NovelToon NovelToon
Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Anime / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hamdi Kun

dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

jarak yang semakin terasa

Malam itu di kamarku, aku berbaring menatap langit-langit, mencoba mengosongkan pikiran. Namun, bayangan wajah Rika dan Meira terus muncul. Tatapan mereka, terutama setelah aku mengucapkan kata-kata itu tadi sore, tak bisa hilang dari benakku.

Aku tahu aku telah menyakiti mereka. Aku tahu semua yang terjadi bukan salah mereka. Tapi, di sisi lain, aku tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa perhatian mereka telah membuat hidupku semakin sulit. Setiap langkah mereka mendekat, rundungan yang kuterima semakin parah. Aku hanya ingin semua ini berhenti.

“Tapi kenapa harus begini?” bisikku pada diri sendiri, suara hatiku dipenuhi rasa bersalah yang tak kunjung reda.

Namun, aku tetap tidak bisa memaksa diriku untuk meminta maaf. Tidak sekarang, tidak ketika aku masih tenggelam dalam semua ini.

Keesokan Harinya

Aku berangkat sekolah seperti biasa, berjalan menyusuri jalan yang sudah hafal di luar kepala. Begitu sampai di depan gerbang sekolah, aku melihat mereka. Meira dan Rika berdiri bersama, seperti biasa. Tatapan mereka segera tertuju padaku ketika aku mendekat.

“Dayn, selamat pagi,” sapa Meira dengan suara lembut, meski aku bisa menangkap keraguan dalam suaranya.

“Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Rika, mencoba terdengar biasa saja, tetapi ekspresi khawatirnya sulit disembunyikan.

Aku tidak menjawab. Tanpa melihat mereka, aku hanya berjalan melewati mereka, seolah-olah mereka tidak ada.

Aku tahu sikapku dingin, dan aku tahu itu menyakiti mereka. Tapi aku tidak tahu harus berkata apa, atau bagaimana aku harus bersikap.

Saat Jam Istirahat

Seperti biasa, aku duduk di belakang sekolah, tempat favoritku untuk menyendiri. Angin yang sepoi-sepoi dan suara daun yang bergemerisik biasanya cukup menenangkan. Tapi tidak hari ini.

Langkah kaki mendekat, dan aku tahu siapa itu bahkan sebelum mereka berbicara.

“Dayn,” suara Rika memecah keheningan. “Kami hanya ingin tahu, apa kamu baik-baik saja?”

Aku menoleh sekilas ke arah mereka. Meira berdiri di sebelah Rika, tatapannya penuh kekhawatiran seperti biasa. Tapi aku sudah terlalu lelah untuk menghadapi ini.

“Kenapa kalian di sini lagi?” tanyaku, suaraku terdengar dingin. “Apa kalian tidak punya kerjaan lain? Kalian kan OSIS.”

Meira tampak tersentak, sedangkan Rika menunduk, berusaha menyembunyikan ekspresinya.

“Kami hanya—” Rika mencoba bicara, tetapi aku memotongnya.

“Sudah kubilang, jangan pernah menemuiku lagi. Apa kalian tidak mengerti? Aku ingin tenang,” kataku tajam.

Keduanya terdiam sejenak. Aku bisa melihat senyum pahit yang muncul di wajah mereka.

“Baiklah, Dayn,” jawab Meira akhirnya. Suaranya terdengar lembut, tetapi penuh dengan kesedihan. “Kami mengerti. Kami tidak akan mengganggumu lagi.”

Rika hanya mengangguk kecil sebelum berkata, “Kalau kamu butuh sesuatu, kami ada di sini.”

Mereka berbalik dan pergi, meninggalkanku sendirian. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa ini yang terbaik. Tapi rasa kosong di dadaku justru semakin besar.

Di Koridor

Meira dan Rika berjalan bersama di koridor sekolah, suasana hati mereka suram.

“Dia benar-benar sedang tertekan,” kata Meira pelan, suaranya hampir seperti bisikan.

Rika mengangguk. “Aku tahu. Tapi aku juga tidak bisa membiarkannya seperti ini. Aku ingin membantunya, tapi... aku takut akan membuatnya semakin tertekan.”

Meira menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan emosinya. “Mungkin untuk saat ini, kita harus memberinya ruang. Dia butuh waktu.”

“Benar,” kata Rika sambil menghela napas panjang. “Tapi tetap saja, rasanya sakit melihat dia seperti ini.”

Mereka berhenti di depan jendela, memandang ke arah halaman belakang sekolah di mana Dayn biasanya duduk sendirian. Meski tahu mereka tidak bisa terlalu dekat untuk saat ini, rasa khawatir mereka tidak hilang.

“Dayn,” gumam Rika dalam hati, “aku harap kamu tahu bahwa kami hanya ingin yang terbaik untukmu.”

episode 23 Bersambung....

1
Nurilah Purwanti
waduh gimana tuh nasib dayn masih nyari si meira
Nurilah Purwanti
kasian meira
Arul 2007
bagus bangettttt
Nurilah Purwanti
menarik ceritanya
Bunny Koo
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Theros
Fakta kehidupan
Sandy
Pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!