NovelToon NovelToon
HIJRAH CINTA ANNISA

HIJRAH CINTA ANNISA

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Nabila.id

Hijrah Cinta Annisa

Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.

***

Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.



Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.

Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.

Akankah Cinta bersemi diantara kami.

Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Cadar Annisa

Hari baru.

Pagi itu Suasana kantor sedikit ramai dari biasanya, jika biasanya para karyawan akan segera sibuk dengan pekerjaan masing-masing, namun kali ini kebanyakan dari mereka masih bergerombol dengan membicarakan sesuatu yang belum Annisa ketahui.

Terlihat juga beberapa orang yang menatap Annisa dengan tatapan aneh yang terlihat tidak seperti biasa. Namun Annisa memilih abai dan terus melangkah menuju ruangan nya.

Berada tepat di depan ruangannya, Annisa di kagetkan dengan kemunculan sang sahabat yaitu Syafira.

Belum juga Annisa masuk kedalam ruangan nya, Syafira dengan langkah cepat menarik tangan Annisa menuju tempat yang dirasa sepi, kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Annisa begitu terkejut.

Syafira mengatakan jika Ada beberapa karyawan kantor yang mengalami pemecatan masal hari ini, dan hal itu langsung dilakukan oleh bos besar mereka, Direktur utama perusahaan tersebut.

Dan Kebanyakan dari karyawan mengira jika Annisa lah yang menjadi dalang dari pemecatan tersebut. Kerena mereka menganggap jika Annisa mengadukan perbuatan para karyawan pada Emran.

Mendengar cerita dari sahabatnya tersebut Annisa sangat terkejut, Seketika sudut mata Annisa menghangat, dan melelehkan cairan bening disana.

Belum juga satu masalah selesai sudah datang masalah baru, begitu kira-kira isi dalam pikiran nya, bahkan saat ini Annisa merasakan hatinya begitu rapuh.

Annisa hanya tertunduk lesu dengan wajah sendu, mendengar penuturan dari sang sahabat.

Melihat Annisa dengan kesedihannya, Syafira segera memeluk sang sahabat, mengusap lembut punggung Annisa.

"Nis, Kamu memang tidak bisa menutup mulut semua orang, Tapi kamu punya dua tangan untuk menutup telingamu" Ucap Syafira mencoba menguatkan sahabatnya.

"Aku tidak papa Ra" Ucap Annisa dengan mengurai pelukan Syafira. kemudian mengulas sebuah senyum manis di wajahnya.

"Come on beib, Aku tahu kamu wanita yang kuat" Ucap Syafira, Annisa menjawab dengan anggukan kepala.

Setelah merasa cukup tenang, Annisa memilih kembali ke ruang kerjanya, karena selama menjadi karyawan Annisa harus bersikap profesional. Annisa tidak ingin larut dalam pikiran-pikiran negatif, meski sejujurnya itu sangat mengganggunya.

Annisa pun segera menyeka Air mata yang masih membanjiri wajah cantiknya, wajah yang selalu tertutup oleh cadar yang dia kenakan.

Dengan helaan nafas dalam Annisa Berucap "Bismillah" dalam hati.

Annisa beranjak dan kembali menyelusuri lorong bersama Syafira.

"Heh !! Murahan !!" Panggil salah seorang rekan kerja Annisa

Berdiri tepat dihadapan Annisa dengan menunjuk wajahnya, Seorang wanita yang statusnya menjadi EX Karyawan Emran Company.

Merasa tidak terima dengan perlakuan tidak adil yang dia dapatkan, dan menganggap pemecatan ini adalah karena ulah Annisa yang mengadukan kepada Bos besar mereka.

"Aku tidak menyangka, ternyata kau se murahan itu ya !" Ketusnya.

Annisa hanya terdiam

"Atau kau memang sengaja mengadukan kami, dan apa sekarang kau bahagia ?" Tanya nya lagi.

Annisa masih tetap diam.

Situasi kembali memanas, dengan datangnya beberapa karyawan lain yang berkerumun menyaksikan.

"Please Laura , Ini nggak seperti yang kamu pikirkan !" Ucap Syafira mencoba menengahi perselisihan diantara Annisa dan Laura.

"Cih. Lalu seperti apa ?" ucap Laura ketus.

