NovelToon NovelToon
Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom / Janda
Popularitas:17.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Dicampakkan saat sedang mengandung, itu yang Zafira rasakan. Hatinya sakit, hancur, dan kecewa. Hanya karena ia diketahui kembali hamil anak perempuan, suaminya mencampakkannya. Keluarga suaminya pun mengusirnya beserta anak-anaknya.

Seperti belum puas menyakiti, suaminya menalakknya tepat setelah ia baru saja melahirkan tanpa sedikitpun keinginan untuk melihat keadaan bayi mungil itu. Belum hilang rasa sakit setelah melahirkan, tapi suami dan mertuanya justru menorehkan luka yang mungkin takkan pernah sembuh meski waktu terus bergulir.

"Baiklah aku bersedia bercerai. Tapi dengan syarat ... "

"Cih, dasar perempuan miskin. Kau ingin berapa, sebutkan saja!"

"Aku tidak menginginkan harta kalian satu sen pun. Aku hanya minta satu hal, kelak kalian tidak boleh mengusik anak-anakku karena anakku hanya milikku. Setelah kami resmi bercerai sejak itulah kalian kehilangan hak atas anak-anakku, bagaimana? Kalian setuju?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati penasaran

Alvian, Zafira, Bu Mayang, dan Refina baru saja selesai makan siang. Namun Regina belum juga bangun dari tidurnya. Bu Mayang tampak bersiap untuk pulang ke rumah. Zafira merasa kasihan dengan ibu dan putrinya jadi memintanya pulang lebih dahulu. Bu Mayang sebenarnya enggan meninggalkan Zafira berjaga sendirian, tapi ia juga harus memikirkan Refina. Rumah sakit bukanlah tempat yang bagus untuk anak sekecil Regina. Akhirnya, Bu Mayang pun setuju membawa Refina pulang.

"Ya sudah, nanti sore ibu datang lagi antarkan pakaian ganti untukmu," ujar Bu Mayang sambil mengusap pundak putrinya.

"Biar saya yang antar Bu," tawar Alvian pada Bu Mayang.

"Ah, tidak usah, nak. Ibu bisa naik taksi dari sini." Tolak Bu Mayang halus. Ia tak sampai hati merepotkan pemuda tampan itu. Ya, Bu Mayang mengakui kalau atasan putrinya itu sangat tampan. Dia juga masih sangat muda. Bahkan lebih muda dari Zafira. Bu Mayang telah mengetahui apa saja yang sudah dilakukan atasan putrinya itu hari ini. Dia bukan hanya mengantarkan Zafira ke rumah sakit, tapi ia juga mengurus segala administrasi dan membelikan mereka makan siang. Bu Mayang tak sampai hati kalau harus merepotkannya lagi.

"Tidak apa, Bu. Saya sekalian ada urusan di luar. Jadi sekalian saja." Ujarnya. Ya, memang Alvian sekalian ingin pergi ke suatu tempat untuk mengobati rasa penasarannya akan sesuatu.

Bu Mayang tampak menimbang, tapi Alvian justru langsung menggendong Refina.

"Refi mau kan ikut om? Om antar ke rumah naik mobil Om, mau kan!" bujuknya pada Refina yang sedang memandangnya lekat. Seolah sedang menyelidiki laki-laki yang menggendongnya itu orang baik atau tidak. Tak sampai 10 detik, Refina tersenyum membuat Zafira terbelalak. Bukan tanpa alasan, Refina merupakan gadisnya yang dingin. Ia tak mudah berdekatan dengan orang baru apalagi yang baru saja dikenalnya.

"Lefi mau, Om. Yuk nek, kita naik mobil Om ... Om siapa tadi namanya?" tanya Regina pada Alvian membuat Alvian terkekeh.

"Alvian. Refi bisa panggil Om dengan Om Al aja," ujarnya sambil mencubit cuping hidung Refina gemas.

"Oh iya ya, Lefi lupa, Om. Yuk nek, kita naik mobil Om Al aja." Ujarnya pada sang nenek. Bu Mayang tersenyum simpul. Mana bisa ia menolak kalau sang tuan putri sudah bertitah.

