Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Saya Wanita Terhormat
Rama harap-harap cemas menunggu kabar dari Adit. Jujur dalam hatinya begitu berharap JD Advertising kekurangan orang. Sehingga bisa membawa Sita ke kota ini lagi. Ah… nampaknya Rama sudah benar-benar jatuh ke kubangan cinta yang dalam.
Tring….tring….tring……
Suara ponsel membuyarkan lamunan Ra, sejurus kemudian ia melihat siapa yang menghubunginya. Nama " Bocah Mesum" Tampak di layar ponselnya. Buru-buru dia menekan tombol hijau.
"Hallo bocah… gimana dapet."
"Assalamualaikum mas…"
"Iya iya waalaikumsalam. Cepet… ada nggak."
"Hahahaha sabar lho. Orang sabar jodohnya gampang."
"Heh bocah mesum, awas kau ya kalo ngerjain aku. Bisa nggak sih kalo bisa ya bisa kalo nggak ya udah"
" Mas maunya gimana?"
" Aditya Putra Bratasena, awas kau ya tak laporno bapakmu nanti."
"Ampun mas… iya iya… Dengerin ya. Disini memang ada yang kosong untuk bagian staff legal tapi posisinya untuk kepala staf. Apakah mbak Sita memenuhi syarat tersebut. Aku nggak mau lho mas kalo dapat yang tidak berkualitas. Gini-gini soal kerjaan aku serius."
"Alhamdulillaah…. Yes yes yes… Sangat… Sangat memenuhi. Karena di kota K posisi doa adalah head staff jadi sangat pas."
"Bagus… kalau begitu nanti aku buatkan surat pemindahan tugas nya"
"Siiip. Suwun adiku paling ganteng dewe…"
"Heleeh… gek gini aja muji muji hahhaah"
Rama mengakhiri panggilan teleponnya. Ia sungguh merasa sangat senang dan lega karena jalan mendapatkan hati Sita semakin mudah. Rasanya ada banyak kupu-kupu memenuhi dadanya saat ini.
Heh… ternyata bocah mesum itu beneran bisa diandelin. Bagus, gumam Rama.
🍀🍀🍀
Kantor JD Coal cabang kota K masih saja heboh dengan kemunculan Rama yang terlihat begitu akrab dengan janda satu anak salah satu karyawan di sana. Siapa lagi kalau bukan Sita dan Kai, ya semua orang di JD Coal tau kalau Sita adalah seorang wanita yang sudah bercerai. Bahkan tak sedikit yang mengatakan bahwa Sita adalah perempuan yang tidak benar mengingat usia yang masih muda tapi sudah memiliki anak.
Semua itu terjadi saat dia masih baru pindah ke kota K dan bekerja di kantor cabang tersebut. Tidak sedikit pria yang menggoda Sita karena beranggapan Sita adalah wanita murah*an. Bisik bisik tetangga pun kerap kali ia dengar mengatakan bahwa anaknya adalah anak haram. Sekali dua kali Sita masih sabar dan tidak mau ambil pusing dengan omongan orang, yang ia lakukan adalah fokus bekerja untuk memberikan yang terbaik untuk anak semata wayangnya Kai.
Hingga puncaknya suatu ketika ada seorang pria yang datang ke rumah Sita untuk melakukan pendataan penduduk. Namun siapa sangka pria itu hanya pura-pura dan ternyata ingin menggoda Sita.
"Halah, jangan sok jual mahal kamu. Ayolah jadilah istri keduaku dan kamu akan bisa hidup senang tidak perlu bekerja lagi." Ucap Pria yang memiliki badan tambun, kepala sedikit botak dan beruban ditambah perut agak buncit itu.
"Maaf Tuan, rasanya anda salah paham dengan keadaan saya. Meskipun saya tidak punya suami tapi saya masih bisa menghidupi diri saya dan anak saya. Jadi tuna tidak perlu repot memikirkan hidup saya. Oh ya tuan sudah punya istri kan lebih baik tuan menyenangkan istri anda."
Sita menjawab dengan tegas tapi masih sopan, keadaan menjadikannya kuat.
Tapi pria tersebut tidak menyerah begitu saja, ia malah semakin mendekatkan dirinya kepada Sita. Insting tanda bahaya Sita muncul, ia pun mengambil ancang-ancang untuk berlari. Saat pria itu semakin mendekat Sita sudah menyiapkan diri. Dan benar pria itu mencoba meraih Sita, Sita pun berhasil meloloskan diri. Pria itu kemudian mengejar Sita, karena sudah melakukan persiapan Sita mengambil tongkat bisbol yang sengaja ia beli lalu membalikkan badannya dan memukul pria tersebut.
"Ah….." Pria itu berteriak kesakitan.
"Awas kamu ya dasar perempuan jal*ng. Aku pasti akan membuatmu menyesal." Pria itu keluar dengan marah.
Sita yang masih memegang tongkat bisbol itu pun jatuh terduduk di lantai. Tangan dan badannya gemetar, sungguh sebenarnya ia sangat takut. Sita pun menangis. Bi surti yang sedari tadi bersembunyi karena memang disuruh Sita pun akhirnya keluar, memeluk Sita dan menenangkannya.
