Mantan Agen Rahasia Vs Mantan Mafia

Jambi, 19 November 2024

Hades memasuki kamarnya untuk berganti pakaian. Begitu keluar dari walk in closet ia mendapati Olin yang sudah bangun dan duduk diatas tempat tidurnya dengan tatapan tajam.

"Apa yang kau lakukan pada tubuhku, Hades??" tanya Olin geram dan suara yang tertahan.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya gemes dan memberikan beberapa tanda kecil di sana! Tapi kau tenang saja, Baby, aku masih belum membuka penutup melon jumbo milikmu tanpa seizin dirimu," jawab Hades santai.

"Kya!!! Hades sialan!!" pekik Olin dengan geram sambil menutup bagian atas tubuhnya dengan selimut.

Hades tergelak kencang sambil berjalan keluar kamarnya karena berhasil menggoda Olin yang membuat wanita itu bersemu malu.

"Astaga, sialan tuh Bule jablay! Tapi beneran gak yah tuh Bule gak ngapa-ngapain kedua melon gue, bisa saja tuh Bule bohong dan sudah menikmati melon gue saat gue tidur," gumamnya dengan gusar bercampur malu.

"Haish, tau ah! Meskipun nada bicaranya terlihat tidak meyakinkan, tetapi dari sorot matanya tuh Duda gak bohong," lanjutnya lagi sambil memakai pakaian atasnya yang ternyata ditaruh pada sandaran sofa dikamar itu.

Olin pun mencuci mukanya di kamar mandi karena tidak ingin terlihat kucel khas bangun tidur.

Ia keluar dari kamar Hades dan mencari keberadaan pria itu yang ternyata sedang berkutat di dapur dengan memakai celemek.

"Hhhffffttt," Olin membekap mulutnya menahan tawa melihat tubuh besar Hades yang terlihat lucu ketika memakai celemek.

Hades yang menyadari keberadaan Olin karena instingnya langsung berbalik dan mengerutkan keningnya melihat wajah tertahan Olin.

"Tidak usah ditahan, tertawa saja biar gak sakit perut!" ucap Hades ketus pura-pura tersinggung.

"Buahahaha!!!" tawa Olin pecah yang mana membuat Hades lagi-lagi terpaku dan terpesona melihat Olin yang semakin cantik ketika tertawa lepas seperti saat ini.

Ia membiarkan Olin tertawa sepuasnya dan berbalik untuk melanjutkan apa yang ia kerjakan tadi. Olin duduk di kursi kabinet sambil memegang perutnya yang terguncang akibat tertawa keras sambil bertopang dagu diatas meja bar melihat aksi Hades yang lagi memasak.

Vibes Hades yang tampak cool dan keren saat memasak mampu menggelitik setitik rasa di hati Olin.

"Gila, baru masak kayak gitu aja udah cool banget tuh duda Bule! Damage nya gak main-main cuy! Bahkan dia lebih keren dan macho ketika masak dibandingkan aktor Turki yang selalu digilai si Juna!" lirih Olin tanpa sadar jika ia sudah jatuh dalam pesona seorang Hades Kane Maxime.

Bahkan ia tidak sadar memerhatikan Hades hingga selesai dan menaruh makanan tersebut di hadapannya. Hades yang melihat Olin agak melamun menjentikkan jarinya didepan mata Olin hingga membuat wanita itu gelagapan ketahuan memerhatikan pria itu.

"Ck, apaan sih!" gerutu Olin menyembunyikan rasa malunya.

Hades mengulum senyum melihat muka Olin yang memerah dan ia mengurungkan niatnya untuk menggoda Olin karena tidak ingin wanita itu marah dan ilfil padanya.

"Ayo dimakan, selesai makan aku antar pulang!" perintah Hades dengan menyodorkan steak yang sudah ia potong kecil-kecil.

Olin mengangguk patuh dan memakan makanannya yang terlihat menggugah selera.

Suapan pertama membuat mata Olin terbelalak saking kaget dengan rasa lembut dan nikmat daging sapi yang dimasak oleh Hades. Matanya berbinar-binar saat daging tersebut memanjakan lidahnya yang memang pecinta steak.

"Apakah enak? Aku tidak tau seleramu, jadi steak nya aku masak dengan selera ku," tanya Hades dengan sedikit was-was.

"Amazing, ini benar-benar nikmat! Aku sangat menyukainya!" jawab Olin dengan jujur tanpa menyembunyikan ekspresi mukanya yang benar-benar suka.