"Nanti Om nya capek lho kan tadi Om Al yang anterin mama ke rumah sakit," celetuk Bu Mayang pada sang cucu, ingin melihat reaksinya.

"Om, Om Al capek nggak? Kalau capek, Lefi pulang naik mobil olang aja kayak tadi," ujarnya menyebutkan taksi sebagai mobil orang membuat Zafira akhirnya dapat tersenyum setelah sejak tadi hanya menangis dan termenung.

"Om nggak capek kok. Refi tenang aja. Yuk, ajak neneknya naik mobil Om aja," bujuk Alvian lagi.

"Kata Om Al, Om Al nya nggak capek kok nek. Ayo nek, kita pulang," seru Refina dengan mata sedikit sembab. Dia tadi juga sebenarnya ikut menangis saat Regina tak kunjung bangun dan melihat kepala Regina yang terluka dan dibalut perban. Pun tangannya yang dibalut gips yang menggantung. Tapi setelah berusaha ditenangkan Zafira, akhirnya ia tidak menangis lagi.

"Ya udah. Ibu pulang dulu ya, nak. Kalau ada apa-apa, hubungi ibu," ujar Bu Mayang sebelum beranjak dari sana.

"Iya Bu, doakan Regina lekas sadarkan diri dan sehat seperti sedia kala ya, Bu," ujar Zafira sambil mencium punggung tangan Zafira takzim.

"Selalu, ibu selalu mendoakan kalian. Kau tenanglah, ibu yakin, Regina akan segera sadar dan pulih seperti sedia kala,"ucap Bu Mayang berupaya menenangkan kegusaran Zafira.

"Ra, aku pergi dulu ya! Mungkin malam aku baru bisa ke mari lagi soalnya siang ini aku harus pergi ke suatu tempat. Kalau ada apa-apa, jangan lupa kabarin, oke?" ucap Alvian yang sudah berdiri di dekat Zafira.

"Ah, tidak perlu, pak. Tidak usah repot-repot. Saya bisa menjaga Regina sendiri di sini. Anda kan sibuk, Nada juga harus istirahat, jadi tidak perlu repot-repot," sergah Zafira tak mau lebih merepotkan Alvian.

Alvian tidak mengiyakan ataupun membantah. Percuma juga bila dibantah pikirnya, pasti Zafira akan kembali menolak.

Setelah berpamitan, Alvian pun bergegas mengantar Bu Mayang dan Refina pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, Refina tampak banyak berceloteh menceritakan segala hal pada Alvian. Alvian pun tampak menanggapinya dengan antusias membuat Refina makin bersemangat hingga tanpa mereka sadari mobil yang Alvian telah tiba telat di depan rumah yang Bu Mayang telah sebutkan sebelumnya.

"Om pergi dulu. Refi jaga nenek di rumah. Mama kan mesti jaga kak Regi," tutur Alvian yang sudah berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Refina.

"Siap Om. Om kapan-kapan Lefi boleh naik mobil Om lagi nggak?"

"Boleh kok. Nanti kita jalan-jalan sama kak Regi, mama, dan nenek, gimana? Mau?"

"Mau Om, mau," seru Refina girang.

Setelah berpamitan dengan Bu Mayang dan Refina, Alvian pun segera melajukan mobilnya menuju bandara. Ia akan pergi ke Bali menemui seseorang untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Hingga 2 jam kemudian, akhirnya Alvian telah tiba di sebuah kota yang masih ada di Indonesia, lebih tepatnya pulau Bali. 30 menit kemudian, akhirnya Alvian telah berdiri di depan sebuah rumah yang cukup besar dan asri. Ia pun segera memencet bel rumah tersebut hingga beberapa kali membuat orang yang ada di dalamnya menggerutu kesal.

"Siapa sih? Mencet bel nggak cukup sekali. Nggak tahu apa orang lagi mules," gerutunya sambil berjalan dengan cepat menuju pintu. "Siapa sih?"

Mata perempuan itu seketika melotot saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Alvian? Ngapain loe ada di sini?" beo perempuan cantik yang tak lain adalah Nova itu. Matanya menatap dengan sorot penuh tanda tanya.

