Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Tanpa Sengaja
Sembari menunggu kedatangan Guru Hayeo dan Dion, Salim mengajak Gibela dan teman-temannya mengobrol banyak hal yang mereka bahas dimulai dari sejarah gedung pod sampai orang-orang yang tinggal digedung pod. Cerita lucu, menegangkan dan mengharukan tidak luput disampaikan Salim.
“Saat itu Dion masih sangat kecil sebesar ini,” mengukur badan Dion menggunakan jari jempol dan telunjuknya.
“Sekecil itu ?” Yeni mengerutkan kening.
“Tidak ukurannya kurang pas waktu itu aku sedikit lebih tinggi,” Dion datang menghampirinya.
“Meski begituh sekarang dia tumbuh menjadi seseorang yang dihormati seluruh gedung pod bahkan negeri ini.”
“Benar kah ?”
“Lihatlah Boy semua Dewan memberinya hormat ketika Senior Dion datang,” ucap Gibela.
“Bukannya itu karena ada Guru juga ?”
“Menurutmu ?” lirikan Gibela memberikan jawaban yang membuat Boy seketika nurut dan diam.
“Senangnya,” tersenyum puas.
“Kenapa Cla ?” tanya Yeni yang melihat Clara diam-diam tersenyum.
“Kamu tau Boy itu tipe laki-laki yang punya banyak cewek, pacarnya ada dimana-mana tapi seketika ciut dihadapan Gibela padahal dari ribuan perempuan tidak berani memperlakukannya seperti itu.”
“Haahahaha pantas saja kalau aku tau lebih awal pasti menarik.”
“Yen jangan berisik,” bisik Rayhan karena tawa Yeni membuat semua orang melihatnya.
“Up maaf …”
“Yen boleh nanya gak tentang Gibela ?”
“Tanya apa Rey ?”
“Apa dia punya pasangan ?”
“Pacar ?”
“Iya.”
“Gibela punya pacar mustahil.”
“Hus sama temen sendiri ko gituh,” Clara menegurnya.
“Emang bener mustahil seorang Gibela punya pacar, selama aku sama dia belum pernah tuh mendengarnya punya pacar yang deketin sih banyak tapi tidak satupun yang bisa menaklukan hatinya.”
“Dia belum pernah pacaran ?”
“Pernah tapi sebelum deket sama aku sekitar 6 tahun yang lalu.”
“Lalu kenapa dia tidak mencoba berpacaran lagi ?”
“Hatinya sudah terlanjur terluka, sulit baginya untuk membuka hati kembali,” melirik Gibela yang sedang mengobrol dengan Guru Hayeo.
“Kisah Cinta yang menyakitkan,” Clara terenyuh.
“Mari kita mulai rapatnya,” suara Dion menghentikan obrolan mereka bertiga.
“Sebelum keinti pembahasan dari pertemuan kali ini ijinkan saya memperkenalkan grup pertama pemilik anugrah yang ada di gedung pod yaitu 3F terdiri dari Gibela sebagai ketua, Yeni, Clara, Rayhan dan Boy sebagai anggota. Seperti yang kalian ketahui dari berita yang beredar bahwa seorang gadis baru saja terlahir menjadi pemilik anugrah dengan dua tanda kekuatan dan sebelum kelahirannya ada empat orang yang terlahir menjadi pemilik anugrah. Kekuatan Ketua Gi tidak bisa dibaca alat pendeteksi kekuatan karena kekuatannya tiada batas dan memiliki semua jenis kekuatan, cukup dengan memperlajarinya Ketua Gi bisa memiliki kekuatan itu. Ketua Gi dan anggota 3F lainnya akan ikut bergabung bersama kita menangani berbagai kasus yang muncul di Negeri kita,” semua Dewan manggut-manggut mengerti.
