NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan yang mengejutkan Semua orang.

"Kenapa tidak menjawab, apakah diammu adalah jawaban 'iya'.?" tanya Yuan mendesak.

"saat itu aku memang berada di hotel Akandia untuk menjemput saudaraku bersama dengan temanku." jawab Dio, dengan meyakinkan.

"pada jam berapa kau berada di hotel itu.?" tanya Yuan lagi.

Kali ini Meri menatap ke arah Yuan, dia tidak percaya bahwa sahabatnya mempunyai bakat seorang detektive dalam mengorek informasi dari orang lain. Saat itu juga Meri bergidik dan Jimi melihatnya.

"kenapa kau.?" tanya Jimi.

"ternyata dia mengerikan." jawab Meri tanpa merubah arah pandangnya.

"siapa maksudmu.?" tanya Jimi lagi. Meri menatap ke arah Jimi dan menjawab dengan berbisik.

"Yuan." jawab Meri singkat.

"aku tidak ingat di jam berapa aku berada di hotel itu, setelah menjemput saudaraku kami segera meninggalkan hotel." jawab Dio lancar seperti tidak ada beban.

"tidak mungkin kau tidak mengingatnya, sedangkan aku yang telah terbaring di rumah sakit dalam keadaan koma selama kurang lebih sebulan masih ingat pastinya jam berapa aku bertemu denganmu." jawab Yuan.

Mendengar pernyataan Yuan, wajah Dio kembali memucat.

"dengan tidak mengurangi rasa hormat, tentang apa ini sebenarnya. kenapa aku menjadi seperti pelaku sebuah kejahatan." tanya Dio lagi.

"bukankah kau memang melakukan kejahatan kepadaku, apakah salah jika aku bertanya.?" ucap Yuan.

"aku melukaimu saat berada di rumah sakit, apa hubungannya dengan keberadaanku di hotel Akandia pada hari itu.?" tanya Dio.

“jadi kau mengakui kalau kau ingin membunuhku saat di rumah sakit.?” tanya Yuan lagi.

“lalu apa hubungannya.?” tanya Dio singkat.

"semuanya saling berhubungan, kau hanya perlu menjawab pertanyaanku tadi." ucap Yuan tegas.

Dio terdiam, memikirkan apa yang harus dia katakan. Dio berfikir semua orang di ruangan itu hanya mencurigainya atas tindakannya di rumah sakit saat mencoba mencederai Yuan.

"aku berada di sana saat jam makan siang, kami melakukan makan siang bersama, setelahnya kami pergi ke rumah saudaraku." jawab Dio berbohong.

"lantai Dua gedung hotel Akadia kamar Dua ribu sembilan belas, pada jam Lima lewat tiga puluh menit bersama dengan Ketiga orang yang lainnya, kau membuat rencana untuk melakukan konspirasi pembunuhan terhadap Hyungga pada saat konser hari pertama di Vena. Bukankah begitu.?" ucap Yuan tegas memandang ke arah Dio.

Dio ternganga mendengar pernyataan tersebut, bahkan semua orang yang berada di ruangan itu ikut kaget dengan apa yang dikatakan oleh Yuan, penjelasan yang lengkap dan detail tanpa ragu sedikitpun. Semua orang memandang ke arah Yuan, bahkan Jeano dengan spontan menggenggam tangan Yuan.

Suasana ruangan menjadi hening, pendingin ruangan di ruangan itu seperti membuat semua orang membeku di tempatnya masing masing, Yuan masih dengan tatapan mengintimidasi memandang ke arah Dio meminta penjelasan.

"apa yang anda katakan, bagaimana mungkin saya punya niat seperti itu kepada sahabat saya sendiri. Lagi pula untuk apa saya melakukannya, sedikitpun saya tidak punya dendam kepada Hyungga. Anda jangan memfitnah saya." ucap Dio gelagapan dan terpancing emosi.

"bagaimana jika demi adik sepupumu dan uang Lima ratus juta, apakah kau berniat untuk membunuh orang yang kau bilang sahabatmu.?" kali ini pertanyaan Yuan terdengar santai tapi sangat memojokan, hingga membuat Dio berdiri dari tempat duduknya.

"jangan sembarangan anda berbicara, anda hanya orang luar di agensi ini kenapa anda berindak seolah olah anda berhak banyak bicara. Dan perlu anda ketahui, ini adalah salah satu alasan saya mempunyai niat ingin mencelakai anda, karna anda terlalu suka ikut campur. Dan mungkin, tidak hanya saya yang ingin mencelakai anda. Kemungkinan ada orang lain yang juga ingin melihat anda menghilang dari sekitar mereka." ucap Dio marah.

"jaga ucapanmu.!" Bentak Ian.

"kau tidak berhak menilai kak Yuan seperti itu. Kalau dia adalah orang lain, apakah menurutmu kamu bukan orang lain.?" lanjut Ian.

"Ian, aku menganggapmu seperti adikku sendiri, karna Hyungga menganggapmu seperti itu." ucap Dio

"ciiih, aku tidak butuh." balas Ian.

"apakah kau percaya dengan semua ucapannya, apakah menurutmu aku akan mempunyai niat untuk mencelakai Hyungga. Sahabat yang sudah ku kenal sejak kecil, bahkan kami sudah seperti saudara. Apakah kalian semua lebih percaya ucapannya, orang yang baru beberapa tahun ini kalian kenal. Hyungga apakah kau percaya semua ucapannya tentangku ini.?" ucap Dio membela diri.

