Terlebih saat ini mata Han yang Alex tahu belum lah kembali fungsinya.
Alex kemudian memikirkan sebuah cara. Jika ia ingin menarik tikus keluar, bukannya harus melemparkan umpan?
Pria itu pun berpikir dengan keras. Sekiranya apa yang harus ia lakukan agar Eida tidak lah bersikap tenang.
" Kira-kira apa ya? Meskipun Eida belum pasti sebagai pelaku, buat mastiin kita emang butuh sesuatu. Motif, kira-kira apa motif Eida jika dia benar pelakunya."
Ternyata saat terduga sudah diketahui, tidak semudah itu mendapatkan hal selanjutnya. Semua masih sangat buntu dan gelap.
Drtzzz
Ponsel Alex berbunyi. Itu adalah panggilan dari Han. Merasa ada sesuatu yang penting, Alex akhirnya putar balik. Dia tidak jadi ke rumah sakit dan memilih untuk mendatangi kediaman Daneswara.
Ckiiit
Brak
Drap drap drap
" Han! apa yang bakal lo bicarain sama gue."
" Buset deh Lex, salam dulu kek pas masuk rumah orang. Main nyelonong aja, nggak sopan tahu. Ya kan Gis?"
" Betul, seribu buat Pak Han."
Alex mengerutkan alisnya, ia merasa sedikit bingung. Sejak kapan Han menjadi begitu akrab dengan perawatnya itu.
" Haaah iya sorry, assalamualaikum Haneul, kakak ipar gue yang gantengnya lebih dikit tapi banyakan gue."
" Waalaikumsalam, Lex buatin acara buat gue di RS."
" Ya?"
Kaget, itulah ekspresi wajah dan juga perasaan Alex mendengar permintaan Han. Ia tahu betul semenjak kecelakaan dan mengalami kebutaan Han tidak ingin ditemui oleh siapapun kecuali keluarga. Bahkan rumor buruk menyebar tentang dirinya yang tempramental karena selalu membuat perawat yang bekerja padanya berhenti lebih cepat.
Alex pikir, penerimaan Han terhadapnya dan anal buahnya dari departemen bedah hanya sekedar basa-basi semata. Dan hanya akan berhenti di mereka. Sehingga permintaan yang baru saja dibuat Han membuat Alex benar-benar tidak bisa mengerti.
" Lo serius?"
" Ya serius, sangat serius. Buatkan acara untuk gue, terserah mau tema apa yang penting gue datang ke rumah sakit. Aktif lagi sebagai karyawan RSMH walaupun tidak lagi menjadi dokter untuk saat ini."
Beberapa jam yang lalu.
Gista sampai di kediaman Daneswara saat anggota keluarga masih melakukan sarapan. Ia merasa tidak nyaman karena menganggap kedatangannya terlalu pagi. Padahal bukan itu, sarapan mereka lah yang sedikit terlambat.
" Mbak Gista, sini ayok sarapan bareng," ajak Yoona. Gista ingin menolah tapi dia pun tidak enak. Pada akhirnya Gista duduk di sana, meskipun hanya mengambil beberapa buah untuk dimakan.
" Gista, kamu betah kerja di sini?" Sailendra, kepala rumah tangga itu menanyakan tentang perasaan Gista. Sebenarnya pria paruh baya itu sedikit khawatir. Dia khawatir putranya kembali membuat anak orang takut dan menangis.
" Alhamdulillah betah Pak, sampai sekarang pun tidak ada masalah kok."
Sai dan Hyejin saling melempar senyum. Dalam hati mereka sepakat mengucapkan syukur. Pasalnya Han cocok dengan Gista. Mereka jadi tidak perlu mencari perawat lain untuk sang putra.
" Terimakasih ya Gis, sekarang Han juga udah nggak yang ketus kayak dulu."
" Bu-bukan berkat saya Bu semua karena Pak Han yang mau untuk mengubah dirinya. Mungkin Pak Han sudah berdamai dengan kondisinya."
Pembicaraan di meja makan terjadi dnegan hangat. Setelah itu satu persatu kembali meninggalkan rumah untuk beraktifitas. Tentunya mereka juga berpamitan kepada Han sebelum pergi.
Kini waktunya Gista merawat Han, tidak banyak yang ia lalukan pagi ini karena saat masuk kamar Han sudah rapi, ya dia sudah mandi dan berganti pakaian. Yang belum hanya meminum obatnya. Jadi Gista hanya tinggal memberi Han obat.
" Kamu yakin Eida yang ngelakuin?" Tiba-tiba Han membahas perihal Eida.
" Ya belum yakin sih Pak, soalnya kan itu hanya dugaan aja. Kita harus lihat secara langsung soal itu."
" Maksudnya?"
Gista tersenyum lebar, lagi-lagi dia akan menggunakan pengalaman dia dalam menonton drama korea yang sudah bertahun-tahun lamanya. Dan ide itu lah yang membuat Han memanggil Alex.
Gista menyarankan kepada Han untuk kembali aktif. Orang yang menginginkan kemalangan yang terjadi pada Han pastinya ingin membuat Han tidak lagi muncul. Jika Han kembali muncul, maka orang itu pasti tidak tenang. Dan disitulah baru akan terlihat siapa yang sebenarnya membuat Han celaka.
Kembali ke masa sekarang. Alex yang mendengar penjelasan dari Han dan Gista akhirnya mengerti apa tujuan permintaan dari Han.
" Woaah gue nggak nyangka orang kismin otaknya encer juga."
" Alex stop! Stop mandang orang dari status apa. Gue beneran benci sama lo, sikap lo nggak berubah dari dulu."
Han tampak marah, ya dia memang tidak suka setiap kali Alex bicara perih status sosial. Padahal Han sangat tahu, keluarga Alex bukanlah keluarga yang memandang status sosial. Maka dari itu Han bingung, dari mana sikap Alex itu berasal.
" Ya ya ya, sorry Mbak Perawat. Oke gue bakal buatin acara buat lo. Urusan itu mah gampil buat gue. Ya udah, gue balik dulu ke rs. Tunggu kabar dari gue, paling cepet hari ini paling lambat besok."
" Oke thanks Lex."
Alex melenggang pergi. Ia tentu sangat setuju dengan usulan Gista itu.
" Apa kamu yakin ini bakal berhasil?"
" Ehmmm, berhasil atau tidak itu tergantung nanti Pak. Kan namanya kita usaha dulu. Dan satu lagi pak, acara begitu, kemunculan Bapak di publik, nggak bisa cuma sekali dua kali. Tapi harus berkelanjutan. Pak Han tenang aja, saya akan ada di samping Pak Han. Saya janji tidak akan buat kesalahan."
Han hanya menganggukkan kepalanya lalu tersenyum simpul. Ia merasa Gista malah lebih bersemangat dari pada dirinya. Dan Han bisa melihat itu, meskipun Gista tidak tahu.
TBC