“Langsung ke inti pembahasan, kemarin malam ada seseorang menerobos masuk dan merusak keamanan di bagian hutan. Orang itu tertangkap basah salah satu petugas malam yang berjaga tapi sayangnya karena merasa terancam penjaga dibunuhnya, setelah diteliti kami tidak menemukan apapun sebagai bukti bahkan jenis kekuatan yang digunakan untuk membunuh masih belum diketahui,” sambung Dion melanjutkan kalimatnya.
“Jika tebakanku benar orang itu tidak berniat membunuh penjaga itu tapi karena terkejut tanpa sengaja dia membunuhnya.”
“Aku sependapat dengan Gibela, jika dia berniat membunuh dari awal bukan hanya satu penjaga melainkan 5 atau lebih penjaga yang akan dibunuhnya karena malam itu ada banyak penjaga disana,” ucap Guru Hayeo.
“Penyelidikannya terkendala karena kita tidak bisa memastikan golongan mana yang perlu diselidiki,” Rayhan ikut berkomentar.
“Mungkin saja orang itu sengaja melakukan pembunuhan untuk mengelabui kita,” ucap salah satu Dewan.
“Aura ini adalah aura kekuatan hitam,” Gibela merasakan pemilik aura mulai medekat.
“Jadi menurut Ketua Gi apa yang perlu kita lakukan ?” perkatakan Dion menghentikan lamunan Gibela.
“Penyelesaiannya sangat sederhana Senior jika tujuannya sudah selesai dia pasti muncul dengan sendirinya,” meski Gibela sedang berbicara matanya tertuju ke belakang.
“Ketua Gi ada apa ?”
“Aura kekuatan hitam ada di sekitaran sini aku merasakan auranya sejak pertama masuk ke aula.”
“Jangan jangan waktu kamu ?”
“Iya Yen, semuanya tetap tenang bersikaplah seakan kita tidak tau kehadirannya !”
“Gadis yang menarik,” senyum di kegelapan.
Melemparkan bola api kearah Gibela sayangnya angin bertiup merubah arah bola api itu. Gibela dengan cepat berbalik menahan bola api yang hendak mengenai Gurunya.
“Guru ….” berdiri di samping Guru Hayeo dan menjatuhkan bola api itu.
“Tugasku sudah selesai,” melarikan diri dari persembunyiannya.
“Rey kejar orang itu !” Gibela melihat bayangan hitam dan berlari keluar aula.
“Guru kamu tidak apa-apa ?” tanya Yeni khawatir.
Semua orang seketika langsung berdiri menyaksikan hal yang tidak terduga itu.
“Aku baik-baik saja.”
“Yeni aku serahkan bola api itu padamu !” Gibela pergi menyusul Rayhan.
“Baik.”
“Benda apa ini ? bentuknya bola tapi disekelilingnya ada api,” mengeceknya.
Boy mengambil air seember lalu menyiramnya “Apa yang kamu lakukan ?” Yeni berbalik terkejut hampir saja dirinya basah kuyup.
“Hehe untuk membuat apinya mati.”
“Usahamu nampaknya sia-sia Boy,” Clara melirik bola api yang masih menyala.
“Hati-hati Senior !”
“Benda ini dilapisi api sihir tentunya tidak akan bisa mati walaupun disiram air sebanyak apapun.”
“Sepertinya didalamnya ada pesan atau benda yang pribadi dikhususkan untuk satu orang.”
“Artinya hanya orang itu yang bisa memadamkan apinya ?”
“Apa api jenis ini berbahaya ?”
“Tidak Nona Yeni kecuali seseorang memaksa untuk membukanya.”
“Untuk apa dia melakukan hal ini ?” Clara semakin dibuat penasaran.
“Berhenti ….!!!” orang itu sudah sampai di gerbang utama gedung pod langsung berhenti mendengar teriakan Rayhan.
“Ray …” Gibela datang meyusulnya.
“Suatu kehormatan bisa bertemu dengan calon Ratuku,” memberi hormat.