Hades tersenyum lebar karena bahagia jika mereka berdua mempunyai selera yang sama dalam memakan steak. Bak seperti orang kelaparan yang selama seminggu tidak makan, Olin menghabiskan steak bagiannya dalam sekejap mata. Melihat steak milik Hades baru dimakan sebagian membuat Olin tidak kuasa menahan air liur nya. Hades terkekeh geli dalam hatinya melihat mata Olin penuh damba pada steak miliknya. Ia dengan sengaja iseng menusuk potongan daging itu dengan garpunya dan mengarahkan ke mulut Olin.

Hap

Olin dengan cepat menyambar daging yang ditusuk garpu itu kedalam mulutnya tanpa sadar jika garpu tersebut garpu yang sama digunakan Hades untuk makan.

Hades melongo untuk sesaat lalu pura-pura tidak tahu dan kembali menyuapi potongan steak yang masih ada ke mulut Olin hingga habis tidak tersisa.

"Ah, kenyang juga," ucap Olin setelah bersendawa kecil saat daging steak di piring Hades habis tidak tersisa.

"Gimana gak kenyang, dua piring habis tidak tersisa," sindir Harus pura-pura merajuk.

"Eh, benarkah?" tanya Olin tersadar juga dengan tingkahnya yang memakan habis bagian Hades.

"Maaf," lanjutnya lagi dengan tatapan menyesal.

Ekspresi Olin yang menyesal seperti anak kucing yang minta dipungut membuat Hades menahan diri untuk tidak menerkam wanita itu saking gemesnya.

"No, Baby! Aku hanya pura-pura, aku senang kau tidak sungkan makan banyak di hadapanku! Aku akan memasakkan steak yang enak kapanpun kau mau!" ucap Hades dengan meraih tangan Olin dan mengecup punggung tangan tersebut dengan tatapan penuh cinta.

"Seriously? Aku pegang janjimu!" pekik Olin ringan dengan wajah ceria.

Hades mengangguk pelan membenarkan ucapan Olin.

Karena hari sudah mendekati malam, Hades dan Olin pun keluar dari penthouse itu dengan mengendarai mobil Hades menuju toko cake Olin.

🌺🌺🌺

Keesokan harinya, Harry yang sudah mengatakan pada Hades tentang kegalauan Hiro dengan orang yang membuntuti nya mengajak semua teman-temannya untuk menemui sang Daddy setelah pulang sekolah.

"Jadi, kita ketemu bokap lo dimana?" tanya Lucas dengan sangat penasaran pada Harry.

"Di Mansion aja! Daddy sengaja pulang cepat untuk bertemu kalian semua terutama kamu, Hiro! Ada yang ingin Daddy sampaikan sama kamu nanti secara pribadi," jawab Harry yang mana membuat Hiro tiba-tiba saja merasa gugup.

"Ketemu gue? Soal apa?" tanya Hiro dengan menunjuk dirinya.

"Aku tidak tau, karena semalam Daddy tidak mengatakannya padaku!" jawab Harry jujur.

Galaxy dan Kevin saling berpandangan lalu saling mengangkat bahu karena tidak ambil pusing dengan pembicaraan Hiro dan Harry.

Hiro mengangguk paham dan menghidupkan motornya lalu melaju setelah Harry naik dibelakangnya membelah jalanan ibu kota menuju Mansion Harry.

Beberapa menit kemudian, kelima remaja tersebut sudah sampai di sebuah gerbang besar yang mana membuat jiwa norak Galaxy keluar tanpa diminta.

"Gila, ini Mansion apa istana presiden? Gede dan luas banget! Berapa banyak duit bokap elo waktu bikin rumah segede gini, Harry? Gak nyangka gue, ternyata teman baru gue seorang Sultan," celetuk Galaxy dengan decak kagum.

"Mansion Gal, Mansion! Bukan rumah petak kayak rumah kita-kita!" sergah Lucas membenarkan ucapan nyeleneh Galaxy.

"Hehehehe, maklum lah, Bro! Baru pertama kalinya gue datang ke Mansion megah kayak gini!" kekeh Galaxy membela diri.

Harry terkekeh melihat reaksi teman-temannya. Ia berbicara dengan sebuah kamera yang langsung terhubung dengan ruang kontrol minta dibukakan pintu gerbang.

Jiwa norak Galaxy kembali keluar saat tiba-tiba gerbang tinggi menjulang terbuka dengan sendirinya tanpa ada penjaga yang membukakan pintu besar itu.

"Ayo, jalani motornya! Masih jauh lagi untuk sampai di Mansion yang sebenarnya! Dari luar saja terlihat dekat, jika berjalan kaki lumayan bikin kaki bengkak!" ajak Harry dengan naik kembali ke atas motor Hiro.

Empat kendaraan roda dua itu melewati gerbang besar dan semakin kagum dengan luasnya Mansion Harry.

"King, Tuan muda dan teman-temannya sudah datang!" lapor Darya pada Hades yang sedang berkutat diruang kerjanya.

Bersambung....