Annisa masih tetap diam

"Lihatlah Sahabat yang kau banggakan ini hanya diam !, Bahkan menatapku saja dia tidak berani !" Ucap Laura

"Stop Lau, Please!" Ucap Syafira, menyadari situasi yang semakin menjadi-jadi.

Annisa pun masih tetap pada pendiriannya, diam dan mendengarkan apa yang orang katakan

"Hei ******* !!" Ucap Laura dengan menunjuk wajah Annisa.

Mendengar kalimat rasis yang keluar dari mulut Laura tersebut, seketika Annisa mendongakkan wajahnya.

"Sudah ?" Tanya Annisa pada sosok yang berdiri dengan angkuh di hadapannya.

Kini Laura hanya terdiam dengan tatapan sinis.

"Apa kau merasa puas Lau mencaci ku seperti itu ?" Ucap Annisa.

"Apa kau yakin memang akulah penyebab kau dan yang lainya di pecat ? " Tanya Annisa

"Disitulah gunanya Iman" Ucap Annisa

"Jangan terlalu bergantung pada siapapun di dunia ini , Ingat ! Karena Bayanganmu sekalipun akan meninggalkanmu, Ketika kamu berada dalam kegelapan" Ucap Annisa dengan tenang dan tatapan mengarah pada sosok di hadapannya.

Semua orang hanya dapat terdiam mendengar ucapan Annisa , Terutama Laura yang seketika tercengang mendengar ucapan dari Annisa yang sangat lugas.

Annisa menjeda Ucapannya, menghela nafas panjang dan menghembuskannya kasar.

"Kau bisa menganggap ini sebagai Ujian, Atau mungkin Cobaan , Atau mungkin peringatan " ucap Annisa.

Mendengar penuturan dari Annisa yang biasanya irit bicara, membuat Laura merasa jengah dan kesal.

"Aaaaaarkkk"

Ucap Laura dengan menarik Hijab yang di kenakan Annisa.

Merasa panik, Annisa segera berjongkok dan Dengan sigap Annisa memegang kepalanya agar hijab dan cadar yang dia kenakan tidak terlepas.

Begitu juga Syafira yang mencoba menarik tangan Laura yang saat ini tengah menarik cadar Annisa.

Karena dibakar emosi dan kemarahan yang memuncak, seolah Laura mendapatkan tenaga berlipat ganda, hingga cadar yang sekuat tenaga di pegang oleh Annisa dapat di raih oleh Laura.

"Astaghfirullah" Ucap Annisa dengan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangganya.

Annisa semakin kalut dan sangat takut, tidak mungkin baginya untuk melawan Laura saat ini, karena yang menjadi sasaran ya adalah hijab yang Annisa kenakan.

"CUKUP !" suara bariton yang seketika membuyarkan kerumunan

Laura yang di buat kaget pun seketika melepaskan hijab milik Annisa yang nyaris tanggal .

Annisa sangat bersyukur setidaknya dirinya selamat saat ini, meski wajahnya kini tidak mengenakan cadar, namun masih bisa dia tutupi menggunakan kedua tangannya.

Tap tap tap.

Emran dengan langkah jenjang dan tatapan tajam, mendekat pada Laura dan Annisa yang saat ini tengah duduk jongkok di lantai.

Menatap tajam Pada Laura "Ternyata aku tidak salah memecat orang !" Ketus Emran kemudian.

Mendengar hal itu Laura mendelik ketakutan, terlebih melihat mata Emran yang begitu tajam menusuk

Emran pun melepas jas yang dia kenakan, kemudian menutup kepala Annisa menggunakan jas tersebut.

"Berdiri !" Ucap Emran

Annisa pun berdiri setelahnya. Emran meraih pergelangan tangan Annisa dan menariknya dari kerumunan.

***

Berada di ruangan Emran.

"Milikmu " Ucap Emran dengan menyodorkan sebuah kain cadar yang sebelumnya di rebut dari tangan Laura

Annisa menerimanya dengan tangan bergetar

"Terima kasih pak " ucap Annisa lirih. Emran hanya bergeming

"Baiklah saya permisi pak, Terima kasih sekali lagi" Ucap Annisa dengan berbalik menuju pintu keluar.

"Sebaiknya lain kali kau tidak perlu terlibat dalam permasalahan seperti ini " Ucap Emran dengan suara ketus.