Hyungga hanya terdiam menatap Dio, tampak di matanya Hyungga ingin Dio berkata jujur sebelum semuanya terlambat.

"tidak perlu membela diri, ataupun mencari pembenaran. Kau hanya perlu mengakui semua kejahatanmu." ucap Meri.

"aku membela diri karna aku di fitnah." ucap Dio memandang tajam ke arah Meri.

"bagaimana kalau kami bisa memberikan bukti kepadamu.?" kini kak Jean mulai angkat bicara.

Mendengar ucapan kak Jean, Dio semakin pucat keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. Telapak tangannya mulai basah karna keringat, sepertinya pendingin ruangan di ruang itu tidak berfungsi.

Detektive yang duduk di sebelah kak Jhony berdiri berjalan ke arah pemutaran video dan memutar rekaman cctv dari hotel tempat menginap Kai pada hari itu. Dio memandang layar dengan tatapan tidak percaya, kakinya seperti tidak mampu menahan berat tubuhnya dan kemudian dia terduduk lemas.

"apakah bukti ini cukup.?" tanya kak Jean.

"kami tidak perlu meragukan pernyataan Yuan, karna dia sendiri belum melihat rekaman cctv ini. Namun semua tempat, waktu dan berapa orang yang kau temui pada hari itu, semua sama persis dan dapat dia deskripsikan dengan tepat sesuai apa yang sudah di jelaskannya." ucap Jean kemudian.

Yuan dan Meri memandang semua rekaman video yang di putar di layar tersebut, Yuan juga merasa tidak percaya bahwa apa yang di katakan semua benar benar tepat. Hanya selisih beberapa detik saja, namun itu tidak dapat mengugurkan pernyataannya.

"adakah yang perlu kau jelaskan kepadaku.?" ucap Hyungga datar. Nada bicaranya penuh dengan kekcewaan.

"apakah nyawaku dan persahabatan kita selama ini hanya senilai Lima ratus juta seperti yang Yuan katakan.?" tanya Hyungga kepada Dio.

"Hyungga bukan seperti itu, dari awal aku tidak ingin menyakitimu. Seseorang berkata kepadaku, jika aku ingin menyingkirkan wanita itu lebih mudah jika aku mencelakaimu, karna kebencianmu kepadanya dapat membuat semua orang salah paham kepadanya. Aku benar benar tidak ada niat untuk mencelakaimu." ucap Dio mmbela diri di depan Hyungga.

"namun jika bukan dia yang menghalangi tembakan itu, maka aku yang akan mati. Bukankah begitu.?" pertanyaan Hyungga masih dengan nada datar dan penuh kekecewaan.

"jika hanya karna uang Lima ratus juta itu, kau hanya perlu bicara padaku."

"Hyungga dengarkan penjelasanku, aku hanya ingin dia pergi dari lingkungan kalian. Wanita itu yang menghalangi sepupuku Mitha untuk dekat dengan kalian, wanita itu yang menyebabkan kalian membenci sepupuku dia benar benar penyihir." ucap Dio emosi dan menunjuk ke arah Yuan.

"namun keberadaan Yuan di sini adalah pilihan dari kami semua, bukan hanya salah satu dari kami. Keberadaan sepupumulah yang hanya keinginan dari Hyungga, lalu siapakah penyihir itu sebenarnya.?" ucap Giyo tegas.

"Inspektur silahkan bawa dia pergi dari sini, dan bawa juga sepupunya yang ada di agensi. Silahkan lanjutkan proses hukumnya." ucap manager Bram.

Kedua inspektur itu kemudian memasang borgol ke tangan Dio dan bersiap membawanya keluar dari ruangan meeting itu.

"Hyungga aku mohon dengarkan penjelasanku, aku hanya ingin adik sepupuku bisa tinggal dengan baik bersama kalian dan memulai mimpinya dengan bantuan kalian. Tapi karna keberadaan wanita itu, kalian tidak memperdulikannya. Aku benar benar tidak memiliki niat untuk melukaimu, bukankah kau juga tidak menyukai wanita itu. Hyungga aku mohon maafkan aku." rengek Dio meminta pembelaan dari Hyungga.

Semua orang yang berada di ruangan itu menatap ke arah Hyungga, merasa kasihan karna di bodohi oleh orang yang selama ini di anggap sebagai sahabatnya. Hyungga hanya memalingkan wajah dan tidak memandang Dio.

Manager Bram meminta kepada kedua inspektur untuk segera membawanya pergi.

Hyungga berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke arah Yuan menekuk sebelah lututnya untuk bisa sejajar dengan wajah Yuan didepan kursi roda Yuan.

"kak,, maafkan aku. Aku telah di bodohi kedua orang itu hingga membuat semua kejadian ini menimpa dirimu, jika kau ingin menghukumku, kau boleh melakukan apapun kepadaku." ucap Hyungga memintaa maaf kepada Yuan.

"aku hanya ingin kau kembali seperti kamu yang dulu, saat pertama kali kita bertemu. Selebihnya biarkan waktu yang akan menghapus kesalah pahaman diantara kita." ucap Yuan. Kemudian memeluk Hyungga.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!