"Ayahmu masuk rumah sakit. Keadaannya genting kamu diminta untuk segera ke Jakarta"Eva membaca pesan masuk di ponselnya dengan kening berkerut.
Ting
Sebuah notifikasi tiket pesawat muncul di pesan selanjutnya, dalam waktu empat jam dari sekarang dia sudah harus di bandara.
Eva berusaha menghubungi nomor asing tersebut namun tidak diangkat. Dia juga berusaha menghubungi nomor ayahnya tapi nihil.
Setelah melakukan perjalanan hampir delapan jam, Eva mendapati ayahnya terbaring kaku diatas brankar rumah sakit ruang ICU dengan berbagai peralatan medis di sekujur tubuhnya.
"Ayah... Bangunlah, aku sudah datang menjenguk ayah..."Lirih Eva dengan bening kristal jatuh di pipinya, namun hanya keheningan yang menemani.
Seorang pria tinggi tegap dengan alis tebal dan wajah dingin yang ikut mengantar jenazah ayahnya berkata dengan suara dingin didepan pusara tepat disamping Eva.
"Kemasi barangmu kita pulang.."
"Kamu siapa?"Tanya Eva bingung
"Suamimu.."Jawabnya singkat lalu berbalik pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mitha Rhaycha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan Eva
Hingga menjelang tengah malam, Eva belum bisa memejamkan matanya, apa yang dikatakan Daniel perihal kecurigaannya akan pernikahan Eva dan Aksa yang mendadak dan terkesan dipaksakan membuat hati Eva tak nyaman.
'Ayah... Apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini? Bukankah ayah sangat tau dengan jelas bahwa aku sudah memutuskan untuk tidak menikah? Aku sudah memutuskan untuk hidup sendiri saja dan hanya akan menghabiskan waktu untuk merawat ayah dan Oma Suriani.
Tapi ayah...
'Putriku, jangan bicara soal tidak ingin menikah, tidak semua lelaki itu brengsek. Banyak pria baik di dunia ini, kamu... Hanya belum bertemu dengannya saja.. Ayah janji ayah akan mencarikan jodoh terbaik untukmu'
Itu adalah kalimat yang di ucapkan ayahnya beberapa bulan lalu, saat itu dia baru saja putus dengan Abian. Hari dimana Eva berbicara cukup lama dengan ayahnya hingga tanpa sadar dia menangis.
Ayahh....
Tanpa sadar air mata Eva menetes jatuh, ayahnya yang begitu ceria, yang selalu penuh semangat saat mengobrol dengannya, ayahnya yang begitu ramah... Ayah...
Eva memeluk kedua lututnya, menenggelamkan kepalanya dan mulai terisak, rasa kehilangan kembali melanda dirinya. Selain Oma Suriani, Ayah satu-satunya keluarga sedarah yang begitu penuh perhatian. Hanya dalam jangka waktu delapan tahun sejak dia bertemu ayahnya dan berhubungan baik, tapi pria itu telah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan ayahnya? Mengapa ayahnya yang sehat tiba-tiba koma dan akhirnya meninggal dunia?
Sementara di kediaman Permana
"Hanah... Berhentilah menangisi putramu, dia sudah menikah dengan putra Irawan, itu adalah fakta yang tidak bisa di ubah" Bujuk Faisal dengan lembut kepada istrinya yang masih begitu shock.
"Tapi mama tidak terima Pa, putra kita yang mulia, satu-satunya pewaris keluarga ini, bagaimana bisa menikah dengan putri seorang supir. Ini benar-benar penghinaan kepada putraku... Huu..."Hanah masih menangis sedih, wajahnya yang cantik dan anggun, terlihat begitu kasihan karena tangisannya.
Beberapa waktu yang lalu, Faisal menyampaikan perihal permintaan terakhir Irawan yang meminta Aksa menjaga putrinya lewat pernikahan. Hanah tidak setuju dan langsung jatuh pingsan.
Sekarang wanita berusia hampir lima puluh tahun itu sudah siuman, namun dia tidak berhenti menangis pilu. Bagaimana dia tidak sedih, sudah ada beberapa calon wanita terbaik yang dia sodorkan kepada Aksa untuk di pilih salah satu dan dijadikan istri, tapi sekarang pupus sudah karena Aksa sudah menikah.
Putranya yang malang, kenapa malah harus menikahi gadis kampung karena balas Budi?
"Mama kira Irawan itu bukan orang serakah, ternyata mama salah, dia orang paling serakah di dunia" Tatapan Hanah berkilat tajam penuh kebencian, pasti ini semua akal-akalan gadis kampungan itu agar bisa bersanding dengan putranya dan menikmati harta keluarga Permana dengan cuma-cuma.
Yang namanya orang kampung, tetap saja kampungan. Sampai kapanpun Hanah tidak akan pernah menerima perempuan itu sebagai menantunya. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mengusir perempuan kampung itu dari sisi putranya.
Benalu harus di singkirkan jika tidak, dia akan menggerogoti pohon sampai pohon itu mati.
Faisal melihat tekad dan kebencian istrinya terhadap putri Irawan dengan pasrah. Para perempuan sedikit sulit dikendalikan jika sudah terbakar api cemburu. Mungkin akan lebih baik jika Aksa yang menghadapi mamanya, karena itu dia langsung mengabari kediaman Aksa.
Namun setelah menghubungi Aksa melalui ponselnya beberapa kali' dia diabaikan maka Faisal mencoba melalui telpon rumah barulah pelayan mengangkat panggilan.
"Tuan Besar... Tuan Aksa sudah datang"Pelayan mengabari. Tak berapa lama anak yang menjadi bahan obrolan pun masuk.
"Aksa putraku... Huu..uu, bagaimana kamu bisa memiliki nasib se sial ini?"Hanah kembali berurai air mata begitu melihat putranya.
Wajah Aksa setenang air kolam yang tak ber ikan menghadapi rengekan Ibunya, semua penghuni rumah tau bagaimana lebay nya nyonya jika sedang galau. Dia hanya menatap ayahnya seolah meminta penjelasan.
"Mama mu syok saat mendengar kamu menikahi putri Irawan"Terang Faisal seolah mengerti dengan tatapan Aksa.
"Nak, tidak sampai harus di nikahi putrinya untuk membalas Budi. Cukup kamu berikan dia uang yang banyak, kalau perlu berikan nafkah bulanan asal jangan dijadikan istri. Apa kata dunia jika kamu yang sempurna menikahi putri pembantu yang datang dari kampung?"Hanah kembali menyuarakan rasa tidak puasnya.
"Aksa... Berikan apapun yang dia mau lalu kembalikan dia ke kampung halamannya, Mama nggak rela, mama nggak Ridho kamu menikahi gadis kampungan itu. Susah payah mama sekolahkan kamu dan membentuk mu sampai sesukses ini, lalu kamu tiba-tiba di ketahui media menikah dengan orang kampung"
Hanah begitu ber api-api, mencoba menghancurkan apapun image yang berhubungan dengan putri Irawan. Namun Aksa hanya diam tanpa memberikan penjelasan.
Semakin Hanah berbicara, semakin pikirannya melayang pada sosok gadis keras kepala yang disebut kampungan oleh ibunya... Benarkah dia kampungan? Tapi mengapa gadis kampung itu malah di kunjungi pria yang mengendarai mobil sport?
Bahkan tatapan pria itu...