NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

"Itu hal yang bagus" jawab lian menyimak.

"Oh iya dengan seringnya kamu menulis novel, bagaimana kamu bisa mengurus anakmu?" Tanya lian lagi.

"Aku membiarkan ia bermain, dan jika minta jajan dia akan bilang maka aku menyuruhnya untuk membeli sendiri" jawab maya.

"Dia pergi dan membeli sendiri"

"Iya" jawab maya

"Bagaimana bisa, kamu membiarkan dia membeli sendiri, kalau yang di beli jajanan yang tidak sehat bagaimana?

"Aku tidak punya pilihan, jika sakit aku bisa seharian bolak balik ke apotek membeli obat" jawab maya sambil menunduk

"Itu sangat merepotkan, lalu bagaimana kamu bisa memasak" ucap lian sambil menghela nafas.

Tidak jawaban dari wanita itu, ia kini menyendok sambil sesekali menyeruput es campur yang ada di depan mejanya.

"Begini saja, jika ada waktu, datanglah ke warung saya kamu dan anakmu bisa makan disana" ucap lian sambil tersenyum.

"Apa kamu suka dengan anak-anak" tanya wanita itu.

"Hahaha, ya, aku sangat suka dengan anak-anak, bermain dengan anak kecil itu sangat menyenangkan, mereka berlarian kesana dan kemari, aku suka sekali" ucap lian terkekeh.

Ditempat lain masih di area taman, bu titin membelikan arum manis untuk putranya.

"Terimakasih, pak, berapa harganya" ucap bu titin pada penjual.

"Tiga ribu rupiah" jawab pedagang itu.

"Ini uangnya".

"Ini kembaliannya dua ribu" sahut pedagang memberikan uang kembalian pada bu titin.

"Ini ambilah" ucapnya memberikan arum manis pada rangga putranya kemudian berlalu.

Disudut yang lain zidan duduk sambil melihat banyaknya pengunjung yang datang bersama dengan orang tuanya, zidan tidak menghiraukan hal itu, ia duduk sambil menjilati es krim yang dibelikan bu kiki, dan sudut matanya fokus melihat jihan dan sang nenek yang sibuk menawar mainan yang diinginkan cucunya disalah satu, penjual mainan.

"Astaga pak itu mahal sekali, turunkan sedikit harganya" pinta bu kiki.

"Aduh bu, dua lima ribu sudah murah, lihatlah dia begitu senang dengan mainan piston air ini" jawab penjual mainan menunjuk pada jihan yang sudah membuka pembungkus mainan yang dipilihnya tanpa menghiraukan sang nenek yang sedang menawar harga.

Jihan kemudian berbalik arah memandang zidan yang duduk tidak jauh dari dirinya berdiri saat ini, menatapnya dengan tatapan tajam bagaikan musuh.

"Kenapa, aku hanya makan es krim" ucap zidan sambil terus menjilati es krim rasa vanilla miliknya.

"Sheet,,, sheet,," tanpa berkata apapun, jihan menembaki zidan dengan tembakan air miliknya.

"Jihan sayang, kenapa kamu menyemprot kakakmu dengan mainan ini" ucap sang nenek.

"Dia bukan kakakku, aku tidak mau ibu punya tiri, ibu tiri itu jahat" sahut jihan ketus.

"Jihan, kenapa, bibi maya itu orang baik, dan juga penyayang, bukankah bagus memiki lebih dari satu orang yang sayang padamu" ucap sang nenek.

"Pokoknya aku tidak mau punya ibu tiri, ibu tiri itu jahat" ucapnya lagi sambil berteriak.

"nenek juga jahat" ucapnya lagi kemudian menyemprotkan satu tembakan air tepat di baju sang nenek.

"Astaga anak ini, kenapa kamu bilang nenek jahat" ucap wanita itu sambil mengibaskan bajunya yang basah.

"Sheet,, sheet,, hai kamu orang jahat, musnahkan orang jahat" ucap jihan yang terus saja menembaki zidan dengan tembakan air mainan. Zidan pun berlari menjauh namun Jihan terus mengejarnya sambil menembakinya dengan tembakan air.