Orang itu mengenakan penutup wajah dan jubbah sehingga Gibela dan Rayhan sulit mengenali wajahnya.
“Kenapa kamu datang kesini ?”
“Saya hanya melaksanakan tugas dari Yang Mulia.”
“Yang Mulia ?” Rayhan dan Gibela saling melihat.
“Yang Mulia memberiku tugas untuk memberikan hadiah untukmu Nona Gi.”
“Dia tau namamu Gi.”
“Bagaimana dia mengetahui namaku ?”
“Gi dia bilang hadiah kan ? gak mungkin bola api itu kan ?”
“Apa ada yang lain selain bola api itu ?”
ucapan Gibela membuat Rayhan terdiam tidak menjawab.
“Dengan caramu memberi hadiah bisa saja membunuhnya.”
“Maaf jika saya lancang, saya melakukan itu demi mengetahui sehebat apa gadis yang dibicarakan Rajaku. Diantara ribuan wanita di Negeri ini hanya Nona Gi yang membuat Rajaku meminta mengantarkan hadiah, gedung ini dikelilingi sihir keamanan yang tidak bisa ditebus orang biasa terpaksa saya harus menerobos agar hadiah itu bisa sampai ketangan Nona Gi.”
“Kematian penjaga itu adalah ulahmu bukan ?”
“Saya tidak berniat membunuhnya Nona Gi, saat saya hendak memasuki ruang khusus Nona penjaga itu tiba-tiba datang dan mencegat saya. Dari awal saya hanya akan mengikatnya di pohon menggunakan sihir tapi dia berhasil lolos dan menyerang, untuk melindungi diri saya terpaksa membunuhnya.”
“Gi kamu mengenalnya ?”
“Tidak,”mendapatkan jawaban dari Gibela membuat Rayhan bingung.
“Siapa orang yang kamu sebut-sebut itu ?”
“Sepertinya Nona lupa, baiklah saya ingatkan kembali dia adalah Yang Mulia Raja Artha dari Kerajaan Kegelapan Jersvile.”
“Aku pernah mendengar sebutan itu kalau gak salah Kerajaan Kegelapan Jersvile adalah salah kerajaan di kekuatan hitam Negara tetangga.”
“Tau dari mana Rey ?”
“Teman-teman yang lain pernah membicarakannya.”
“Caramu memasuki gedung ini dan dengan caramu memberikan benda itu haruskah aku percaya,” Gibela bersiap mengeluarkan pedangnya.
“Saya tidak bermaksud lain hanya melaksanakan tugas sesuai perintah yang diberikan Yang Mulia. Maaf sudah membuat kerusuhan dan kerusakan dikediaman Anda Nona Gi kalau begitu saya pamit,” pria itu menghilang.
“Sial dia berhasil kabur,” Rayhan sangat kesal.
“Tidak disangka bukan hanya jadi incaran para pria di gedung pod tapi menjadi incaran Raja Kegelapan pula,” Gibela tidak menggubris Rayhan dia berbalik masuk.
Ketika memasuki gedung pod Guru Hayeo, Dion dan yang lainnya datang “Kalian tidak apa-apa ?”
“Tidak Guru,” jawab Gibela dan Rayhan.
“Dimana orang itu Gi ?”
“Dia sudah pergi.”
“Ketua Gi membiarkan penyusup itu pergi begitu saja ?”
“Orang itu adalah utusan Kerajaan Kegelapan Jersvile,” sembari berjalan Rayhan menyela.
“Apa ?”
“Tidak ada yang serius jangan khawatir.”
“Bagaimana bisa Ketua Gi berkata begitu Raja Kegelapan Jersvile adalah salah satu kerajaan yang terkuat di kekuatan hitam, jika kita berurusan dengannya bisa sangat berbahaya.”
“Bahaya ? mana mungkin yang ada keberuntungan untuk gedung pod karena dia ingin mengejar Ketua Gi kita.”
