Elle, seorang barista di sebuah kedai kopi kecil di ujung kota, tanpa sengaja terlibat perselisihan dengan Nichole, pemimpin geng paling ditakuti di New York. Nichole menawarkan pengampunan, namun dengan satu syarat: Elle harus menjadi istrinya selama enam bulan. Mampukah Elle meluluhkan hati seorang mafia keji seperti Nichole?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Absolute Rui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20: Malam Yang Tak Terlupakan
Gema tembakan dan suara ledakan semakin menggema di sekitar gudang yang terbakar. Dalam kekacauan itu, Nichole dan Elle berdiri saling berhadapan dengan Aaron, dengan tatapan penuh tekad. Tak ada lagi jalan mundur, tak ada tempat untuk bersembunyi. Mereka berdua tahu bahwa malam ini akan menentukan segalanya.
“Aaron,” Nichole berkata dengan suara tegas, meskipun ia bisa merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. “Ini sudah cukup. Tidak ada yang bisa mengubah keputusan kami. Kau tidak akan menang.”
Aaron tertawa sinis, matanya berkilat penuh amarah. “Kau pikir begitu? Kau selalu saja terlalu percaya diri, Nichole. Tapi kau salah besar. Dunia ini tidak mengenal belas kasihan. Dan aku akan menunjukkan padamu mengapa.”
Nichole menggenggam senjatanya lebih erat, bersiap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi. Namun, di dalam hatinya, ada satu perasaan yang lebih besar dari amarah atau rasa takut—perasaan bahwa ia harus melindungi Elle dengan segala cara, bahkan jika itu berarti mengorbankan dirinya.
“Jangan pikirkan aku,” Elle berkata dengan suara rendah, namun penuh keyakinan. “Nikmati pertarunganmu dengan Aaron, Nichole. Aku akan mendukungmu.”
Nichole menatapnya sejenak, matanya penuh rasa terima kasih. Dalam momen yang penuh bahaya ini, kata-kata Elle memberi kekuatan baru. Ia tahu, jika ia ingin bertahan, ia tidak bisa melakukannya sendirian.
Dengan gerakan cepat, Nichole dan Aaron saling berhadapan, dan dalam sekejap, tembakan kembali meletus di udara. Namun, sebelum mereka bisa saling menyerang lebih jauh, suara ledakan keras terdengar, mengguncang tanah di bawah mereka. Api menyembur dari pintu belakang gudang, menciptakan kebingungannya sendiri.
“Ada sesuatu yang lebih besar dari pertempuran ini,” kata Victor, yang muncul dari kegelapan, tiba-tiba. Tubuhnya yang besar dan penuh karisma memancarkan kehadiran yang kuat, dan matanya yang tajam mengarah pada Aaron. “Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini.”
Aaron berhenti sejenak, terkejut oleh kemunculan Victor. “Apa maksudmu, Victor?” tanyanya dengan ketegangan.
Victor berjalan maju, tidak menghiraukan ancaman yang datang dari arah manapun. “Aku tahu semua yang kalian rencanakan. Aku tahu permainan kalian,” jawabnya dengan tenang. “Dan aku tahu, ini bukan hanya tentang kekuasaan atau balas dendam. Ada sesuatu yang lebih besar di sini.”
Nichole dan Elle saling bertukar pandang. Tidak ada waktu untuk merenung, tetapi kata-kata Victor mulai membuat mereka curiga. Mereka tahu bahwa apapun yang terjadi, perang ini tidak hanya melibatkan mereka.
Victor melangkah lebih dekat lagi ke Aaron, yang masih tampak ragu. “Selama ini, kau hanya mengikuti perintah tanpa bertanya mengapa,” Victor melanjutkan. “Kau tahu apa yang sedang kau hadapi, Aaron? Kau hanya sekadar pion dalam permainan yang lebih besar.”
“Apa maksudmu?” Aaron bertanya, nada suaranya mulai terdengar khawatir.
Victor tersenyum tipis, namun tatapannya penuh kebencian. “Kau pikir hanya dengan mengalahkan Nichole kau bisa mendapatkan semuanya. Tapi kau salah. Ada kekuatan yang lebih besar di luar sana yang sudah lama mengawasi kalian.”
Dalam sekejap, pemahaman tentang apa yang sedang terjadi mulai meresap ke dalam diri Nichole. Selama ini, ia hanya melihat pertempuran ini sebagai upaya untuk merebut kekuasaan, untuk mengalahkan musuh dan membuktikan siapa yang paling kuat. Namun, kata-kata Victor membuatnya sadar bahwa ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang lebih gelap, yang menjadi inti dari konflik ini.