"Aku mau menanyakan sesuatu. Aku harap kau mau menceritakan segalanya dengan jujur dan tanpa ada yang ditutupi," tukasnya dengan sorot mata menuntut membuat dahi Nova berkerut-kerut.

"Nanya apa sih? Jadi kamu datang ke mari emang sengaja ke mari untuk bertanya atau emang kamu ada kerjaan di sini?" tanya Nova penasaran.

"Aku baru landing setengah jam yang lu terus langsung ke sini." Jawabnya santai.

"Hah? Kamu serius? Ayo, masuk dulu!" ajaknya masuk ke dalam.

"Aku serius. Buat apa juga bohong. Aku akan langsung pulang sore nanti, jadi tak mau berbasa-basi lagi. Tolong ceritakan segala hal tentang Zafira! Siapa dirinya dan segala hal tentangnya tanpa ada ditutupi sedikitpun. Termasuk ... siapa dan dimana suaminya?"

Mendengar kata-kata penuh keseriusan itu membuat Nova membelalakkan matanya.

"Kamu terbang dari Jakarta sampai ke Bali, cuma mau tanyakan hal ini?" tanya Nova penasaran. Ia benar-benar terkejut Alvian bisa bertindak sampai senekat ini hanya untuk mengetahui segala hal tentang Zafira. Padahal bisa saja kan Alvian meneleponnya saja, tapi Alvian menjelaskan ia tak puas bila hanya bertanya melalui sambungan telepon.

"Hmmm ... jadi tolong, segera jelaskan. Aku tidak bisa berlama-lama, aku harus segera kembali menemani Zafira menjaga Regina di rumah sakit?"

"Apa? Regina dirawat di rumah sakit? Regina kenapa?"

"Jawab dulu pertanyaanku, nanti giliranku menjelaskan apa yang terjadi dengan Regina," tukasnya tegas membuat Nova mau tak mau segera menjelaskan segalanya tanpa ada yang ditutupi.

Setelahnya, barulah Alvian menjelaskan apa yang terjadi pada Regina.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Hermina Mambaya
alvian sangat baik
Sri
lha itu haknya Ayu kan
mamvosss
Sri
mamvoss 😆
Endah Fitri
Luar biasa
Vera Wanty
kesian juga sih sebenernya tapi yah salah juga
Sri
mampus
anak minta perhatian kan juga dicuekin kan...
sukurin
Sri
ishh bapak setan
gak nafkahin & ngusir anaknya macam sampah, sekarang baru mau ambil
enak aja, malah zafira yg banting tulang jadi kepala keluarga
laki gak punya malu
Sri
bisa ae jawabnya kang cilok
Sri
emang sekretaris gak ada akhlak 😂🤣
Sri
ya iya lha kerja , lu aja bapak gak ada tanggung jawab nafkahin darah daging lu sendiri
bapak iblis emang
Vera Wanty
gua rasa refano dijebak sazkia. Karena mabuk ada ga pulang
Sri
bosmu macam ibu2 hamil fira , mood berubah mulu 😂😆
Endah Fitri
kasian
adisty aulia
Luar biasa
Hera Edrina
cerita ini bagus..tapi alangkah lebih elok Alvian tak menjadikan zafira sebagai istrinya..

karena pada dasarnya alasan dia kejam kita udah tau. ..mungkin akan lebih baik kehadiran Alvian sebagai malaikat pelindung untuk kakak iparnya..dan pada waktunya kebahagiaan itu dia kembalikan pada kakaknya..

sampe disini bacanya ya author..karena sudah bisa menebak gimana endingnya cerita ini...

hanya di luar Nurul aja sih..

thanks atas ceritanya
Tigih Rivanti
Luar biasa
Lili Ismail
Aduh ceritamu keren...

.thor ngga bosan yg baca
illa ayu faza
🥰🥰🥰🥰
Hera Edrina
katanya...udah dipindahkan karena mamanya Ng bakalan mampu bayar...binggung ah
Hera Edrina
mereka takkan punya anak...
itulah karmanya 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!