“Hah ?”
“Raja Kegelapan Jersvile terdahulu meninggal secara tidak wajar jadi terpaksa anak satu-satunya yang masih muda naik tahta.”
“Guru bagaimana mengetahui orang itu memiliki kekuatan hitam ?” Boy bertanya.
“Dari auranya tapi biasanya yang bisa merasakan aura setiap kekuatan yang dimiliki manusia hanyalah tingkat tinggi.”
“Kami tidak merasakan sedikitpun auranya kecuali Ketua Gi."
“Penyusup itu memiliki teknik khusus untuk menyembunyikan aura kekuatannya.”
“Tapi kenapa hanya Gibela yang bisa merasakannya ?”
“Guru berasal dari apa kekuatan hitam itu?”
“Penyakit hati seperti Rasa iri, kekejaman, kejahatan, balas dendam dan keburukan lainnya bisa memunculkan kekuatan hitam baik itu lahirnya kekuatan baru atau munculnya orang kekuatan hitam.”
“Yen, dimana bola api tadi ?”
“Itu disana,” Yeni menunjuk meja alumunium yang ada di sebelah pot bunga mawar.
“Senior bilang jenis api itu api sihir jadi tidak bisa ….”
“Ternyata benda itu untuk Gibela,” semua orang terkejut melihat api itu padam saat Gibela menyentuhnya.
“Ray kamu tau siapa penyusup tadi ?”
“Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.”
“Bisa kamu sebutkan ciri-cirinya ?”
“Berbadan kekar, sangat tinggi, dan membawa pedang.”
“Apa pedang itu dihiasi tali berwarna merah ?”
“Benar Guru.”
“Dia pasti Jendral Patrik dari Kerajaan Kegelapan Jersvile.”
“Gi mau kamu apakan benda itu ?”
“Dia bilang didalamnya tersimpan hadiah,” mencari celah untuk membuka benda berbentuk bola itu.
“Sini aku bantu membukannya ?” Boy mengambil alih.
“Perhiasan ?”
“Isinya kalung berlian Gi,” memberikannya.
“Berliannya asli,” ucap Clara.
“Sepertinya pesan ini untukmu,” Rayhan mengambil secarik kertas berwarna kuning lalu memberikannya pada Gibela.
Di dalam surat itu tertulis :
To : Gadis baik hati
From : Artha
Bagaimana kabarmu ? sudah lama tidak berjumpa …
Ternyata namamu cukup terkenal, tidak sulit bagiku mencarimu ….
Aku ingin menepati janjiku, kalung berlian merah ini sama cantiknya denganmu …
Aku jadi tidak sabar melihatmu memakainya …
#Sampai jumpa lagi gadis baik hatiku
“Apa isinya Gi ?” Yeni semakin penasaran melihat ekspresi Gibela yang biasa.
“Ingin membacanya ?” Gibela memberikan kertas itu.
“Jarang sekali ada pria yang menepati janjinya,” Gibela melangkah untuk duduk dikursinya sebelumnya.
“Sepertinya para Dewan bisa kembali, aku rasa kasusnya sudah terpecahkan,” ucap Guru Hayeo melihat kearah Gibela yang sedang minum.
“Tapi Guru kita masih belum tau siapa pelakunya.”
“Jendral Patrik adalah pembunuhnya,” melirik para Dewan.
“Oh baik kalau begitu sudah diputuskan kasusnya selesai kami pamit,” setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat mereka takut memperpanjang kasusnya.
“Ketua Gi sangat luar biasa pantas saja bisa membuat seorang Raja Kegelapan terpikat,” Dewan Salim menghampiri Gibela.
“Ketua Gi saya pamit.”
“Hati-hati dijalan Dewan Salim.”
“Raja Kegelapan yang baru usianya sangat muda.”
“Kalau dibandingkan Gibela ?”
“Beda satu tahun.”
“Lebih muda Raja Kegelapan itu ?”