“Aaron, kau tidak tahu apa yang sedang kau lakukan,” Nichole akhirnya berkata dengan tegas. “Kau tidak tahu siapa yang sebenarnya berada di balik semua ini. Kita semua hanya bagian dari permainan besar yang dimainkan oleh mereka yang tidak peduli dengan kita.”
Aaron menatapnya dengan tatapan penuh kebingungan dan kemarahan. “Kalian tidak mengerti,” katanya, suaranya berubah kasar. “Aku tidak peduli dengan siapa yang bermain di belakang semua ini. Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku yang paling kuat.”
Victor menggelengkan kepala, kecewa. “Itulah yang salah denganmu, Aaron. Kau terlalu fokus pada kekuasaan yang kecil, sementara yang lebih besar sedang menunggu di luar sana.”
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di belakang mereka. Seorang pria berpakaian hitam muncul dari kegelapan, membawa berita yang lebih mengejutkan.
“Victor… Nichole… Elle…” pria itu memanggil dengan suara serak, napasnya terengah-engah. “Kalian harus pergi sekarang. Mereka sudah datang. Waktunya hampir habis.”
Victor menatap pria itu dengan tajam. “Siapa yang datang? Apa yang terjadi?”
Pria itu hanya menggelengkan kepala, ketakutan yang jelas terlihat di wajahnya. “Kekuatan yang lebih besar… mereka sudah tahu kita ada di sini. Jika kita tidak segera pergi, kita akan terjebak.”
Aaron yang masih tidak mengerti situasi ini merasakan gelombang ketegangan yang semakin meningkat. “Siapa mereka? Apa yang kau maksud?”
Victor menatapnya dengan penuh kebencian. “Kau masih bertanya, Aaron? Kau bahkan tidak tahu siapa yang menggerakkan semua ini. Mereka yang berada di balik semua permainan kekuasaan ini. Dan sekarang mereka datang untuk menyelesaikan apa yang dimulai.”
Nichole menggenggam tangan Elle dengan erat. “Kita harus pergi, Elle. Saat ini, kita tidak hanya berhadapan dengan musuh biasa.”
Namun, saat mereka bersiap untuk berlari, pintu utama gudang terbuka dengan suara keras, menampakkan sosok yang lebih menakutkan dari siapa pun yang telah mereka hadapi. Seorang pria tinggi dengan penampilan yang mengerikan berdiri di ambang pintu, matanya seperti dua bola api yang menyala, siap untuk menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya.
Victor menatap pria itu dengan tatapan penuh kesal. “Kau… kau tidak seharusnya ada di sini.”
Pria itu tersenyum sinis. “Ini sudah terlalu lama, Victor. Semua ini harus berakhir malam ini.”
Dengan gerakan cepat, pria itu melangkah maju, dan sebelum ada yang sempat bergerak, sebuah ledakan besar mengguncang gudang itu. Api dan asap menyembur ke segala arah, membuat semua orang terlempar dari posisi mereka.
Ketegangan mencapai puncaknya saat tubuh Nichole terlempar ke belakang, namun Elle berusaha keras untuk tetap berada di sampingnya. “Nichole! Nichole!” teriaknya, namun suara ledakan mengaburkan semuanya.
Saat debu dan asap mulai reda, Nichole membuka matanya, merasa pusing dan terhuyung. Namun, ketika ia melihat Elle yang berjongkok di sampingnya, wajahnya penuh rasa khawatir, rasa syukur memenuhi hatinya.
“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan,” Nichole berkata pelan, meskipun tubuhnya terasa lemah. “Kita akan keluar dari sini bersama-sama.”
Namun, di luar gudang yang terbakar, sebuah bahaya yang lebih besar mengancam mereka semua. Sebuah babak baru dalam perjuangan ini baru saja dimulai.
...To be Continued...
Aku membaca sampai Bab ini...alurnya bagus cuma cara menulisnya seperti puisi jdi seperti dibuat seolah olah mencekam tpi terlalu..klo bahasa gaulnya ALAY Thor...maaf ya 🙏...Kisah yg melatar belakangi LN dn itu soal cium" ketua mafia hrsnya lebih greget ngak malu"... klo di Indonesia mungkin sex tdk begitu ganas krn kita mengedepankan budaya timur..ini LN sex hrnya lbih wau....dlm hal cium mencium..ini mlah malu" meong 🤣🤣🤣🤣🤣