Seorang remaja benama Freis Greeya hari memikul takdirnya sebagai penerus dari WIND. Untuk menghentikan pertumpahan darah dan pemberontakan yang dilakukan Para Harimau.
Ini adalah kisah cerita perjalanan Freis Greeya dalam memenuhi takdirnya sebagai seorang WIND, Sang Pengendali Angin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MataKatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Avram, Gelsia, dan Ignatius
Bulan ke 4, Tahun 1248
Lebih dari lima belas tahun berlalu sejak ia menjalankan rencananya untuk menaklukkan seluruh wilayah Prosdimos dan menjadikan Ras Harimau menjadi penguasa seluruh Prosdimos. Dan tahun ini adalah tahun terberat baginya, karena ia harus kehilangan sahabat serta pengikut yang paling ia percaya, Harse Greg.
Lord Lott Greg sama sekali tidak menduga upaya untuk menaklukkan Kerajaan Kokkial harus berakhir dengan tewasnya prajurit terbaiknya, yang merupakan jenderal besar dari The Tiger Kingdom. Bukan hanya dirinya yang berduka, para putra dan putri tercintanya pun ikut bersedih atas kepergian guru yang begitu mereka hormati dan sayangi.
Yang tidak masuk dalam perhitungannya adalah kemunculan Sang Iblis WIND di tengah pertempuran. Yang kabarnya hampir membantai setengah dari pasukannya. Dan dari kesaksian para prajuritnya, Iblis itu berlari serta menerjang dengan buas Jenderalnya. Dan kemudian berakhir dengan kematian jenderal tercintanya, Harse Greg.
Kemunculan WIND merupakan kesalahan perhitungan yang fatal baginya.
Itu artinya rencana penyerangan Kuil Anemos yang ia lakukan untuk mencegah kelahiran WIND berakhir dengan kegagalan. Pastilah Kepala Kuil Anemos yang tinggal di puncak Pegunungan Horostontros tidak tinggal sendiri. Dan kemungkinan besar Sang Iblis Wind-lah yang telah membantai seluruh pasukannya yang bertugas saat itu.
Tanpa sadar Lord Lott mengepalkan tangannya keras-keras, mengangkatnya tinggi-tinggi, serta membanting kepalan tangannya itu di atas meja yang ada di hadapannya. Dan seketika itu juga permukaan meja itu patah menjadi dua.
“Brengsek!” umpatnya dengan keras.
Selain itu, saat ini ia sedang menanti kedatangan putri tercintanya, Gelsia Greg. Yang saat ini ia berikan tugas untuk melakukan pengintaian di Desa Tersembunyi milik mendiang Raja Drias Seer. Putrinya saat ini merupakan salah satu dari tiga panglima besar The Tiger Kingdom, dan jika sudah waktunya ia harus memilih di antara ketiga putra serta putrinya untuk menjadi Jenderal Besar menggantikan posisi Harse Greg.
Bukan hanya perempuan tercantik di istananya, putrinya kebanggaannya itu juga merupakan perempuan terkuat di kerajaannya, seorang panglima perang wanita kebanggaan The Tiger Kingdom. Dan juga kebanggaannya. Semua misi yang ia berikan kepadanya selama ini selalu berhasil tanpa cacat, bahkan hasilnya terkadang terlalu sempurna. Gelsia selalu mengutamakan keberhasilan misinya di atas segalanya.
Ya, ia berharap kali ini ia akan mendapatkan kabar yang baik dari putri tercintanya.
***
Dari kejauhan ia dapat mendengar suara meja yang dipukul dengan keras oleh ayahnya. Gelsia terus melangkah menuju aula tempat Sang Ayah menanti kedatangannya. Saat ia melangkahkan kakinya kedalam terlihat olehnya raut kemarahan tergambar dengan jelas di wajah milik ayahnya.
“Ayahanda!” sapanya.
“Anakku, aku telah menanti kedatanganmu,” jawab ayahnya.
“Apa gerangan yang membuat Ayah begitu murka?” tanyanya.
“Ayah baru saja mengingat segala kesialan yang telah menimpa kita,” jawab Sang Ayah, “kesalahan perhitungan ayah. Kematian gurumu Harse Greg. Dan juga kemunculan WIND. Sang Iblis yang menghancurkan hampir sebagian rencana ayah.”
Kemudian ayahnya memalingkan wajah ke arahnya dan bertanya kepadanya,
“Dan bagaimana denganmu? Kabar apa yang kau dapat dari pengintaianmu yang berlangsung lebih dari seminggu?”
“Utusan Kerajaan Kokki’al telah tiba di Desa Tersembunyi milik mendiang Raja Drias Seer. Yang sepertinya meminta kesediaan Thaos untuk ikut dalam rencana mereka untuk menyerang kita. Dan sepertinya Thaos menerima tawaran itu.”
“Begitukah?” jawab ayahnya dengan wajah kecewa, “akhirnya sesuatu yang ayah takutkan terjadi juga. Ini salah satu kesalahan perhitungan ayah di masa lampau. Ayah sama sekali tidak menyangka salah satu pasukan kita, datang dan menyerang kediaman keluarga milik Thaos dan membunuh istrinya. Sudah sewajarnya ia menyimpan dendam kepada kita.”
Ia menghela napas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
“Seharusnya ia, Thaos menjadi bagian dari negeri yang ingin ayah bangun ini. Karena ia adalah pahlawan yang telah memiliki jasa yang besar bagi Ras Harimau kita. Tapi kebenciannya kepada kita sudah terbakar dan membara dengan hebatnya. Bahkan kepala-kepala para prajurit yang membunuh keluarganya sekalipun tidak dapat meredakan kebenciannya kepada kita, kepada negeri yang ayah bangun ini...