“Lebih muda Gibela.”
“Baru menjabat 5 tahun dia mampu menangani kerajaannya, semua orang tunduk padanya tidak ada yang berani menentang keputusannya.”
“Guru apa dia tampan ?”
“Soal tampan aja kamu terdepan.”
“Aww aku kan hanya bertanya,” Yeni memegang dahinya yang dijitak Boy .
“Asalkan jangan lebih tampan dari ku saja,” canda Boy merapihkan rambutnya sambil bergaya.
“Apanya yang tampan, tampangmu saja kaya ubi rebus gituh,” ledek Clara.
Semua orang yang disana tertawa mendengarnya kecuali Gibela.
“Raja Kegelapan menyukai Gibela pasti sebelumnya pernah bertemu bukan ?” mendekati Gibela.
“Heemn….”
7 hari yang lalu
Hari ini adalah hari minggu jadwal latihan memanah untuk murid junior di gedung Fod. Pelatihannya akan dimulai pada siang hari tapi Gibela dan teman-temannya datang pagi untuk membantu Erik dan Dimas. Mereka berdua adalah senior yang bertugas melatih murid-murid junior di gedung fod termasuk Gibela dan teman-temannya.
“Mataharinya terik sekali,” keluh Clara menutupi mukanya dengan tangan.
“Perhatikan target kalian !” Erik mengarahkan murid junior yang sudah siap meluncurkan anak panahnya.
“Heyyy hati-hati !”
“Maaf maaf aku tidak memperhatikan langkahku.”
Sebelum salah satu teman latihannya melepas anak panah Gibela melihat seekor tupai yang sedang makan di pohon pinus tepat dibelakang target face. Murid di sebelahnya adalah seseorang yang ceroboh, Gibela sudah memperkirakannya kalau target dia akan melenceng berubah arah ke tupai itu jadi dengan sengaja Gibela menyenggolnya.
“Wah ada apa ini bintang kita kehilangan keseimbangan,” ucap teman murid ceroboh itu.
“Mending kehilangan keseimbangan dari pada kehilangan suara,” ucap Boy terdengar mengancam.
“Bantu aku simpan busurnya Yen,” dari kejauhan Gibela melihat anak panah
mengenai tupai itu dari arah yang sebaliknya.
“Ehhk kamu mau kemana ?”
Lapangan yang dijadikan tempat latihan berada di bagian Barat gedung fod. Setengah lapangan adalah autdor, bagian belakang lapangan di kelilingi pepohonan yang terhubung ke hutan. Penduduk negeri ini sering memasuki hutan untuk mencari nafkah bahkan orang luar negeripun dapat memasukinya dengan ijin dewan kehutanan meski begitu ada pembatas yang tidak bisa mereka masuki.
“Anak panahnya tepat di bagian jantung, sepertinya sudah tidak bisa bertahan ?” ucapnya mencabut anak panah lalu menyentuh nadi tupai itu.
“Padahal aku melindungimu dari anak panah temanku tapi malah terkena anak panah orang lain,” membaringkan tubuh tupai itu.
“Jika aku bertemu dengan orang yang memanahmu pasti akan aku hajar dia sampai babak belur.”
“Aku sudah disini lakukan apapun yang ingin kamu lakukan padaku !” terdengar suara pria dari arah belakang Gibela.
Saat Gibela berbalik melihat pria itu, dia terpana dengan kecantikan Gibela untuk sesaat dia tidak bisa memalingkan pandangannya.
“Siapa kamu ? dilihat dari pakaiannya bukan dari negeri ini,” tanya Gibela melihat penampilan pria itu dari atas sampai bawah. Pria itu memiliki paras yang tampan dengan tinggi badan sekitar 170 cm.
“Perkenalkan namaku Arthakadia panggil saja Artha ,” mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
“Kamu yang memanahnya ?” tanyanya melihat pria didepannya itu memiliki perlengkapan panah dan mengacuhkan jabatan tangannya.