"Kenapa neng Sita menyuruh bibi bersembunyi. Kan bibi bisa bantu eneng untuk menghajar bab* sialan itu."
"Nggak pa-pa buk. Sita bisa. Sita takut Kai akan menangis jika ditinggal sendiri."
Laki-laki yang dipukul Sita tadi tidak terima. Ia pun menjual cerita ke warga, menuduh Sita lah yang merayunya. Tentu saja cerita itu laris, sang istri dari pria itu murka dan mengajak warga untuk mengusir Sita.
"Hey Sita… keluar kamu. Pergi dari daerah ini. Kita tidak menerima wanita penggoda disini." Teriakan wanita yang tidak lain istri dari pria itu begitu lantang.
"Ya pergi.. Betul… usir… usir…" Suara yang lain pun mengikuti.
Sita yang masih di dalam pun mengambil nafasnya dalam. Ia membawa sebuah map yang isinya surat-surat penting. Sita pun berjalan keluar dengan percaya diri dan berani. Ia menyuruh bi Surti untuk tetap di dalam walau sebelumnya kukuh ingin ikut keluar.
"Maaf ada apa ini ribut-ribut di depan rumah saya." Sita berucap tegas dan tenang tanpa ada nada takut sedikitpun, tangan kirinya mengepal sempurna untuk menetralkan rasa gugupnya. Bagaimanapun berhadapan dengan warga ia tetap merasa gugup namun kegugupan itu tidak tampak di wajahnya.
" Nah ini, wanita yang menggoda suamiku. Hei kamu perempuan murahan pergi dari sini. Bisa-bisanya menggoda suamiku."
"Ya pergi…usir saja… ya nanti kampung kita jadi jelek." Ucap beberapa warga yang lain.
Si pria yang memfitnah Sita itu pun tersenyum puas dapat membalas penolakan Sita terhadap dirinya.
"Tunggu dulu, kita harus mendengarkan penjelasan bu Sita." Ucap ketua RT menangani, "bagaimana bu ada yang bisa dikatakan?"
"Maaf saya adalah wanita terhormat tidak seperti yang dituduhkan. Saya mempunyai bukti. Ini adalah rekaman cctv saat tuan itu datang ke rumah saya." Sita mengangkat laptopnya dan menunjukkan rekaman cctv. Para warga mulai melemah, mereka sudah mengerti siapa yang salah di sini.
" Dan ini adalah surat cerai dan akta kelahiran anak saya. Sudah jelaskan, saya tidak seperti yang dituduhkan. Anak saya adalah anak sah dari pernikahan saya dan mantan suami saya. Dan untuk pekerjaan anda semua bisa lihat di sini. Ini adalah kontrak kerja saya. Dan ini ijazah saya." Sita menunjukkan semuanya kepada warga setempat. Sungguh mereka sangat malu, Sita adalah wanita yang berpendidikan dan ia wanita karier yang bekerja di perusahaan besar.
Ketua RT pun langsung meminta maaf kepada Sita, diikuti oleh warga. Istri dari pria yang memfitnah Sita juga meminta maaf atas sikapnya yang terburu-buru.
"Heh kamu dasar pria sialan,kamu akan tau akibatnya sudah berbohong kepadaku"
"Buk… ampun buk… ampun."
Wanita itu langsung menyeret suaminya, ia sungguh malu dengan kelakuan suaminya itu.
"Maaf bu Sita atas ketidaknyamanan ini." Ucap pak RT
"Tidak apa-apa pak. Saya harap kedepannya tidak ada lagi hal-hal seperti ini." Jawab Sita.
"Baik Bu Sita saya undur diri dulu."
Sita akhirnya bernafas lega. Semenjak itu tidak ada lagi tetangga yang berbicara buruk tentangnya bahkan di kantor pun tidak. Ketegasan Sita menghadapi warga terdengar hingga ke perusahaan karena memang ada diantara warga tersebut yang bekerja di sana juga.
Orang-orang di kantor pun melihat takjub akan kegigihan Sita walau tak jarang masih ada beberapa yang beranggapan buruk. Namun Sita tidak ambil pusing, dia adalah wanita terhormat bukan lah wanita yang menghasilkan uang dari menjual dirinya. Ia bekerja dengan kecerdasan dan kemampuannya. Tidak boleh ada yang merendahkannya harga dirinya dengan tuduhan tuduhan palsu. Dia juga seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya, maka tidak boleh ada yang menyinggung anaknya sedikitpun.
Melalui keadaan-keadaan tersebut menjadikan Sita wanita yang kuat dan mandiri. Jadi kasak kusuk tentang dirinya dan Rama yang ia dengar beberapa hari ini sungguh adalah hal yang sangat tidak berarti.
TBC
Hay readers, terimakasih banyak untuk dukungan kalian ya.
Othor benar-benar terharu 🥺🥺 banyak yang suka dengan ceritanya mengingat Othor adalah pendatang baru di dunia tulis menulis ini.
Terus dukung othor y dengan like, komen, dan votenya. Kasih hadiah juga sangat boleh sekali hehehe
Terima Kasih
Matursuwun