Mendengar pernyataan bos besarnya Annisa merasa sangat terkejut, dan seketika mengerutkan dahinya.

"Apa bapak pikir Saya menginginkan hal ini ?" tanya Annisa yang merasa kesal.

"Saya tidak pernah ingin terlibat dalam masalah seperti ini pak !"

"Apa bapak pernah berfikir bagaimana bisa saya terlibat masalah ini ?" ucapnya lagi.

Emran hanya bergeming.

"Karena mereka menganggap saya sebagai dalang dari pemecatan yang bapak lakukan secara sepihak !" Ucap Annisa dengan lantang

Annisa merasa sudah sangat jengah dengan situasi ini, hingga dengan berani dia mengatakan kenyataan yang sebenarnya pada sosok bos besarnya tersebut.

Buliran bening seketika lolos begitu saja dari sudut mata indahnya, tanpa dapat dia tahan, hati yang begitu sesak dengan ucapan yang begitu menyakitkan.

Mendengar penuturan dari Annisa, sedikit banyak Emran merasa bersalah, tidak seharusnya dia mengatakan hal tersebut.

"Maafkan aku !" Ucap Emran lirih namun masih sangat jelas terdengar oleh Annisa.

Annisa hanya bergeming, tidak mampu memberikan jawaban apapun pada sosok di hadapannya.

"Maaf pak, jika sudah tidak ada yang perlu di bicarakan saya permisi "

"Tunggu !" Ucap Emran namun tidak di indahkan oleh Annisa, Annisa memilih tetap keluar dari ruangan bos besar ya tersebut.

***

1
Herry Anto
Luar biasa
Winayu
sangat bagus,banyak nasihat yg bijak walaupun cerita fiksi.semangat terus untuk berkarya author./Rose//Rose//Rose/
Rini Ridansyah
Trimakasih telah bertambah ilmu kami
Nitnot
Luar biasa
Rini Ridansyah
sudah tidur di tempat tidur walau hanya tiduran... Wallahu? mohon juga Koreksi nya
Novri
Luar biasa
Rini Ridansyah
JazakiLlah khayr
Fitri Rumanti
Buruk
Deisy Isak
j
Kuniah Kwon
Luar biasa
Aidul Putra
knp harus takut wajahnya kelihatan...!!?? aurat...!!??? hukum drmn yg menyatakan wajah itu aurat...!!??JIKA WAJAH D KATAKAN AURAT BRRTI SAMA SAJA KALIAN YG MENYATAKAN BGTU MENYALAHKAN NABI DONK..!!???? KARNA SALAH SATU UNTUK MEMILIH PASANGAN ADALAH DARI WAJAH.... SELAIN DARI AGAMANYA DAN BBRP HAL YG LAIN...!!! GUNAKAN DALIL YG K 2 YAITU AQLI...BERFIKIR LAH ITU KATA ALLAH SWT.... WAJAH KOQ AURAT..... CIH.... PAKE CADAR.... TAPI PUNGGUNG TANGAN MASIH AJA KELIHATAN.... JELAS2 ITU YG AURAT MALAH D PERLIHATKAN..... SESAT KALIAN.......
Ruby Adawiya: cadar tdk wajib tp sunnah tp bagi wanita yg ingin menutup dgn baik/sempurna silahkan bercadar, wajah telapak tangan termasuk punggung tangan tdk uarotkan kl sholat punggung tangan tdk wajib d tutup & baiknya pakai manset krn kl lengan baju tdk pjg smpai menutut jari ketika takbir rukuk ato sujud ketarik ke atas pergelangan tgn kelihatan jd tdk syah sholatnya, nah bagi wanita saat taaruf silahkan buka cadarnya begitulah penjelasan yg aku dgr dr kyai ustadz & istadzah saat ikut pengajian d masjid raya Bintaro bbrapa kali
total 1 replies
Sri Wulandari
Luar biasa
Susanah Amel
Kecewa
Susanah Amel
Buruk
Siti Ayunah
novelnya bagus ko saya suka
Dian Rachm
Luar biasa
Peti Supriyati
novel bagus ka /Good/
Oka Dani
ceritanya menarik
Lee
negara apa itu kak?
Fera Damayanti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!