Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesta ulang tahun marta
satu Minggu telah berlalu hari ini adalah hari ulang tahun Marta seorang fotografer ternama di negeri ini, surat undangan telah tersebar ke seluruh tamu undangan papan atas yang terhormat.
Hiasan-hiasan dan bunga-bunga bertema kan merah maroon telah memenuhi sebuah ballroom di ibu kota, makanan telah tersaji di semua meja, semu makanan Nusantara dan dari beberapa negara juga ada.
Ayana sudah di beritahu oleh Marta agar dia datang di acaranya, sedangkan Ilham dan sedang bersiap di sebuah ruangan menggunakan stelan jas mewah berwarna maroon lengkap dengan dasinya.
Sedangkan Marta duduk cantik menatap cermin besar, dan beberapa penata rambut dan wajah sedang mempersiapkannya, Marta menggunakan gaun mewah berwarna maroon layaknya seorang pengantin.
Karna hari ini adalah hari paling berharga baginya, Dunia akan mengenalnya lebih hebat lagi, yaitu sebagai istri Presdir CEO terkenal sampai ke negara tetangga.
Dia harus tampil secantik mungkin karna malam ini seluruh stasiun televisi akan meliputnya.
***
apartemen
"Aku harus pakai baju apa ya di acaranya mbak Marta, pestanya sangat megah bahkan yang datang hanya orang-orang kelas kakap"
Ayana membuka lemarinya menatap beberapa dress simpel yang hanya dia punya, sebenarnya dia punya dua gaun mewah hadiah dari ayahnya dulu tapi itu semua di rumah ibunya, memakan waktu lagi untuk mengambilnya.
Akhirnya Ayana turun ke sebuah butik yang terdapat lantai bawah, dia mencari gaun yang cocok untuk badannya, salah satu staf membawakan gaun berwarna silver dengan model yang simpel tapi terlihat elegan, menunjukannya pada Ayana, dan Ayana pun cocok dengan pilihan staf wanita itu.
Setelah membelinya, kini Ayana kembali lagi untuk merias wajahnya.
"huuh, sudah lama sekali aku tidak merias wajahku, rasanya terlihat seperti bukan aku?"
Ayana berdiri di depan cermin melihat dirinya sendiri, lumayan juga hasil polesannya.
"Tidak malu kan seperti ini pasti yang lain juga terlihat sangat meriah"
Dia menatap ponselnya nabung belum juga ada notif dari Ilham yang mengisyaratkan agar dirinya berangkat, atau supir yang menjemputnya.
Akhirnya dia menelepon Bu Asih agar sharelok gedung acaranya, Bu asih sempat marah karna tunggu saja supir menjemput, namun semua orang sibuk jadi dia berinisiatif untuk datang menggunakan taksi online.
Bu asih pun sama sibuknya dengan yang lain dia harus mengatur semuanya sesuai keinginan dari tuan dan nyonya nya.
di perjalanan Ayana menuju sebuah gedung ballroom di tengah pusat kota, jarak dengan apartemennya lumayan jauh apalagi dengan kondisi jalan yang cukup ramai di waktu pulang kerja.
***
Gedung ballroom
Ilham sangat bingung untuk mengumumkan kepada dunia bahwa Marta adalah istrinya.
Terlihat dia gelisan membolak-balikkan ponselnya, satu sisi dua sudah berjanji kepada Marta, namun sisi lain ada cinta yang baru yang harus dia jaga yang kini murni sedang mengandung anaknya.
Tapi lamunannya kini pecah ketika suara ponselnya berdering, tertera dengan jelas nama seorang pemanggil yaitu -my bro Andre- ya yang menelpon adalah Andre sahabatnya.
"hallo, iya Broo ada apa, Lo datang jam berapa?" tanya Ilham kepada suara yang jauh disana.
[maaf ya gue ga bisa hadir di acara yang spesial buat kalian berdua.] Andre.
"loh, kenapa?"
[Gapapa, ada sedikit masalah di kantor, yang harus gue pantau, pokonya Lo gak usah mikirin ya. ] Andre.
"kenapa, katakanlah"
[ ada penggelapan uang sebesar dua puluh miliar, dan itu atas nama rekening istrimu, apa pesta ulang tahunnya memakai uang kantor?]
"apaaaa?" Ilham terkejut, "tidak, semua biaya pesta aku yang tanggung memakai uang di rekeningku, coba kau cek semuanya sampai ke akar-akarnya."
[siap, pokonya jangan sampai Marta mencurigai kalau aku sedang melacaknya, kau juga tenang dulu oke?]
"oke baiklah, kau urus dengan baik," Ilham mematikan teleponnya.
"Sial Marta, kalau dia sampai mengkhianati ku awas aja, aku tidak bisa berfikir sekarang, akhhh gimana ini, Marta," Ilham berteriak membanting ponselnya ke sofa.