"Ya Allah, anak ini kenapa susah dibilangi, pak ini uangnya" ucap wanita itu memberikan uang pas pada penjual mainan, lalu menyusul Jihan yang terus mengejar zidan.

"Hai kamu orang jahat, tangkap orang jahat itu" ucap gadis yang terus berlari mengejar zidan sambil menembaki dengan tembakan air mainan hingga membuat baju anak itu basah dan es krim miliknya hilang entah jatuh dimana.

"Ya Allah, cukup sayang, jangan menyemprotkan air lagi, dia itu kakakmu, hentikan nak" ucap bu kiki, meminta Jihan tidak melanjutkan perbuatanya.

"orang jahat, jangan lari, rasakan tembakan ini" ucapnya yang terus-menerus menembaki zidan dengan tembakan air mainan.

Karena tidak tahu harus berbuat apa supaya gadis cilik itu berhenti, akhirnya iapun memanggil lian agar menghentikan perbuatan putrinya.

Tak lama kemudian aksi Jihan yang seolah dirinya adalah pahlawan yang mengalahkan penjahat berakhir dengan damai.

"Astaghfirullah, sayang, kamu terus saja menyemprotkan air pada kakak zidan, sampai bajunya basah semua, jika dia masuk angin, kedinginan lalu sakit bagaimana, bukankah ada biaya untuk pengobatan jika semuanya terjadi" ucap lian menjelaskan panjang lebar sambil menggandeng putrinya mengajaknya pulang.

"Dan jika semua uang digunakan untuk membayar pengobatannya, itu berarti sudah tidak ada lagi uang yang tersisa, lalu bagaimana kalau kamu..." ucapnya terhenti kala jihan berlari menjauh.

"Kakak Rangga, kamu disini juga, aku punya mainan baru ayo kita main" sahut jihan menghampiri Rangga setelah melepaskan tangannya dari genggaman ayahnya.

Jihan tersenyum sambil menunjukkan menunjukkan mainan tembakan air miliknya, akan tetapi rangga hanya diam, tidak merespon perkataan jihan.

"Assalamualaikum, kalian sudah lama disini, Rangga adikmu berbicara denganmu, ayo salim pada paman" ucap bu titin.

Rangga kemudian mencium tangan lian begitupun jihan ia mencium tangan bu titin.

"Waalaikum salam, mbak, sudah lama di sini, halo rangga, bagaimana apa kamu senang bermain di taman ini" ucap lian menjawab salam dan bertanya pada rangga.

"Tidak juga kebetulan tadi habis belanja, dan sebelum pulang ada penjual arum manis kesukaan rangga, kami mampir sebentar, rupanya kalian juga ada disini" sahut bu titin.

"Ayahku baru saja bertemu dengan seorang wanita, dia mau dijadikan istri" ucap jihan tanpa dosa.

"Oh, begitu rupanya, dia pasti wanita yang baik dan cantik" ucapnya.

"Hem, kami baru saja bertemu" ucap lian datar.

"Bukankah itu hal yang bagus, ya sudah kalau begitu, saya permisi dulu, assalamualaikum" pamit bu titin tidak ingin berlama-lama ngobrol dengan lian dan putrinya kemudian berlalu pergi.

"Oh, iya, waalaikum salam" jawab lian.

"Kak Rangga ayo kita main" ucap jihan mengajak Rangga bermain.

"sudah jihan, mereka sedang sibuk, ayo kita pulang, nanti di rumah kamu bisa bermain sepuasnya" bujuk lian pada putrinya lalu pergi meninggalkan taman tersebut

Sore hari, di kediaman keluarga pak hari, saat ini mereka tengah berkumpul untuk menikmati makan bersama dengan menu seadanya.

"Yang mas katakan benar, istrinya lian baru meninggal tahun lalu, dan sudah bernalan dengan seorang perempuan, di taman, kenapa dia tidak memikirkan untuk mengenang istrinya lebih dulu" ucap bu titin panjang lebar.

"Mas tidak tau, bahwa putrinya bilang kalau dia akan punya ibu tiri, dan ekspresi lian terlihat bahagia" ucap wanita itu lagi.

"Menurutku, lian itu orang yang baik, dia pantas mendapatkan hal yang baik pula" ucap pak hari sambil melanjutkan makan dengan cepat.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!