“Dan pada akhirnya, ayah tidak memiliki pilihan lain selain menghancurkannya dengan tanggan ayah sendiri.”
Terlihat wajah sedih tersirat dimata Sang Ayah, Gelsia pun berkata, “Semua bukanlah kesalahan, Ayahanda. Karena Ayahanda telah melakukan yang terbaik bagi kami, putra dan putri tercintamu, bagi Ras Harimau kita. Tapi takdir telah menentukan bahwa jalan yang kita pilih harus berlawanan dengan Thaos Greg. Dan Ayahanda tidak memiliki pilihan lain selain menghancurkannya.”
Ayahnya pun bangkit dari tempat duduknya dan berseru kepadanya,
“Persiapkanlah seluruh pasukanmu, Gelsia. Aku akan menunjukmu sebagai pemimpin pasukan untuk menyerang Desa Tersembunyi mendiang Raja Drias Seer. Lucuti senjata pasukan mereka, bunuh para prajurit yang melawan, dan tangkap serta bawa seluruh penduduk disana. Jangan kau bunuh mereka yang telah menyerah kepadamu, karena mereka adalah salah satu kaum kita, Ras Harimau. Bersiaplah dan berangkatlah tiga hari dari sekarang.”
“Baik, Ayahanda. Hamba akan menjalankan perintah Ayahanda dengan sebaik-baiknya.”
Kemudian Gelsia pun melangkah pergi dari aula istana, untuk mempersiapkan para prajurit serta seluruh perlengkapan yang ia perlukan demi menjalankan titah Sang Raja, Lord Lott Greg.
***
Ignatius saat ini sedang sedang menjalankan misi dari ayahnya bersama dengan saudaranya untuk menaklukkan Kerajaan Nos’aetos. Kakak tertuanya dipilih menjadi pemimpin dari pasukan penyerangan ini. Ia menyadari sepenuhnya bahwa hingga saat ini dirinya masih belum dapat dibandingkan dengan kepiawaian sang kakak. Baik dalam hal menyusun taktik perang ataupun dalam bermain Tombak Kamayari. Kakaknya masih jauh berada di atasnya. Karena itulah ia begitu mengagumi dan mengormati kakak laki-lakinya itu.
Sedangkan kakak keduanya, merupakan perempuan tercantik dan terkuat di The Tiger Kingdom. Yang selalu menjalankan misi penyusupan seorang diri. Dan para pasukan milik kakak keduanya itu dijuluki sebagai The Shadow, para pasukan yang bergerak seperti bayangan di kegelapan yang membunuh dengan cepat bagai iblis yang merayap dalam gelap. Pasukan pembunuh yang paling mengerikan di The Tiger Kingdom.
Ia sendiri sedang berjuang untuk dapat mengimbangi keberhasilan dari kedua saudaranya. Agar Sang Ayah dapat bangga kepadanya, seperti kebanggaan ayahnya terhadap kedua saudaranya itu.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” seru kakaknya Avram membuyarkan lamunannya. “Apa kau mendengarkan seluruh perkataanku?”
“Maafkan aku, Kakak. Bisakah engkau mengulang rencanamu kembali?”
“Baiklah, dengarkanlah perkataanku baik-baik!”
Ia pun memperhatikan perkataan kakaknya dengan seksama. Dan setelah sekian lama kakaknya menjelaskan tentang rencana penyerangannya terhadap barisan pertahanan dari para pemanah Kerajaan Nos’aetos. Akhirnya ia angkat bicara.
“Kakak, apa Kau telah mendengar tentang kabar dari saudari kita, Gelsia, yang mendapat perintah dari Ayahanda untuk menyerang Desa Tersembunyi milik mendiang Raja Drias Seer?”
“Ya, saudaraku. Aku telah mendengarnya,” kata Avram. Ia pun melanjutkan, “sepertinya Ayahanda telah memutuskan untuk menyingkirkan pahlawan Ras Harimau, Thaos Greg. Dari apa yang kudengar, sepertinya Thaos hendak menerima tawaran dari Raja Lorrias Eleor untuk bergabung dalam rencana penyerangan kepada kerajaan kita. Oleh sebab itulah, saudari kita Gelsia, mendapat perintah dari Ayahanda untuk menaklukkan desa itu. Tapi ada yang membuatku penasaran?”
“Apa itu kakak?” tanyanya.
“Tentang utusan dari Kerajaan Kokki’al. Kabarnya bahkan ia bukan berasal dari Prosdimos. Apa yang membuatnya terlibat hingga sejauh itu, dalam peperangan Prosdimos ini? Dan kabar berita yang mengatakan bahwa Sang Iblis WIND yang merupakan salah satu dari rombongan utusan itu.”
“Sang Iblis pembunuh guru kita!” katanya terkejut.
“Ya, Sang Iblis yang telah membunuh guru kita.”
Kemudian ia dan kakaknya saling berpandangan sejenak. Dan kakaknya bangkit serta berkata kepadanya.
“Istirahatlah, wahai adikku. Karena esok kita harus menjalankan tugas kita, untuk menembus barisan pasukan pemanah itu. Barisan pemanah dari Kerajaan Nos’aetos.”
“Baik, kakak.”
Ignatius pun berjalan meninggalkan kemah milik kakaknya Avram, dan berjalan menuju tendanya untuk beristirahat.
“Dan angin itu bertiup serta berhembus,
Membawa kemalangan dan kesengsaraan,
Membawa dendam dan air mata,
Mencoba mengubur dan menenggelamkanku ke dalam kebinasaan.”
😂
😂