"oke, sekarang belum terbukti siapa si penggelap uang itu, yang pasti hari ini aku tidak akan mengumumkan kepada dunia bahwa Marta adalah istriku, akan ku buat Marta menunggu sampai bayi itu lahir dan sampai terbongkar siapa dalang di balik penggelapan uang kantor."
di ruangan sebelah Marta sudah siap sedikit lagi dia menelpon orang tuannya, karna sedari tadi belum sampai juga di ballroom tempat acaranya di selenggarakan.
"Hallo maa, mama sudah di mana, acaranya akan di mulai."
[Maaf nak, mama tidak bisa datang di acara mu yang spesial ini, papa tiba-tiba sakit.] suara ibunda Marta yang jauh di sana.
"papa sakit apa maa," tanya Marta hawatir.
[papamu demam, ini mama sedang perjalanan ke dokter, kamu jangan hawatir mama akan menontonnya di televisi]
padahal papanya Marta sedang tidak baik-baik saja tiba-tiba tadi sore kena sorangan stroke sekarang sedang di rawat di rumah sakit, hanya saja mamanya tidak mau membuatnya syok di hari bahagianya, nanti setelah selesai semuanya baru lah akan di beritahu kondisi ayahnya.
"oke ma, sampaikan salamku untuk papa, see you mama sayang,"
[see you sayang, berbahagia lah.] Telpon terputus.
tak selang lama ada panggilan masuk di ponselnya, yaitu dari mertuanya tidak lain ibunya Ilham.
[hallo nak!!] suara ibunya Ilham dari kejauhan.
"hallo Bu!!, ibu sudah sampai mana, ibu datang kan."
[Jelas datang dong untuk menantu kesayangan ibu, sebentar lagi sampai tunggu ibu ya!!]
"Ibu dengan siapa kesini?"
[ibu bersama adik iparmu, Niko]
"Oke ibu, aku tunggu ya!!"
Telpon terputus.
Di depan pintu masuk aula sudah sigap beberapa penjaga berbadan kekar layaknya seorang bodyguard, tidak satupun tamu undangan boleh masuk kecuali membawa surat undang.
Ayana telah sampai di depan aula, sedangkan dia tidak di berikan undangan oleh Marta, karna dia sudah di anggap lalu apa gunanya sebuah surat undangan.
"maaf nona tunjukkan kartu undangannya"
"saya tidak punya kartunya"
"Maaf, nona silahkan pergi,tidak ada yang boleh masuk kecuali dengan kartu undangan,"
Ayana baru akan menunjukkan ponselnya, untuk membuktikan kedekatannya dengan keluarga Abuzar, namun salah satu penjaga menyeretnya dengan kasar hingga ke tempat parkir.
Ayana terjatuh tapi seorang pria sigap menangkap Ayana dalam pelukannya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya seorang pria.
lalu pria itu mengalihkan Ayana kepada seorang wanita tua namun terlihat sangat modis, dan wanita paruh baya itu memeluk Ayana dengan sangat kasih.
"Maaf, aku gapapa kok."
"Apa seperti ini cara mu memperlakukan wanita?" seorang pria berteriak.
"maaf tuan jangan ikut campur, Gadis ini, tidak membawa undangan tapi ingin memasuki pesta" jawab salah satu penjaga, "apa tuan juga tidak membawa undangan sama seperti nona ini." mengejek.
bruuuukkkk... satu pukulan mendarat tepat di ujung bibir si penjaga.
"apa kau tidak bisa mengenali tuanmu, saya adalah Niko Abuzar, adik dari Ilham Abuzar, dan ini ibu saya," menunjuk kepada wanita paruh baya tadi yang kini sedang memeluk Ayana.
Ya, pria itu adalah Niko adik kandung Ilham dan yang bersamanya itu adalah nyonya besar ibu dari Ilham Abuzar
"Maaf tuan dan nyonya besar, saya salah mengenali anda, silahkan masuk ke ruang tunggu VIP yang telah di sediakan untuk tamu terhormat, tapi tidak dengan gadis ini, dia tidak membawa undangan lalu tidak ada yang mengenalinya di sini, dia hanya pura-pura.
Kalau kau tau aku sedang mengandung gen Abuzar, kau tidak akan memperlakukan ku seperti ini, dasar penjaga sialan, gumam Ayana dalam hati.
"kalau dia bukan tamu di pesta, biarkan dia masuk bersamaku menjadi tamu spesial ku." Niko menatap Ayana penuh senyuman.
Penjaga itu mengantarkan ketiganya sampai memasuki aula gedung ballroom.
...****************...
words of wisdom!...
tidak ada satupun makhluk yang baik-baik saja dimuka bumi ini, mereka hanya sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing...