Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Cinta Pada Orang yang Sama
Matahari kian meninggi, hilir mudik kendaraan semakin ramai, menandakan semua orang kini sudah memulai kembali aktivitas nya. Namun tidak dengan sepasang pengantin baru yang masih bergelut di bawah selimut tebalnya.
Mereka baru pertama kali merasakan nikmatnya mencapai nirwana kenikmatan tiada tara. Membuat keduanya tidak ingin cepat-cepat mengakhiri malam panjangnya.
Entah berapa kali pasangan pengantin baru itu melakukannya, namun keduanya baru tertidur saat jam menunjukan pukul 3 pagi.
Khavi mulai mengerjapkan matanya, pria yang baru saja menjadi seorang suami itu menyunggingkan senyumnya. Pemandangan yang pertama kali dia lihat saat terbangun dari mimpinya adalah wajah cantik istrinya yang masih terlelap.
Tangannya terulur menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah istri cantik nya.
"Cantik sekali istriku."
Khavi masih tidak menyangka ternyata Shena yang kini menjadi istrinya adalah peri cantik yang selama ini dia cari. Nona-nya yang selalu dia panggil princess jutek itu, berhasil membuatnya jatuh terperosok ke dalam pesonanya.
Jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama, itulah kalimat yang menggambarkan ungkapan perasaan Khavi saat ini. Tanpa pria tampan itu sadari, cinta masa kecilnya adalah cinta masa kini, masa depan dan cinta sejatinya.
Khavi merasa takdir hidup nya sangat indah, pria tampan itu merasa bersyukur akan hal itu. Tidak ada seorang pun yang mampu melawan takdir, jika takdir sudah menggariskan jodoh untuk seseorang, maka kemanapun dan sejauh apapun seseorang itu pergi, pada akhirnya akan dipertemukan kembali di waktu yang tepat.
Seperti hal nya Khavi, pria tampan itu pergi dari rumah untuk menghindari perjodohan. Namun tanpa di duga, Khavi malah terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan. Tidak ada yang menyangka, Khavi akan jatuh cinta pada Nona muda arogan itu.
Kebetulan yang paling indahnya lagi, Nona-nya itu adalah orang yang dijodohkan orang tuanya, dan juga pemilik tahta tertinggi hatinya selama ini, yaitu peri cantik yang selama ini dia cari ternyata Nona-nya yang saat ini dia cintai.
Cup cup cup
Khavi mencim seluruh permukaan wajah istri cantik nya. Dan karena ulahnya itu, istri cantik nya itu terusik dari mimpinya. Mata nya mulai mengerjap saat merasakan benda kenyal menyentuh permukaan wajahnya.
Shena semakin melenguh saat benda kenyal itu perlahan turun ke lehernya, menciptakan mahakarya ungu kebiruan di sana.
Wanita cantik itu melotot sempurna saat suami nakal nya itu menciumi dua pegunungan squishy milik nya. Mengulum pucuk bulat nya itu dengan gemas, tak jarang pula menggigitnya membuat Shena meringis.
"Ahhhh...."
Satu desahan kembali lolos dari bibir mungil istrinya, Khavi semakin mempermainkan bulatan kecil itu dengan mulutnya, sedangkan satu tangannya bergerak mencari sesuatu yang sudah membuat nya candu.
Shena semakin menggelinjang saat jari tangan suaminya mempermainkan aset kebanggaan milik nya. Suami tampan nya itu menusuk dan memaju-mundurkan jarinya di sana, membuatnya tidak bisa lagi menahan desahannya.
"Ze... ahhhh," Shena semakin tidak tahan saat suami tampan nya mempercepat laju jarinya di bawah sana.
Namun saat Shena hampir mencapai puncaknya, Khavi dengan seenaknya menghentikan aktivitas nya itu. Shena mendengus kesal saat tahu suaminya itu dengan sengaja mempermainkan nya.
"Memohon lah, Honey!"
Khavi tersenyum menyebalkan saat melihat istrinya memberengut kesal menatap nya.
"Zean, jangan mempermainkan ku!" Kesal Shena.
Suami Shena itu semakin terbahak saat istri cantik nya itu protes. "Ayolah, Honey... memohon lah!"
Shena menatap tajam suami tampan nya yang terlihat sangat menyebalkan itu, dalam hatinya mengumpat ingin sekali menendang suaminya yang berada di atasnya itu.
Sedetik kemudian Shena menyunggingkan tipis senyumnya, saat satu ide terlintas di benaknya. Perlahan tangannya menyentuh benda tegak milik suaminya yang membuatnya menjerit nikmat itu. Dengan naluri nya, Shena mempermainkan benda keramat yang mulai mengembang itu.
Giliran Khavi yang melenguh, tangan lihai istri cantik nya itu membuatnya mendongakkan wajahnya. Saat benar-benar hendak meledak, Shena menghentikan pergerakan tangannya itu dan tersenyum puas menatap wajah memelas suami tampan nya.
"Oh.... kamu balas dendam rupanya?"
Shena terbahak melihat wajah suaminya yang semakin frustasi. Namun tawanya itu terhenti seketika saat tiba-tiba saja suaminya itu menyerangnya tanpa aba-aba.
"Ahhhh...."
Shena menjerit saat suaminya memasukan benda keramat miliknya ke dalam aset kebanggaannya.
"Ini akibatnya karena kamu berani mempermainkan Maxim!" Bisik Khavi di telinga istri cantiknya.
Shena mengernyit bingung di tengah-tengah rasa nikmat nya. "Siapa Maxim?" Wanita cantik itu terbahak saat suami tampan nya menunjuk pada benda keramat milik suaminya yang sudah tenggelam sempurna di dalam aset kebanggaan milik nya.
"Kenapa namanya Maxim?"
"Karena aku menyukai tokoh Maximilan di salah satu cerita novel," ucap Khavi.
Keduanya terbahak saat menyadari pembicaraan mereka tidak ada faedahnya sama sekali.
...----------------...
Khavya menekuk wajahnya, akhir-akhir ini wanita cantik itu dibuat bingung dengan sikap Shaga yang tiba-tiba saja berubah padanya.
Khavya merasa perubahan Shaga itu terjadi karena perkataan nya waktu itu. Khavya terang-terangan menolak pria tampan itu karena kabar buruk pemberitaan mengenai Shaga.
Namun baru-baru ini terungkap kabar bahwa Shaga tidak seperti yang diberitakan. Salah satu media mengaku bahwa hotline tentang Shaga itu sengaja dibuat untuk menaikkan popularitas media itu sendiri. Dengan kata lain, media itu membuat asumsi sendiri tentang Shaga, supaya nama media itu semakin popular dikalangan para pemburu berita.
"Dia sama sekali tidak mengangkat panggilan ku!"
Khavya menelungkupkan wajahnya pada meja kerjanya. Wanita cantik itu merasa bingung sendiri dengan perasaannya.
Rasa bersalahnya pada Shaga membuat perasaan wanita cantik itu tidak tenang, apalagi Shaga seperti menghindarinya akhir-akhir ini.
"Apa Kakak jatuh cinta pada Kak Shaga?"
Khavya menegakkan tubuhnya saat tiba-tiba saja adiknya memberikan pertanyaan yang tidak masuk akal menurutnya.
"Tidak, kenapa kamu berfikir, begitu?" Khavya menatap tajam adiknya.
"Kalau Kakak tidak ada perasaan apa-apa pada Kak Shaga, Kakak tidak akan frustasi seperti ini. Hanya karena Kak Shaga menghindari Kakak."
Khavya terdiam mencerna ucapan adiknya. Benarkah apa yang adiknya itu ucapkan? Fikirnya. Khavya berulang kali menggelengkan kepalanya, menolak apa yang adiknya fikirkan.
"𝘔𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶? 𝘌𝘩𝘩... 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘶𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢."
Khavya terus berperang dengan fikiran nya sendiri, sampai akhirnya wanita cantik itu beranjak dari duduknya dan pergi untuk memastikan perasaannya sendiri.
"𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