Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Calvin menatap sisi kanan dan kiri ranjangnya tepat saat ia bangun mencari keberadaan istri dan anaknya, ia pun menghela nafasnya kasar saat sadar jika dirinya tidur sendirian.
Malam itu ia tertidur di dalam pelukan Vanila setelah puas menangis, namun ia kira jika setelah kejadian malam itu dirinya akan lebih dekat dengan Baby dan Vanila. Namun nyatanya anak dan istrinya itu tidur di kamar yang berbeda seperti sebelumnya.
“Daddy sudah bangun?” Tanya Baby saat keluar dari kamar mandi, Calvin hanya diam menatap Baby dan Vanila keluar dari kamar mandi di kamarnya itu.
“Kenapa tidak jawab pertanyaan Baby?” Tanya Vanila, ia pun menyodorkan handuk di pinggir ranjang. “Cepat mandi, aku sudah buat sarapan kita sarapan bersama sebelum kamu berangkat kerja Kak.” Ucap Vanila sambil mengusap rambut Baby yang basah dengan handuk.
“Ah iyah.” Ucap Calvin, ia sedikit semang karena rupanya ia tidak di tinggalkan sendirian. Calvin pun segera berjalan ke arah kamar mandi dengan handuk yang tadi di berikan Vanila.
Sementara Vanila, tanganya sibuk mengeringkan tubuh Baby namun matanya terus menatap pergerakan suaminya.
“Ayo kita ambil baju di kamar Baby.” Ucap Vanila mengajak sang ank pergi ke kamarnya.
Setengah jam kemudian Vanila kembali ke kamar Calvin. “Di man Baby?” Tanya Calvin saat melihat Vanila masuk ke dalam kamarnya.
“Dia sedang menunggumu di meja makan.” Ucap Vanila sambil berjalan ke arah Calvin, ia langsung mengangkat tangannya untuk membantu Calvin memasang kancingnya, ia juga dengan telaten memasangkan dasi di kerah kemeja suaminya itu.
Sementara Calvin hanya diam memperhatikan Vanila yang fokus pada pekerjaannya. Ada rasa aneh dan asing yang Calvin rasakan kali ini, ia tidak pernah mendapat perlakukan kecil seperti ini.
Walaupun perlakuan kecil dan sederhana, entah mengapa ada rasa hangat yang menyelimuti hatinya.
“Ayo kita makan.” Ucap Vanila saat selesai memasangkan jam di pergelangan tangan suaminya.
Vanila lebih dulu berjalan meninggalkan Calvin sampai mebuat Calvin bingung sendiri kenapa Vanila tiba-tiba berubah dalam waktu singkat.
Calvin pun mengekori Vanila menuju meja makan, lalu tersenyum saat melihat Baby yang tersenyum menyambut dirinya.
“Good morning Daddy.” Sapa Baby.
“Ya sayang, sepertinya hari ini hari yang indah untuk mu?” Tanya Calvin karena sejak tadi Baby tidak berhenti tersenyum.
Calvin mencium pucuk kepala Baby sebelum akhirnya ia dudul di kursinya, lalu memperhatikan Vanila yang sedang mengisi piring milik Calvin dan Baby.
“Tentu saja, saat bangun tidul Baby liat Mommy dan Daddy tidul nyenyak hali ini. Hihihi…” ucap Baby sambil menutup bibirnya dengan tangan mungilnya karena mengingat kejadian pagi di mana kedua orang tuanya saling berpelukan.
Ia sangat ingin menceritakan kekadian tadi pagi pada Daddynya, namun Mommy nya melarang dirinya menceritakan itu pada sang Daddy.
“Hali ini juga Mommy bangun pagi dan masak untuk salapan kita.” Ucap Baby dengan bangganya.
“Sudah berhenti berbicara, sekarang saatnya makan.” Ucap Vanila sambil menyodorkan piring milik Baby, putrinya itu sudah bisa makan sendiri karena itu ia segera duduk di kursinya dan bersiap mengisi piring kosong miliknya.
“Makan ini saja.” Ucap Calvin sambil menyodorkan piring miliknya.
“Memangnya kamu tidak sarapan?” Tanya Vanila.
“Sarapan, maksudku suapi aku sekalian kamu makan.” Ucap Calvin sambil membuka tas kerjanya.
“Kenapa? Baby saja sudah bisa makan sendiri. Sekarang kenapa Kakak yang minta di suapi?” Protes Vanila.
“Aku sedang sibuk, harus memeriksa berkas yang semalam lupa ku periksa.” Ucap Calvin sambil menyalakan laptopnya. “Kalau tidak mau ya sudah aku tidak perlu sarapan.” Lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
Vanila mengerucutkan bibirnya kesal lalu mengangkat sendok itu. “Dia memang lebih suka jantung ketimbang hati.” Gerutunya sambil menyodorkan suapan pertama di mulut Calvin.
Baby mengulum senyum sambil menutupnya dengan tangan mungilnya saat melihat interaksi romantis antara kedua orang tuanya.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..