“Sepertinya tidak ada alasan yang bisa aku katakan,” menarik kembali tangannya.
“Apa kamu tidak punya target lain selain Ibu tupai ini ? dia mencari makan untuk anak-anaknya agar bisa hidup tapi kamu malah menghilangkan nyawanya.”
“Maaf karena ketidaksengajaanku dan merenggut nyawa induk tupai dari anak-anaknya.”
“Ketidaksengajaan katamu bagaimana bisa ?”
“Targetku adalah burung itu tapi angin membuat anak panahnya berbalik arah.”
“Benarkah ?”
“Silahkan Nona buktikan sendiri, angin disini cukup kecang dan mampu merubah target arah anak panah bagi siapapun yang memanah.”
“Jika sudah tau kalau angin itu bisa merubah targetmu kenapa masih melakukannya ?”
“Baiklah Nona aku salah jadi bagaimana menebusnya ?
“Bantu aku menguburkannya !” Gibela memberikan tupai yang sudah mati itu pada Artha.
“Kenapa diam saja ?” Arthapun maju dan menguburkan tupai itu ditanah tepat dibawah pohon.
“Haist setelah induk tupai mati siapa yang akan memberi makan anak-anak tupai itu ?” tersenyum licik, Gibela mendapatkan ide agar anak tupai itu bisa makan dan tumbuh dengan sehat.
“Rawat anak-anak tupai ini ! kamu sudah membunuh induknya mereka jadi sekarang kamu bertanggung jawab sampai mereka tumbuh besar dan sehat,” Gibela memanjat pohon untuk mengambil sarang tupai dan anak-anak tupai itu lalu memberikannya pada Artha.
“Aku tidak ahli dalam merawat hewan.”
“Sini aku ajarin ! pertama pastikan tempat mereka tidur itu nyaman dan bersih, kedua jangan lupa memberi mereka makan, ketiga berikan minum juga air putih aja, dan keempat pastikan keamanan anak tupainya.”
“Tupai ini bisa makan apa aja kan ?”
“Jangan sembarangan memberinya makan pastikan itu aman, biasanya sekecil ini masih minum susu,” mengelus kedua anak tupas itu.
“Susu apa ?”
“Emn kucing atau doggy.”
“Dimana aku harus mencari kucing dan anjing untuk menyusui mereka ?”
“Entahlah yang pasti kamu harus mendapatkannya. Jangan biarkan anak tupai ini kelaparan !” menatap tajam Artha.
“Kamu baru boleh melepaskan anak tupai jika mereka sudah bisa mencari makan sendiri,” tambahnya.
“Kenapa kamu sangat peduli dengan binatang kecil ini ?”
“Semua makluk hidup harus mendapatkan keadilan. Keadilan harus diterapkan baik itu untuk manusia ataupun binatang karena keduanya sama-sama makhluk hidup. Meski binatang tidak memiliki pikiran tapi mereka memiliki perasaan, kita gak tau seberapa sakitnya hati anak tupai ini saat tau induk mereka tiada ditanganmu. Saat ini mungkin mereka masih kecil tidak bisa membalaskan dendamnya padamu tapi kelak ketika mereka sudah kuat bisa saja menghancurkanmu dengan mudah.”
“Ternyata dia bukan hanya peduli sama anak tupai ini tapi dia juga perduli padaku, padahal kami baru saja bertemu,” suara hati Artha.
“Apa kamu mengerti ?”
“Baiklah aku akan menjaga mereka.”
“Caramu memberiku pelajaran begitu sederhana.”
“Benar kah ?”
“Hemn …”
“Apa kamu tau kalau hukum tabur tuai itu nyata.”
“Hukum tabur tuai ?”
“Maksudnya tuh apa yang diperbuat sekarang kelak akan kembali lagi pada kita, karena itu dalam setiap tindakan harus dijaga. Jika bukan kamu yang menerima balasannya kemungkinan anak keturunan kamu yang harus menanggungnya.”
“Kiasan yang bagus,” Artha tersenyum.
“Lain kali berhati-hatilah jangan sampai ada tupai-tupai lain lagi yang terluka.”
“Tentu,” mereka diam beberapa detik.
“Terima kasih,” ucap Artha menatap gadis didepannya itu.
“Terima kasih untuk apa ?”
“Untuk pelajaran berharga barusan.”
“Kamu berlebihan.”
“Aku rasa tidak yang kamu katakan jauh lebih berharga dari berlian.”
“Benar kah ?”
“Iya.”
“Kalau begitu kamu harus memberikanku kalung berlian yang indah sebagai balasannya.”
“Baiklah.”
“Kamu berkata baiklah seakan kamu adalah Raja yang bisa membeli banyak berlian,” pikir Gibela orang didepannya itu adalah orang biasa yang tidak mungkin memberikannya kalung berlian.
“Tugasku sudah selesai saatnya pergi.”
“Tunggu !” menahan Gibela melangkah lagi.
“Ada apa ? keberatan merawat mereka ?”
“Tidak bukan itu.”
“Lalu ?”
“Aku masih belum mengetahui namamu.”
“Panggil saja Gibela !” pergi melambaikan tangan.
“Sial kenapa hatiku berdenyut kencang sih,” menggosok-gosok rambutnya.
“Begitu ceritanya aku tidak menyangka kalau dia beneran seorang Raja,” jelas Gibela setelah selesai menceritakan pertemuannya dengan Artha.
“Kamu bertemu dengannya dihutan ?”
“Hemn…”
“Hutan bagian mana ?”
“Jarak dari gedung pod sekitar 1 Km.”
“5 Km dari gedung pod tidak bisa dilewati orang luar.”
“Itu artinya dia menerobos masuk ?” sela Boy.
“Bisa dikatakan begitu karena mereka tidak diijinkan masuk ke area gedung pod tanpa ijin.”
“Kenapa dia bisa masuk tanpa merusak keamanan ?”
“Entahlah,” Gibela mengangkat kedua pundaknya.
“Hari semakin larut sebaiknya kalian istirahat !”
“Baik Guru.”
“Dion apa menurutmu ini di sengaja atau tidak ?” setelah Gibela dan temannya pergi mereka berdua lanjut mengobrol.
“Kalau dari cerita Gibela sepertinya pertemuan mereka tidak di sengaja Guru.”
“Kamu benar semoga aja yang aku khawatirkan tidak terjadi.”
“Maksud Guru ?”
“Kamu ingat buku yang kita ambil di perpustakaan sebelumnya.”
“Iya ingat ingat.”
“Didalam buku itu tertulis berbagai penjelasan kekuatan-kekuatan yang ada di Dunia Magic ini. Kekuatan yang dimiliki Gibelapun ada di buku itu meski tidak menyebutkan detailnya, buku itu hanya menjelaskan seseorang yang memiliki lebih dari satu kekuatan tidak menyebutkan pemilik dua tanda kekuatan.”
“Apa hubungannya dengan pertemuan mereka ?”
“Jika kekuatan kegelapan bersatu dengan pemilik anugrah yang memiliki lebih dari satu kekuatan akan melahirkan kekuatan jahat yang dasyat.”
“Jadi maksud Guru mungkin saja Raja Kegelapan memiliki niat itu ?”
“Belum pasti karena buku ini hanya ada satu di Dunia Magic, aku tidak yakin dia mengetahuinya juga. Buku ini sudah lama hilang hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya.”
“Lalu kenapa buku itu ada diperpustakaan kita ?”
“Aku juga tidak tau yang pasti buku ini ada di tangan kita sekarang. Jangan sampai siapapun mengetahuinya kalau tidak …. “
“Hancur sudah negeri ini,” sambung Dion.